Setelah sesi pernikahan selesai, puluhan tamu yang menghadiri acara tersebut perlahan-lahan meninggalkan Banda Neira. Termasuk keluarga yang membawa Nic dan Caca, yang tampak sangat senang dan bahagia melihat pernikahan Nevara dan Masen.
Ketika akhirnya semua tamu telah pergi, tersisa hanya Masen dan Nevara di lokasi pesta pernikahan mereka. Mereka berdua berdiri di bawah langit malam yang cerah, dikelilingi oleh keindahan alam pulau tersebut. Udara yang lembut dan angin sepoi-sepoi laut membuat suasana semakin romantis.
Masen tersenyum pada Nevara, mencengkram tangannya dengan lembut. "Akhirnya, kita hanya berdua. Ini malam pertama kita yang kedua, bukankah begitu?"
Nevara membalas senyumnya, mata mereka saling terkunci satu sama lain. "Iya, Masen. Malam pertama yang kedua, tapi kali ini sebagai suami dan istri yang sah. Aku sangat bahagia."
Mereka berdua perlahan-lahan berjalan menuju villa yang telah disiapkan untuk mereka. Di dalam villa, suasana telah dipersiapkan dengan sangat romantis, dengan lilin-lilin yang berpendar lembut dan kelopak mawar yang tersebar di atas tempat tidur.
Masen dan Nevara duduk berdampingan di tepi tempat tidur, saling memandang dengan penuh cinta. Mereka tahu bahwa malam ini adalah awal dari petualangan baru dalam hidup mereka sebagai pasangan suami istri yang sah.
Malam itu mereka berdua merayakan cinta mereka dengan penuh kehangatan dan keintiman, di bawah langit berbintang yang bersaksikan. Ini adalah awal dari kisah baru mereka sebagai suami dan istri yang penuh cinta, dengan harapan dan impian untuk masa depan yang indah bersama-sama.
Masen memangku Nevara dengan lembut, wajah mereka hanya berjarak sedikit. Dalam keheningan malam yang penuh makna ini, Masen mulai membaca doa dengan suara lembut: