CalderyxRogers

Berjalan melewati trotoar ditengah malam, hanya diterangi oleh lampu jalan yang remang-remang tanpa ada satupun orang yang lewat. Entah karena mereka merasakan bahaya atau karena mereka kebetulan ingin melakukannya.
          	
          	Lagipula, hal itu hanya memudahkanku. Tidak perlu repot-repot menyembunyikan diri dibalik bayang-bayang, hanya harus berjalan seperti manusia pada umumnya. Angin sesekali berhembus, mengacak-acak rambutku yang sudah berantakan.
          	
          	Itu seharusnya, s-eharusnya..menjadi malam yang tenang sampai- aku melihat mu disisi lain jalan. Matamu balas menatap mataku yang berada dibalik kacamata. Menatap dengan ngeri akan benda yang berada dikedua sisiku. Aku menatap, diam dibawah lampu jalan, sama sepertimu. Membeku seperti rusa yang disorot lampu depan.
          	
          	Seharusnya kau tidak melakukan apapun selain berjalan kembali seolah tidak terjadi apa-apa. Tapi sayangnya kau memilih cara yang lebih sulit.
          	
          	Kau mengambil telepon mu yang entah dari mana, membuatku kesal. Kau terengah-engah dan gemetar disana, membuatku kesal. Dan ketika kau mengangkat telepon mu mendekati wajahmu. 
          	Saat itulah aku merasa kau keterlaluan.
          	
          	Jadi sebagai gantinya, aku berjalan kearahmu untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara yang benar. Seperti- membungkam mu dengan benda yang ada ditanganku. Itu seharusnya baik-baik saja, bukan?

CalderyxRogers

Berjalan melewati trotoar ditengah malam, hanya diterangi oleh lampu jalan yang remang-remang tanpa ada satupun orang yang lewat. Entah karena mereka merasakan bahaya atau karena mereka kebetulan ingin melakukannya.
          
          Lagipula, hal itu hanya memudahkanku. Tidak perlu repot-repot menyembunyikan diri dibalik bayang-bayang, hanya harus berjalan seperti manusia pada umumnya. Angin sesekali berhembus, mengacak-acak rambutku yang sudah berantakan.
          
          Itu seharusnya, s-eharusnya..menjadi malam yang tenang sampai- aku melihat mu disisi lain jalan. Matamu balas menatap mataku yang berada dibalik kacamata. Menatap dengan ngeri akan benda yang berada dikedua sisiku. Aku menatap, diam dibawah lampu jalan, sama sepertimu. Membeku seperti rusa yang disorot lampu depan.
          
          Seharusnya kau tidak melakukan apapun selain berjalan kembali seolah tidak terjadi apa-apa. Tapi sayangnya kau memilih cara yang lebih sulit.
          
          Kau mengambil telepon mu yang entah dari mana, membuatku kesal. Kau terengah-engah dan gemetar disana, membuatku kesal. Dan ketika kau mengangkat telepon mu mendekati wajahmu. 
          Saat itulah aku merasa kau keterlaluan.
          
          Jadi sebagai gantinya, aku berjalan kearahmu untuk menyelesaikan masalah ini dengan cara yang benar. Seperti- membungkam mu dengan benda yang ada ditanganku. Itu seharusnya baik-baik saja, bukan?

CalderyxRogers

Ini adalah sabtu sore. Hari yang begitu tenang. Langit yang kaya akan warna kuning, jingga dan merah menyatu dengan indah menciptakan pemandangan yang memanjakan mata lelah manapun seusai bekerja sepanjang hari.
          
          Kini Anda hanya berjalan santai. Melintasi trotoar dan sesekali menyapa tetangga dan wanita tua yang ada dijalan. Itu seharusnya baik-baik. Hari itu seharusnya baik-baik saja. Anda akan pulang, mandi dan beristirahat, memasak mie instan dan menonton Netflix. Hampir kedengaran seperti sebuah rencana yang bagus.
          
          Namun semuanya berubah total ketika kaki Anda terkandung batu yang menyebalkan, menyebabkan Anda kehilangan keseimbangan dan berakhir jatuh mencium tanah.
          
