12EmilyYumi

haloo...
          	Aku baru nyadar kalo sebagian ceritaku, tokoh - tokoh fiksinya bersekolah di SMA Dewantara, cuma beda kelas, Grey ama Rosaline di kelas 11 IPA.1, Alzaviero, Kenza dan Kenzie di kelas sebelahnya Kelas 11 IPA.2, Mocca juga di SMA Dewantara cuma aku lupa di kelas berapa
          	
          	
          	jadi aku kumpulin jadi satu aja kali ye,  aku kasih nama "Serial SMA Dewantara"
          	
          	Ih kebayang gak sih tuh SMA full cowok - cowok imut dan ganteng, wkwkwk, genk motornya ada 2 kubu, genk Black wolves - nya si Kenzie ama Genk Doppelganger si Mocca
          	 Gimana coba kalo mereka disatuin?
          	
          	
          	
          	
          	https://www.wattpad.com/list/1781002708?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=share_reading_list&wp_page=reading_list_details&wp_uname=12EmilyYumi

12EmilyYumi

haloo...
          Aku baru nyadar kalo sebagian ceritaku, tokoh - tokoh fiksinya bersekolah di SMA Dewantara, cuma beda kelas, Grey ama Rosaline di kelas 11 IPA.1, Alzaviero, Kenza dan Kenzie di kelas sebelahnya Kelas 11 IPA.2, Mocca juga di SMA Dewantara cuma aku lupa di kelas berapa
          
          
          jadi aku kumpulin jadi satu aja kali ye,  aku kasih nama "Serial SMA Dewantara"
          
          Ih kebayang gak sih tuh SMA full cowok - cowok imut dan ganteng, wkwkwk, genk motornya ada 2 kubu, genk Black wolves - nya si Kenzie ama Genk Doppelganger si Mocca
           Gimana coba kalo mereka disatuin?
          
          
          
          
          https://www.wattpad.com/list/1781002708?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=share_reading_list&wp_page=reading_list_details&wp_uname=12EmilyYumi

12EmilyYumi

Epilog
          
          23 Oktober 2025
          
          
          "Mungkin. Di antara kalian. ada yang pernah merasa diabaikan, ditinggalkan, atau ada yang pernah merasa tak layak dicintai? Mungkin inilah kisah kalian,"  Rosaline membuka halaman pertama, lalu mulai membaca pelan.
          
           “Aku menulis tentang almarhum Grey Fernanda Adinegoro. Bukan untuk menghidupkan dia kembali. Tapi untuk memastikan dunia tau : dia pernah ada. Dia pernah dicintai dan mencintai. Dan dia adalah orang yang pernah nyelamatin gue dari trauma — meski dia sendiri sedang hancur.”
          
          Rosaline berhenti bercerita sejenak. Menatap langit senja di luar jendela ruang literasi yang menghadap halaman gedung perpustakaan daerah. Gadis itu seolah melihat  Grey berdiri di luar sana, mengenakan hoodie Bumble Bee, sedang tersenyum lucu padanya seperti dulu. Tak terasa matanya terasa kabur karena air mata, tapi ditahannnya dengan senyuman.
          
          	 “Aku tau Grey Fernanda Adinegoro udah  pergi selamanya. Tapi dia tidak akan pernah hilang. Dia tinggal dalam kata-kata. Dalam hati orang - orang  yang pernah mencintainya. Dan di dalam diriku  yang akhirnya mampu  memilih untuk  tetap hidup setelah  pernah dicintai begitu dalam olehnya, hingga akhir hayatnya,”
          
          Rosaline menutup bukunya. Tepuk tangan  terdengar riuh. Gadis itu menghela nafas berat, ini bukan masalah  tepuk tangan atau penghargaan apapun, melainkan makna yang tersirat dalam kisahnya. Bahwa cinta tidak selalu harus memiliki akhir yang bahagia. Kadang, cinta cukup dengan  keberanian untuk tetap tegar dan hidup setelah  kehilangan yang begitu besar.
          I just published " Epilog " of my story " Buku Diary Dalam Rumah Kayu ". https://www.wattpad.com/1220956406?utm_source=android&utm_medium=profile&utm_content=share_published&wp_page=create_on_publish&wp_uname=12EmilyYumi

