Bahkan ketika bibir/jari ini berkata aku larang untuk menemui ku, di dalam hatiku selalu berharap kamu lebih keras kepala, egois dan berani untuk melanggar larangan itu. Setidaknya datang dan beri aku plester untuk menutupi luka itu. Hingga aku benar-benar bisa seperti mu, menaiki kapal dan pergi dr pulau kecil yg kamu tinggalkan bersama ku. Pergi jauh ke pulau baru yg memiliki cuaca bagus, makanan enak dan satu penduduk ramah yg menyambut mu dengan suka hati. Menarik mu untuk bersama membangun pondok kecil baru dgn beberapa pasukan kecil. Dan aku masih disini, kalang kabut ketika hujan datang, bermain sendirian, sambil terus berharap seseorang datang. Entah itu membawa ku pergi dari pulau ini atau hidup bersama ku memperbaiki pondok kecil yg sudah rusak itu.