          Anda mengharapkan beton bertemu dengan wajah Anda dengan cepat. Namun itu tidak datang secepat yang Anda kira ketika Anda merasakan kepala Anda terasa seperti diputar dan semuanya begitu kabur.
          
          Hingga akhirnya Anda bertemu dengan lantai yang dingin dan becek dibawah tubuh Anda.
          Tunggu- lantai?
          
          Anda dengan cepat membuka mata, merasakan pusing dan rasa sakit yang luar biasa akibat suara statis yang menyakitkan dari lampu neon murahan yang ada di langit-langit.
          
          Tunggu..
          
          Dengan cepat Anda menyadari. Mata Anda dengan terbelalak menatap tempat asing yang terasa begitu familiar. Ketika Anda dengan bingung sekaligus takut menatap ke sekeliling ruangan dengan warna kuning cerah yang menyakiti mata.
          
          Tidak- ini bukan rumah, ini bukan kampung halamanmu.
          Ini buka apa yang kau rencanakan.
          Tapi satu-satunya hal yang Anda tahu adalah fakta bahwa Anda sudah terjebak.
          
          
          Tidak ada jalan keluar.

CalderyxRogers

Ringg.. ringg.
          
          "Sialan kapan dering itu akan berhenti." Keluhmu ketika Anda akhirnya dapat duduk setelah hari yang melelahkan karena bekerja.
          Duduk dikonter, Anda memperhatikan ponsel Anda yang berdering mendapati nomor yang tidak dikenal menelpon nomor Anda.
          
          Tapi untuk apa? Anda tidak tahu. Mengapa orang-orang bahkan menelpon selarut ini? Andai tidak tahu, ini 22:39 demi Tuhan!
          
          Anda dengan marah menggeser tombol terima untuk mengangkat telpon mengingat orang ini tidak berhenti mengganggu Anda.
          
          "Apa yang kau inginkan, sial!" Anda dengan marah berteriak.
          
          "Hallo? Hallo? Dengan siapa disana?" Orang dibalik layar mengatakan, mengabaikan teriakkan mu sebelumnya. Membuatmu marah.
          
          "Kukatakan sekali lagi, apa yang kau inginkan." Anda menekan kata-kata Anda, kesal dengan orang asing yang bosan ditengah malam.
          
          "Huh- ini bukan suara Ashlen." Suara dibalik telpon mengatakan.
          
          "Tentu saja ini bukan! Kau sudah melakukan spam padaku tengah malam hanya untuk mendapati dirimu yang salah orang bodoh sekali." Anda dengan kasar mengejek. Membuat orang dibalik layar menghela nafas.
          
          "Maafkan aku.. kukira kau temanku." Ucapnya.
          
          "Hah.. baiklah-baiklah. Maafkan aku juga yang bersikap kasar. Lelah setelah bekerja kau tahu?" Anda mengatakan dengan acuh tak acuh.
          
          "Aku mengerti.. hei, ngomong-ngomong, siapa namamu?" si penelpon berbicara, seperti hendak berbasa-basi. Membuat Anda mengangkat alis.
          
          "Yah- kenapa kau menanyakan namaku?" Anda bertanya dengan curiga. Tentu saja Anda tidak bisa mempercayai orang asing yang tidak langsung menutup telepon ditengah malam, bukan?
          
          ..
          .
          "Tentu saja karena aku ingin tahu siapa yang aku lihat. Tidak ada salahnya, kan?"

CalderyxRogers

⦻
          
          H̴̘̫͐͗͐e̙̲̺͙͕̦ͭ͏̴̸̶̡͞l̨̺̰̩̭̞̈̆͂̈́ͦ̃͜ͅͅo̴̡̤͍̺̪̤͆͊̑̄ͫ̃̐͒͌͟w̜̖̲̼ͦͤ ̴̷̡̣͖̭̇ͧͮ̑ͯ̓͌̚͝͠Z̶ͯ̄̿ͬ́̓̕͠͞a̹̻͖͓̝ͭ̏̚̕͏̵͠͠l͂͊ͩͭ̔́̕͘͜͜g̠͇̦̯̖͚͇͖͆̑̄̅͌̇͏ǫ̨̻͍̇́͘͜҉͟
          
          .