12EmilyYumi

Bab 48
          
          Saat Harry Adinegoro akhirnya memutuskan untuk keluar dari ruang kerjanya, laki - laki itu tertegun melihat begitu banyaknya anak - anak kecil yang memenuhi acara tahlilan.
          
          "Ke - kenapa banyak anak - anak?" Tanyanya pada salah satu pelayan.
          
          "Oh maaf Tuan, itu anak - anak itu dari Panti Asuhan 'Sayang Bunda', yang ada di pemakaman tadi pagi, teman Tuan Grey katanya," jawab pelayan itu.
          
          "Teman anakku?" Harry Adinegoro mengangkat alis.
          
          Dokter Aliana yang juga hadir pada acara Tahlilan itu, mendekati Harry Adinegoro.
          
          "Ya Grey anak anda, sangat menyayangi anak - anak kecil, semua anak Panti menjadi temannya. Dia juga sudah begitu banyak memberi donasi pada Panti Asuhan," kata Dokter Aliana Memberitau.
          
          "Oh, begitukah?" Harry Adinegoro tertegun.
          
          "Seandainya anda tau," Dokter Aliana, menatap laki - laki itu lurus - lurus. "Grey menemukan kebahagiaannya di Panti Asuhan, arti kehangatan dan keakraban keluarga yang tidak pernah dia dapatkan selama ini di rumah, semua dia dapatkan bersama anak - anak Panti," 
          
          	Harry Adinegoro bagai tertampar mendengar kata - kata Dokter Aliana yang terakhir. Tak mengira semiris itu hidup anaknya, sehingga harus mencari kebahagiaan di luar keluarga sendiri. 
          
          	Padahal keluarga adalah 'Rumah',  tempat semua anak kembali pulang, merasakan kebahagiaan dan kehangatan kasih sayang, 'Rumah" tempat mereka dipeluk saat mereka merasa rapuh dan lelah, tapi Grey tak pernah memiliki 'Rumah'  itu  sampai akhir hayatnya. 
          
          
          I just published " Bab 48  : Penyesalan Harry Adinegoro " of my story " Buku Diary Dalam Rumah Kayu ". https://www.wattpad.com/1222305208?utm_source=android&utm_medium=profile&utm_content=share_published&wp_page=create_on_publish&wp_uname=12EmilyYumi

12EmilyYumi

Bab 47
          
          Lama Rosaline memeluk papan nisan yang masih baru itu. Berjuang keras untuk ikhlas, walau hatinya sangat hancur. Reyna yang mendampingi Rosaline, bersama Rais dan Mayra orang tua mereka,  berusaha menghibur Rosaline.
          
          "Yang kuat ya Ros, Grey pasti sedih loh, kalo liat Lo kayak gini,"  Reyna begitu prihatin melihat adiknya. Rosaline seperti tak punya semangat hidup lagi, begitu muram, seolah separuh nyawanya ikut hilang bersama Grey. 
          
          "Pa - padahal Ros baru menikah ama Baby Grey,"
          
          "Padahal Ros baru aja bahagia, Baby Grey siuman tadi malam dinihari, Baby Grey udah ingat dengan Ros dan balas peluk Ros, dia bilang dia mencintai Ros, tapi kenapa? Kenapa Baby Grey tiba - tiba pergi ninggalin Ros?"
          
          "Ros...Ros gak kuat kalo gak ada Baby Grey," 
          
          "Gak ada yang menghibur Ros lagi,"
          
          "Gak ada yang temenin Ros lagi,"
          
          "Ros pasti kesepian,"
          
          "Ros...Ros pasti..."
          
