⚠️⚠️⚠️⚠️🔞🔞🔞🔞 Livia duduk di sofa dan mengamati ruangan dengan saksama, pandangannya terhenti pada pintu yang mengarah ke balkon. Pintu itu terbuka sehingga membuatnya merasakan kecurigaan, setelah berpikir beberapa saat ia memutuskan mendekati pintu itu dan bermaksud untuk menutupnya. Tetapi, baru saja ia mengulurkan tangan untuk menutup pintu seorang pria berdiri tepat di depannya. "Penculik!" Livia berteriak sekeras mungkin sambil mememjamkan matanya karena terkejut dan takut. Sayangnya dengan cepat pria didepannya justru dengan sigap membekap mulutnya. Berakhir sudah hidupnya, pikir Livia. Sepertinya hidupnya benar-benar berakhir di tangan penculik, Hana menjebaknya dan sekarang livia hanya bisa menangis mengingat nasib kedua putranya. Namun, samar-samar ia menghirup aroma pria yang pernah ia kenal. "Jangan berteriak." Suara itu berbisik pelan di dekat telinganya dan Livia mengenali pemilik suara itu.