CalderyxRogers

          Malam itu sunyi. Anda tidak mendengar suara apapun ditengah malam dengan angin dingin yang menerpa wajah Anda dikegelapan. Saat ini Anda tengah duduk. Menantikan pemberhentian terakhir. Ketika Anda sendirian dan Anda mulai berfikir yang tidak-tidak, Anda menyalakan ponsel Anda untuk mengalihkan perhatian.
          
          Namun ketika Anda mendengar langkah yang terseok-seok berjalan didepan Anda sebelum akhirnya duduk tidak jauh dari tempat Anda, Anda agak merasa heran. Membayangkan yang terburuk. Namun Anda dengan cepat menyingkirkan pikiran gelap itu karena paranoia berada sendirian ditengah malam. Semuanya senyap. 
          
          Kecuali suara-suara samar yang dikeluarkan orang asing itu. Anda samar bisa mencium bau logam yang Anda pertanyakan dari mana asalnya. Dan ketika Anda memperhatikan orang asing dengan penuh kecurigaan, Anda tahu ada yang salah.
          
          Pakaiannya yang gelap, terdapat bintik-bintik merah kecoklatan, dan suara-suara samar itu ternyata datang darinya yang nampak mengunyah sesuatu yang kenyal dan lengket ditangannya.
          
          Anda hanya tidak beruntung ketika orang itu menyadari tatapan Anda padanya, dan ketika ia menoleh untuk mengakui keberadaan Anda-
          
          Yang Anda lihat hanyalah lubang tak berujung dari jurang kegelapan yang penuh dosa. Siap menarik Anda untuk memeluk Anda dengan kematian yang dingin.

CalderyxRogers

Itu adalah malam yang dingin di Kota Jam. Tanah Termina, seluruh penduduk senyap, menantikan tengah malam. Merayakan festival kuno yang selalu dilakukan setiap tahun. Tidak peduli apa yang dikatakan oleh Wali Kota, mereka tetap melakukannya.
          
          Tapi, sebagian penduduk Termina tahu, ada yang salah dengan tanah itu. Sebagian dari mereka merasakan bahaya yang akan datang ditengah malam, dan sebagian dari mereka mengabaikan keresahan yang terjadi di kota kecil itu. 
          
          Namun, ada sedikit perbedaan. Para Cucco menjadi terlalu senyap, anjing-anjing yang biasa berlari ditengah malam menggonggong menatap langit, dan Sakon tidak lagi berada dibalik pohon untuk mencuri. 
          
          Seluruh penduduk Termina tahu apa alasannya. Alasan yang terlalu jelas untuk disangkal, ketika mereka dapat tahu hanya dengan ketika mereka melihat keatas kepala mereka. Mendapati bulan yang menjadi terlalu dekat untuk disukai.
          
          Dan berada disana, sosok pahlawan yang dulu memegang manifestasi kemarahan Termina ditangannya. Dan kini ia memegang topeng Majora,  yang penuh kebanggaan menatap bulan, menetapkan wajah maniak dengan senyuman sakit. Iris merahnya memiliki darah yang mengalir deras menjadi sungai kecil dan dipenuhi dengan kebencian dan dendam untuk ukuran tubuhnya yang kecil, serta auranya terlalu menakutkan melebihi Skullkid dimasa lalu.
          
          Tidak ada yang tahu apa yang membuat pahlawan waktu seperti ini. Entah karena dilupakan, atau karena diabaikan? Tidak ada yang tahu.
          
          Satu-satunya hal yang diketahui Masyarakat Termina adalah fakta bahwa mereka akan menghadapi akhir dari ranah ini. Akhir dari kehidupan yang sudah pahit.
          
          Entah mereka harus berterimakasih kepada pahlawan atau malah mengutuknya...
          -CalderyxRoger

CalderyxRogers

You shouldn't have done that..
Reply

CalderyxRogers

@ CalderyxRoger  Haruskah kita memainkan permainan 'Orang baik' melawan 'Orang Jahat', Tuan Pahlawan?
Reply

CalderyxRogers

Itu adalah malam yang sunyi. Dinginnya udara yang mengalir melewati pepohonan rindang yang menyatu dalam kegelapan, cahaya remang-remang yang bahkan tidak ada apa-apanya dari lampu jalan, dan langit yang mendung dikala bulan tertutup oleh awan yang berjalan mengikuti angin.
          