          Mayra memeluk erat Rosaline dan mengusap - usap punggung anak bungsunya itu dengan penuh kasih.
          
          "Allah tidak akan memberi cobaan diluar kemampuan umatnya, Ros," bisik Mayra lembut. "Grey anak yang baik, Allah sayang dengan Grey makanya Allah cepat mengambil Grey agar Grey tidak merasakan sakit lagi,"
          
          "Tapi bahagia Ros adalah bersama Baby Grey, Bu. Kenapa Allah mengambil bahagia Ros?" Tangis Rosaline dalam pelukan Ibunya.
          
          "Tidak Ros, Allah tidak mengambil bahagianya Ros. Allah justru ingin menjadikan Ros bidadari untuk Grey, bidadari yang selalu kirim doa untuk Grey di tiap Sujudmu, Ros," kata Mayra sambil terus membelai rambut Rosaline. "Kamu sayang kan dengan Grey? Jadi teruslah hidup untuk jadi bidadarinya Grey, Ros,"
          
          Rosaline cuma terpana menatap ibunya. 
          I just published " Bab 47 : Selamat Jalan Baby Grey - nya Ros " of my story " Buku Diary Dalam Rumah Kayu ". https://www.wattpad.com/1503386808?utm_source=android&utm_medium=profile&utm_content=share_published&wp_page=create_on_publish&wp_uname=12EmilyYumi

12EmilyYumi

Bab 46
          
          "Baby Grey?!" 
          
          Pukul 3 dinihari, Rosaline yang tertidur di kursi dengan menumpukan kepalanya di pinggir brankar Grey, tiba - tiba tersentak bangun.
          
          "Rosaline...," suara lemah itu terdengar.
          
          Mata Rosaline terbelalak lebar seolah tak percaya, apalagi saat melihat tangannya yang mengenggam tangan Grey, kini berubah posisi menjadi  digenggam oleh tangan Grey. 
          
          "Ya Tuhan, Ba - Baby Grey menggenggam tangan gue? Sungguhkah ini?"
          
          "Rosaline...,"
          
          Rosaline mendekap mulutnya, bagai mimpi rasanya melihat Grey membuka matanya dan memanggilnya Rosaline. Melihat senyum itu lemah terukir. Melihat tangan itu terulur menunggu pelukannya.
          
          "Gu- gue rindu lo...," bisik pemuda itu tersendat.
          
          "Baby Grey, gue juga rindu  ama Lo, rindu banget. Ya Tuhan,  lo manggil gue....Rosaline?"
          
          Gadis itu  tak mampu lagi menahan perasaannya, dengan suka cita menghambur memegang wajah Grey, membelai rambut Grey, memeluk pemuda itu. Bagai hilang rasanya semua beban yang menyesakkan. Rosaline begitu haru, lega, bahagia, entah apa namanya.
          
          "Lo udah ingat gue, Baby Grey? Udah ingat semua? Terima kasih Ya Allah, terima kasih,"  Rosaline begitu gembira, tak terlihat lagi oleh gadis itu, ada air mata yang mengalir dari sudut mata Grey.
          
          "Gu - gue mencintai lo, Ro - Rosaline..,"
          
          
          
          I just published " Bab 46 : Antara Hidup dan Mati " of my story " Buku Diary Dalam Rumah Kayu ". https://www.wattpad.com/1222294392?utm_source=android&utm_medium=profile&utm_content=share_published&wp_page=create_on_publish&wp_uname=12EmilyYumi

12EmilyYumi

          Bab 45
          
          
          
          "Ja - jadi saya mohon, beritau saya, hal apa yang belum selesai oleh anak saya Grey? Dokter mengatakan ada yang sedang Grey tunggu...," terbata Konglomerat itu bertanya.
          
          Rosaline menggigil rasanya mendengar itu. Apa yang belum selesai? Apa yang ditunggu? Mungkin dia satu - satunya orang yang mengetahui hal apa yang membuat Grey tetap hidup bahkan sejak penganiayaan itu...
          
