Nanasmudaq

HALOO SAYA MAU KASIH SPOILER  "Nabil ingin Tenang, kak"
          	UDAH SELESAI NGETIK BUAT BAB INI, TAPI BELUM REVISI, MUNGKIN BESOK KALAU NGGAK SIBUK.
          	
          	
          	
          	
          	Di luar, cahaya matahari menembus celah gorden, menimpa lantai dan sebagian tubuh Nathan. Debu-debu kecil menari di udara, seolah waktu berhenti hanya untuk mereka berdua.
          	
          	Nabil menyandarkan keningnya ke dada Nathan, mendengarkan denyut jantung yang pelan.
          	
          	"Selama Kakak masih hidup, Nabil nggak akan pergi. Walaupun dunia nggak terima arwah kayak Nabil, biarin aja." Nabil terkekeh pedih. Tersenyum getir, samar. "Nabil di sini untuk kakak, jadi jangan buat Nabil kecewa. Nabil mau kakak hidup bahagia, entah ada atau enggak ada Nabil di dalamnya."
          	
          	Mata yang tertutup terbuka, matanya bergerak turun untuk melihat adiknya.
          	
          	Nathan memang ingin Nabil bersamanya. Tetapi dia juga tak ingin egois, dia ingin adik kecilnya tenang.
          	
          	Suasana penuh kesedihan itu terpaksa terhenti ketika perut Nathan kembali berbunyi, membuat lelaki itu menggigit bibir dalamnya kesal.
          	
          	Nabil mengangkat pandangan, dan melihat sang kakak ternyata sudah bangun. Nabil tertawa kecil, tatapannya seakan mengejek Nathan. 
          	
          	"Cacing-cacing di perut kakak minta makan." Nabil melepas pelukan dan mendudukkan diri, kemudian berpindah posisi menjadi dekat gorden dan membukanya. Cahaya terang itu membuat Nathan menyipitkan mata.
          	
          	
          	Gimana?? Cukup aja kan spoilernya? 

Nanasmudaq

HALOO SAYA MAU KASIH SPOILER  "Nabil ingin Tenang, kak"
          UDAH SELESAI NGETIK BUAT BAB INI, TAPI BELUM REVISI, MUNGKIN BESOK KALAU NGGAK SIBUK.
          
          
          
          
          Di luar, cahaya matahari menembus celah gorden, menimpa lantai dan sebagian tubuh Nathan. Debu-debu kecil menari di udara, seolah waktu berhenti hanya untuk mereka berdua.
          
          Nabil menyandarkan keningnya ke dada Nathan, mendengarkan denyut jantung yang pelan.
          
          "Selama Kakak masih hidup, Nabil nggak akan pergi. Walaupun dunia nggak terima arwah kayak Nabil, biarin aja." Nabil terkekeh pedih. Tersenyum getir, samar. "Nabil di sini untuk kakak, jadi jangan buat Nabil kecewa. Nabil mau kakak hidup bahagia, entah ada atau enggak ada Nabil di dalamnya."
          
          Mata yang tertutup terbuka, matanya bergerak turun untuk melihat adiknya.
          
          Nathan memang ingin Nabil bersamanya. Tetapi dia juga tak ingin egois, dia ingin adik kecilnya tenang.
          
          Suasana penuh kesedihan itu terpaksa terhenti ketika perut Nathan kembali berbunyi, membuat lelaki itu menggigit bibir dalamnya kesal.
          
          Nabil mengangkat pandangan, dan melihat sang kakak ternyata sudah bangun. Nabil tertawa kecil, tatapannya seakan mengejek Nathan. 
          
          "Cacing-cacing di perut kakak minta makan." Nabil melepas pelukan dan mendudukkan diri, kemudian berpindah posisi menjadi dekat gorden dan membukanya. Cahaya terang itu membuat Nathan menyipitkan mata.
          
          
          Gimana?? Cukup aja kan spoilernya?