Setelah perjalanan panjang dan melelahkan, Bima dan Bagas akhirnya tiba di rumah Zidan sekitar pukul tujuh pagi, beberapa jam sebelum akad nikah sepupu mereka dimulai. Rumah itu tampak kosong, Orang tua Zidan, seperti yang telah diberitahu sebelumnya, sedang mengurus keperluan pernikahan di rumah Regina, calon mempelai wanita, tempat akad akan dilangsungkan. Mereka memanggil Zidan,
Tak ada jawaban. mereka berjalan menuju bagian belakang rumah, Di sana, samar-samar terdengar suara desahan yang mencurigakan, berasal dari kamar yang dulunya kamar Zidan. Pemandangan di dalam kamar membuat mereka terbelalak kaget, Zidan, sepupu mereka yang akan menikah beberapa jam lagi, terbaring telanjang di atas tempat tidur, tubuhnya mengangkang lebar, menunjukkan sebuah adegan yang tak pernah mereka bayangkan akan terjadi.
Bima adalah orang pertama yang berbicara, suaranya bergetar karena kejutan dan ketidakpercayaan, campuran dari rasa heran "Pian? Kak Zidan?" suaranya hampir berbisik, namun cukup keras untuk didengar oleh Zidan yang kini tampak membeku karena kejutan. Zidan yang sedang menghisap kontol pria paruh baya itu terhenti seketika, matanya membesar ketika melihat kedatangan kedua sepupunya itu. "Bima? Bagas?" suara Zidan bergetar, menunjukkan kejutan dan ketakutan yang mendalam. Mereka berlima terdiam sejenak, terpaku pada situasi yang tak terduga itu.
ADIK KAKAK CHAPTER 11
Full Version link on bio
BELI VIA WA LEBIH MURAH