Bab 45
Hari sudah menjelang Subuh. Bagai terperangkap di dalam mimpi yang sangat buruk, Rosaline melihat Harry Adinegoro memeluk Grey, sembari terbata - bata me - talqin sang anak, yang terlihat sudah begitu sulit menarik nafas.
Rosaline belum pernah mendengar Harry Adinegoro meraung begitu keras saat mesin Elektrokardiogram akhirnya berbunyi datar.
"Hari Rabu, tanggal 4 Mei 2022, jam 04.55 wib, pasien Grey Fernanda Adinegoro dinyatakan meninggal dunia," Bagai bergaung suara Dokter di telinga Rosaline.
"Ba - Baby Grey?"
Rosaline menatap nanar wajah imut, lucu yang biasanya tersenyum ceria untuknya, mata hazel yang biasa bersinar lembut untuknya, kini wajah itu terlihat begitu pucat, begitu tenang, damai, bahkan seulas senyum masih terukir disana. Seolah dia sedang tidur dalam keadaan begitu bahagia.
Perasaan Rosaline bagai teriris sembilu, begitu perih rasanya, saat Dokter menutup wajah itu dengan kain putih. Tapi gadis itu tak bisa bersuara, menangis pun sudah tak bisa lagi.
Kenapa Baby Grey...
Kan gue bilang cerita kita gak boleh berakhir...
Dan...Dan...
Bu - bukankah lo bilang ingin kita bahagia bersama selamanya...Lo juga bilang akan ngejagain gue....
Bukankah janji kita, Rosaline - Grey, akan bersama selamanya..
Pa - padahal besok, tanggal 5 Mei, lo ulang tahun yang ke 17, Papa lo bilang akan ngerayain bersama, gue...Gue udah beli bahan - bahan untuk ngebuatin kue ulang tahun coklat untuk lo, kue coklat favorit lo,
Tubuh Rosaline mulai limbung, pandangannya tiba - tiba menjadi begitu kabur.
Tapi kenapa?
Kenapa lo lebih memilih bahagia lo dengan cara pergi selamanya?
Hampir Rosaline melorot terjatuh ke lantai, beruntung salah seorang perawat sigap menangkap tubuh Rosaline.
I just published " Bab 45 : Malaikat Tanpa Sayap itu Harus Pergi " of my story " Baby Grey ( Tamat ) ". https://www.wattpad.com/1220574922?utm_source=android&utm_medium=profile&utm_content=share_published&wp_page=create_on_publish&wp_uname=12EmilyYumi