ViyaLaVida
Di antara diksi yang kau bawa,
Merajut takdir di lorong mimpi,
Menyentuh bilik sunyi sukma,
Tempat air mata diam terhenti.
Bukan sekadar kisah yang fana,
Namun janji yang telah terukir,
Kau dekap rapuh jiwa manusia,
Dalam alur yang lembut mengalir.
Tanganmu adalah lentera cahaya,
Menyibak kabut yang gelap tersaji,
Mencipta kepingan memori bahagia,
Menjadikan makna 'Kita' layak abadi.
Terima kasih. Aku tenggelam dalam keindahan ceritamu. Dan di sana, aku menemukan cermin yang tak pernah pecah. Cerita 'Kita' yang kamu tulis layak disanjung sampai beribu purnama menyapa senja. Semangat terus, Kak, nulisnya. Kutunggu selalu notifikasi darimu XD
___sadar
@ViyaLaVida kita adalah pertemuan yang berhasil pulang di antar semilyar pelabuhan. Aku dan kamu awalnya mungkin sekadar dua titik di ujung-ujung persimpangan. kaki-kaki kita saling berjalan memunggungi. Di bawah payung langit, di hari yang baik ini suaranya nyaring terdengar. Terima kasih, katanya. Laki-laki itu begitu senang saat tulisan darimu sampai di depan penerimaannya.
•
Reply