          Tapi kamu tahu bahwasanya kamu tidak sendirian. Dalam hentakan kaki yang cepat, dimana permadani aspal menciptakan suara keras disetiap sepatumu menyentuhnya dengan tergesa-gesa, daun-daun menciptakan suara renyah dibawahnya. Hanya suara itulah yang kau tahu kaulah yang membuatnya, yang kamu dengar.
          
          Tapi ketika saat dimana kau mendengar sesuatu yang lain dibalik pepohonan yang berbicara, kamu tahu kamu harus berlari. Berlari dan Melewati malam tanpa tahu bahwa tidak akan ada jalan kembali.
          
          Dan ketika kau melihat sosoknya diujung jalan. Berdiri diam, Hitam pekat, gelap, membawa sesuatu yang kau tau itu apa, menyatu dalam kegelapan yang siap menelanmu kapan saja, Kau tahu. Kau hanya tahu karena ketika kau melihatnya dan dia melihatmu, saat itulah kau tahu.
          
          Bahwa tidak ada yang bisa menyelamatkanmu sama sekali, bahkan Takdir sekalipun. Memejamkan matanya untukmu.
          -CalderyxRoger

Eren_Nicka

@ CalderyxRoger  Udh lama kmu gk bikin cerita kayak gini
Reply

CalderyxRogers

⌞ׄI7ࣽUܺ D!4ࣲܿM.
          
          S!4ࣰࣽP4 Y4Nࣲؚܶࣽ9 7!N99ࣲܿ41 Dࣰ4N Mࣰ࣮3ND݄3N9࣭࣪4R R4H݉45!4 AN݊D4?
          
          AP4࣪K4H ANܺD4 74ࣽHU?
          
          Sࣰ4Yࣽ4 PUࣴNY݂4 53ܺ94ࣻ14 Wؚ4Kܿ7U Dܶ!DUࣰN!4.
          
          Aࣰ࣮RࣲܺܵK M3Nࣰ4N7!.
          
          AܱP4 Y4ܸN9 K࣮4U D3N9ܶ4R.
          
          AD4ࣽ14ࣲH 4ࣰP4 Y4ࣽNܲ9 4࣭ܳK4N Kܸ4U D݉3Nࣽ94R.
          
          AܱP࣭4 Y4ܸNࣰ9 K࣮4ࣽU 1!Hࣽ47.
          
          ADܺ41࣮4H 4ܶP4 ܺY4݊Nࣰ9 ؚ4K4ࣰN Kܵ4U 1࣪!H4࣮7.
          
          S݂41ࣲ݇4M.ܸ݇⌝ׅ

CalderyxRogers

Bagi Anda, bermain game adalah tentang melarikan diri. Saat Anda menekan tombol di konsol, menyalakan PC, Anda mematikan dunia nyata dan melarikan diri ke tempat lain untuk sementara waktu. 
          
          Baru-baru ini warna primer yang cerah dan latar belakang datar dari game retro telah menjadi pelarian Anda. Tentu grafiknya hampir primitif dan musik plinky plonk bisa menyebalkan, tetapi ada sesuatu tentang kesederhanaan, kepenuhan karakter, dan gameplay luar biasa dari game-game yang benar-benar menarik. Sampai saat itu, salah satu permainan yang penuh dengan hari-hari cerah, tiba-tiba menjadi gelap. 
          
          Sampai salah satu karakter favorit Anda memenuhi layar, tetapi alih-alih menawarkan senyum lebar dan mata nakalnya yang biasa, ia malah menawarkan kepada Anda kekosongan, teror, dan kekosongan gelap dari rongga kosong yang mengeluarkan cairan yang mengerikan. Musik memudar, wajah tanpa mata melotot dan Anda terlambat menyadari, Anda berada di dunianya sekarang.