          "Papa...,,"  suara Rosaline bergetar, bagai tak sanggup menerima kenyataan pahit itu, tapi dikuatkannya untuk terus bicara. "Baby Grey merindukan Princess....Sejak sebelum penganiayaan itu, Baby Grey sangat ingin ketemu Princess....Bahkan lukisan - lukisan yang dia buat semua karena dia merindukan Princess...,"
          
          Dokter Aliana mendekap mulut, sepertinya perempuan itu mulai menangkap apa yang dimaksud Rosaline. Tak terasa mata Dokter Aliana  berkaca - kaca.
          
          "Siapa Princess? Dimana Princess sekarang? Kita hubungi dia right away," Harry Adinegoro bertanya bagai kalap. "Katakan Nak? Apapun demi Grey...,"
          
          "Sulit Papa," Tatapan mata Rosaline begitu hampa saat menjawab. 
          
          "Sulit bagaimana? Kalau perlu pakai Jetpri Papa untuk menjemput Princess ke sini," sembur Harry Adinegoro tak sabar, tapi Rosaline menggeleng lemah.
          
          "Gak perlu. Papa. Ka - karena yang dimaksud Princess itu adalah  Ros...," katanya getir.
          
          "What the...? Maksudnya?" Laki - laki Konglomerat itu terperangah, tidak mengerti. 
          
          "Baby Grey kehilangan ingatannya, tidak bisa mengenali Ros lagi. Jadi dia terus menunggu Princess - nya tanpa tau bahwa Ros yang selalu ada di dekatnya adalah Princess yang dia cari," air mata  Rosaline menetes saat mengatakannya. 
          
          Harry Adinegoro terhenyak mendengarnya. Tubuhnya melemah.
          
          "Ja - jadi bagaimana?"
          I just published " Bab 45 : Sekuat itu Lo Bertahan " of my story " Buku Diary Dalam Rumah Kayu ". https://www.wattpad.com/1220574922?utm_source=android&utm_medium=profile&utm_content=share_published&wp_page=create_on_publish&wp_uname=12EmilyYumi

12EmilyYumi

Bab 44
          
          Sementara dari pihak Alicia, jelas perempuan bule itu begitu kaget dan terpukul mendengar vonis yang dijatuhkan padanya dan Tristan Javier. Perempuan itu menangis sambil memeluk Tristan anak kesayangannya  yang juga kaget dan terpukul. Tapi seperti kata pribahasa, 'Siapa yang menabur angin, akan menuai badai,' siapa  yang memulai masalah atau berbuat keburukan akan menghadapi konsekuensi yang jauh lebih besar daripada tindakan awalnya. 
          
          "I can't accept this injustice, Dad, it is not fair," tangis Alicia pada Brandon. "Everything I've done,  just because of Harry is always unfair to me, I am only fighting for my child's rights,"
          
          Sambil berbicara pada Ayahnya, mata biru Alicia terus menatap Harry Adinegoro yang masih berada di ruang sidang itu bersama Grey dan yang lainnya. Dibalik air matanya, ada rasa dendam dan sakit hati yang begitu nyeri menusuk - nusuk hati perempuan cantik itu. 
          
          Apalagi saat Polisi memisahkannya dari Tristan, untuk masing - masing digiring keluar ruangan sidang,  menuju mobil lapas  yang sudah menunggu di luar gedung pengadilan. Seperti juga Dokter Elio dan Rivia. Teriakan dan tangis Tristan anak kesayangannya yang memanggil - manggil namanya, begitu mengacaukan pikiran Alicia.
          
          "Mom! Mom! Please help me, Mom, I don't wanna be in jail, I am scared..," 
          
          Mata perempuan bule itu mengerjap karena penuh  air mata.
          
