"Kenapa daddy yang menjemputku? Bukankah harusnya mommy yang jemput?"tanya Peter ketika dia sudah duduk didalam mobil, dengan tangan membawa kantong kertas yang Alex tidak tahu apa isinya. "Karena pesawat mommymu terlambat, dan grandmamu sudah berangkat bersama grandpamu."jawab Alex. "Oooo, daddy mau ini?" tanya Peter. "Apa itu?" tanya Alex penasaran. "Ini cookies enak, dan bukan aku yang membuatnya. Daddy yakin tidak mau mencobanya?" tanya Peter lagi. "Darimana kamu mendapatkannya?" tanya Alex sedikit penasaran. " Ini cookies dikasih Ara." katanya bangga. "Ara siapa? Pacarmu?" goda Alex. "Nanti kalau aku sudah besar aku akan menjadikannya pacarku. Daddy benar tidak ingin mencobanya?" kata Peter sambil memasukkan sepotong cookies yang dipenggangnya tadi kedalam mulutnya. " Mana sini daddy coba. " kata alex ingin mengambil kantong kertas yang berisi cookies itu, tetapi Peter lebih cepat, dia menjauhkannya dan berkata, "Rayu aku dulu, baru aku kasih coba." Tawa Alex semakin keras, dan dia langsung mengacak rambut Peter. "Tidak mau, kenapa juga aku harus merayu anak kecil." "Yakin? Ini enak lho." Peter masih mencoba merayu Alex, "Apakah kita kekantor daddy?" lanjutnya. "Tidak, kamu pulang dan tunggu mommymu, dia sudah mendarat dan aku ada pertemuan penting setelah ini." jawab Alex. Peter mengangguk, "Daddy benar-benar tidak mau merayuku untuk cookies ini?" goda Peter. "Tidak, buat apa aku merayumu atau jangan-jangan kamu ingin belajar merayu Ara mu itu makanya kamu suruh daddy merayumu?" Alex melirik dengan tatapan penuh curiga pada Peter yang langsung disambut tawa. "Aku tidak perlu merayu Ara, dia sudah bilang dia suka padaku jadi aku tidak perlu belajar merayu. Lagian aku meragukan kemampuan merayu daddy." kata Peter membuat Alex semakin gemas padanya.