Kita tidak bisa menggambarkan apapun tentang hidup yang sedang berjalan. Sekalipun kanvas kosong itu terisi dengan deretan cat dan kuas yang menghiasi. Kita hanya sebuah jurang. Kita kelam, tidak ada harapan ataupun sisa untuk diselamatkan. Semesta menerka kita akan bahagia, takdir tertawa bahwa kita akan terseret rasa duka. Apa hanya tawa yang harus kita kejar ? Apa cuma bahagia yang harus kita jadikan tujuan? Sepadan apapun kita tidak akan pernah cukup dengan apa yang kita punya . Dan tragisnya kita hanya seorang manusia yang tidak pernah puas tentang apa yang kita punya. Sekalipun hidupmu hanya berputar pada poros kesedihan tanpa jeda dari semesta. Kita hanya perlu menerima , tanpa perlu berkata tanpa perlu bersuara. Kita hanya kita , dua bahasa yang dipaksa padu dalam satu cerita .