          Tapi detik berikutnya, bagaikan adegan slowmotion dalam sebuah film horror,   Alicia merampas pistol milik petugas polisi yang sedang mengawalnya, lalu dengan kalap mengarahkannya pada Harry Adinegoro.
          
          "If I can not win, then you must die, Harry!" Jerit Alicia melengking tinggi.  
          
          "Apa?!" Harry Adinegoro menoleh kaget.
          
          DOOR!! 
          
          
          I just published " Bab 44 : Justice For Baby Grey " of my story " Buku Diary Dalam Rumah Kayu ". https://www.wattpad.com/1220017634?utm_source=android&utm_medium=profile&utm_content=share_published&wp_page=create_on_publish&wp_uname=12EmilyYumi

12EmilyYumi

Bab 43
          
          "Saudara Penuntut yang terhormat, kenapa Anda langsung menuding Klien saya seperti itu? Klien saya hanyalah seorang perempuan, seorang ibu, berasal dari keluarga terpandang di Amerika, apakah masuk di akal sehat kita semua, Klien saya melakukan semua itu?" 
          
          "Oh karena perebutan Harta Warisan? Perebutan posisi pewaris perusahaan? Nonsens! Klien saya adalah putri mr. Brandon Cartwright, seorang pengusaha sukses, yang memiliki perusahaan besar di Amerika, omsetnya Trilyunan, punya segalanya. Tidak mungkin Klien saya merepotkan diri melakukan hal - hal seperti itu hanya demi harta? Untuk apa?" Lanjut Patrick Simangunsong. "Jadi tak ada alasan untuk menuntut Klien saya. Mungkin ini hanya masalah rumah - tangga Tuan Harry Adinegoro dengan Klien saya,"
          
          Pengunjung sidang langsung riuh mendengar pembelaan Patrick Simangunsong, Pengacara Alicia. Harry Adinegoro nyaris berdiri dan berteriak marah pada Pengacara itu jika tidak ditahan oleh Eldi Syarief, Pengacaranya sendiri. 
          
          "Sabar Tuan, kita tidak boleh salah bicara," kata laki - laki berpenampilan necis itu menyabarkan Harry Adinegoro.
          
          "Tapi si Bodoh itu memutar balikkan fakta!' sembur Harry Adinegoro kesal. 
          
          "Tenang, Tuan. Kita punya bukti yang kuat," Eldi mengacungkan berkas - berkas yang ada di tangannya, menenangkan Konglomerat itu. "Kepemilikan Villa yang merupakan lokasi penganiayaan, sudah jelas milik Nyonya Alicia. Barang - barang bukti juga lengkap. Jika perlu kita membujuk Tuan Grey agar dia menunjuk siapa penganiayanya,"
          
          "Grey? Apa dia bisa memberi kesaksian? You know kondisi  anak saya bagaimana," Harry Adinegoro mengerutkan kening. 
          
          
          Saya baru saja menerbitkan " Bab 43 : Sidang Pengadilan " cerita saya" Buku Diary Dalam Rumah Kayu ". https://www.wattpad.com/1495604130?utm_source=android&utm_medium=profile&utm_content=share_published&wp_page=create_on_publish&wp_uname=12EmilyYumi

12EmilyYumi

Bab 42 
          
          "Baby cuma mau ngasih kue ama Om," Grey mengulurkan sisa kue coklat yang masih ada dalam genggamannya. Kue itu sudah hancur tak berbentuk. "Baby ingin punya Papa...Baby mau Om jadi Papanya Baby,"
          
          Rosaline iba  mendengar itu, kasihan, Baby Grey pasti ngerinduin Papanya...Ta - tapi Papa Harry gak  mau ngerti...
          
          Harry Adinegoro cuma melengos mendengar kata - kata anaknya, dan berlalu dari ruangan itu tanpa memedulikan Grey yang masih menatapnya. 
          
          Memang butuh kesabaran luar biasa untuk menghadapi Baby Grey, dan nyembuhin ingatan Baby Grey.
          
