Cerita ini terinspirasi dari kisah nyata yang kemudian aku kelola sendiri!!!
Angkasa mendorong tubuh Luna ketembok, matanya menyipit saat Angkasa membuang tas ranselnya begitu saja.
Deru nafas Angksa yang terasa menampar pipinya berusaha tak ia pedulikan, Luna mencoba menyampingkan rasa takutnya kepada Angkasa yang terus menatapnya.
Luna telah membuat satu kesalahan yang seharusnya tak pernah ia lakukan.
Benteng yang ia dirikan dengan kuat itu akhirnya roboh juga, buliran-buliran bening dari pelupuk matanya mengalir tanpa bisa ditahan.
Sangat terasa bagaimana tangan kekar itu menyentuh pipinya dan mengusap air matanya sembari membisikkan rangkaian kalimat yang membuat darah di kepalanya berdesir hebat.
"Jangan menangis Lun, dan berhenti menatapku sebagai monster, aku hanya cemburu melihatmu bersama Rendra"
https://my.w.tt/5tFK7pFAD1
Silahkan singgah jika kakak berkenan