          "Kasih sayang dan perhatian dari keluarga, kadang bisa menjadi mukjizat untuk menyembuhkan pasien seperti Grey...," 
          
          Rosaline teringat nasehat Dokter Aliana tentang Grey. Gadis itu menghela nafas, akhirnya menggamit Grey yang masih manyun, menatap  kepergian Harry Adinegoro.
          
          "Papa gak mau makan kue coklat. Untuk Baby  aja  kuenya, ok?" Bujuk Rosaline lembut. Sapphirra membantu Rosaline membujuk Grey, bersyukur mereka berhasil membawa Grey kembali ke kamarnya.
          
          "A - apa Papa Harry biasa marah - marah kayak gitu?" Tanya Rosaline pada Sapphirra setelah Grey tenang, duduk di pojok kamar sambil memakan kue coklatnya, tidak mengganggu Harry Adinegoro lagi. 
          
          "Tuan Adinegoro memang begitu sifatnya,  Nona. Tapi belakangan ini memang Tuan sepertinya sedang banyak pikiran, dari kemarin mood Tuan tidak bagus, marah - marah terus. Mungkin karena memikirkan Nyonya Alicia...," duga Sapphirra. Keduanya saling berpandangan. 
          
          
          
          Saya baru saja menerbitkan " Bab 42 : Harry Adinegoro Sangat Gusar " cerita saya" Buku Diary Dalam Rumah Kayu ". https://www.wattpad.com/1218269981?utm_source=android&utm_medium=profile&utm_content=share_published&wp_page=create_on_publish&wp_uname=12EmilyYumi

12EmilyYumi

Bab 41
          
          Di tengah kamar rawat inap, Rosaline tampak begitu penuh haru mencium punggung tangan  Grey yang duduk berdampingan dengannya  setelah prosesi Ijab Qabul itu  selesai dengan baik. Ijab Qabul mempelai laki - laki diwakilkan oleh orang lain, yang dipercaya dan paham agama, ( sumber : islam.nu.or.id )  karena kondisi kejiwaan Grey yang dikhawatirkan tidak akan mampu mengucapkan ijab Qabul dengan benar. 
          
          Bagaimanapun pernikahan itu akhirnya terlaksana juga, cincin pernikahan itu akhirnya terpasang begitu manis di jari masing - masing mempelai.
          
          "Selamat ya, kalian sudah sah menjadi suami - istri," kata Pak KUA yang memimpin prosesi ijab Qabul itu.
          
          Tubuh Rosaline mendingin mendengar itu. 
          
          "Kita punya janji akan bersama selamanya. Kita berdua udah sepakat, bakal teriak pada dunia, kalo  Prince Baby Grey bakal nikahin Princess Ros jika udah dewasa nanti dan kita berdua akan naklukin dunia sama - sama,"
          
          
           Bergema rasanya suara - suara kecil mereka dulu saat mengucapkan janji itu. Air mata Rosaline tak terasa menetes saat beradu pandang dengan mata hazel Grey.  Sekarang  Prince Baby Grey akhirnya menikahi Princess Rosaline, bagaikan dalam cerita dongeng. Walau dunia ternyata tak semudah itu ditaklukkan. Walau dunia bahkan begitu keras menghantam mereka.  Tapi janji itu kini menjadi nyata, mereka bersama untuk selamanya dalam pernikahan. Rosaline menggenggam tangan Grey yang sehat. 
          
          "Baby Grey sayang, kita udah berhasil mewujudkan janji kita, seandainya lo paham," air mata Rosaline semakin banyak berjatuhan saat mengatakannya,  
          
          
          
          Saya baru saja menerbitkan " Bab 41: Janji Itu Kini Menjadi Nyata " cerita saya" Buku Diary Dalam Rumah Kayu ". https://www.wattpad.com/1217727631?utm_source=android&utm_medium=profile&utm_content=share_published&wp_page=create_on_publish&wp_uname=12EmilyYumi