febriantilusiana

Perempuan menatap sebuah pecahan cermin yang ada di hadapannya. Bisikan itu menyuruhnya untuk mengambil satu pecahan cermin, dan menggoreskan pada pergelangan tangannya. Ia memejamkan matanya dengan kuat, bisikan itu itu terus mengucapkan hal yang sama berulang kali 
          	
          	Ambil, ayo goreskan pada lengan mu. Ayo mati...mati...mati...mati
          	
          	"Arghhh pergi sialan."
          	
          	Kedua tangannya menutupi telinga, berusaha untuk tidak mendengar bisikan yang ntah dari mana asalnya.
          	
          	"PERSETANAN DENGAN DENGAN HIDUP, GUE BENCI. KENAPA GUA GAK PERNAG BERUNTUNG DALAM SEGALA HAL!!" 
          	
          	Perempuan itu melempar barang-barang yang terlihat di matanya, dengan umpatan kasar yang terus keluar dari mulutnya. Topeng yang biasanya ia gunakan sudah tidak ada lagi, senyum palsu yang sering ia pasang kini tergantikan oleh tangisan hebat. Emosinya semakin tidak terkontrol, ia benar-benar meluapkan emosinya, yang selama ini ia tahan.
          	
          	Ia menjatuhkan tubuhnya ditengah-tengah barang yang sudah berantakan ada pula yang rusak dan pecah, seolah tenaganya sudah habis, namun tangisnya masih sama seperti awal. Ia sudah tidak bisa berfikir lagi, perlahan mengambil pecahan cermin, menatapnya cukup lama.
          	
          	"maafin aku, re aku ternyata kalah."
          	
          	Dengan senyuman kecutnya ia mulai menggoreskan pecahan cermin yang tajam, pada pergelangan tangannya. Darah segar mulai mengalir dan menetes, tanpa peduli rasa sakitnya ka menggores lengannya kembali, sampai lengannya penuh dengan darah. Menatap pergelangan tangannya dengan tatapan kosong. Lelah, ia benar-benar menyerah.
          	
          	

febriantilusiana

Perempuan menatap sebuah pecahan cermin yang ada di hadapannya. Bisikan itu menyuruhnya untuk mengambil satu pecahan cermin, dan menggoreskan pada pergelangan tangannya. Ia memejamkan matanya dengan kuat, bisikan itu itu terus mengucapkan hal yang sama berulang kali 
          
          Ambil, ayo goreskan pada lengan mu. Ayo mati...mati...mati...mati
          
          "Arghhh pergi sialan."
          
          Kedua tangannya menutupi telinga, berusaha untuk tidak mendengar bisikan yang ntah dari mana asalnya.
          
          "PERSETANAN DENGAN DENGAN HIDUP, GUE BENCI. KENAPA GUA GAK PERNAG BERUNTUNG DALAM SEGALA HAL!!" 
          
          Perempuan itu melempar barang-barang yang terlihat di matanya, dengan umpatan kasar yang terus keluar dari mulutnya. Topeng yang biasanya ia gunakan sudah tidak ada lagi, senyum palsu yang sering ia pasang kini tergantikan oleh tangisan hebat. Emosinya semakin tidak terkontrol, ia benar-benar meluapkan emosinya, yang selama ini ia tahan.
          
          Ia menjatuhkan tubuhnya ditengah-tengah barang yang sudah berantakan ada pula yang rusak dan pecah, seolah tenaganya sudah habis, namun tangisnya masih sama seperti awal. Ia sudah tidak bisa berfikir lagi, perlahan mengambil pecahan cermin, menatapnya cukup lama.
          
          "maafin aku, re aku ternyata kalah."
          
          Dengan senyuman kecutnya ia mulai menggoreskan pecahan cermin yang tajam, pada pergelangan tangannya. Darah segar mulai mengalir dan menetes, tanpa peduli rasa sakitnya ka menggores lengannya kembali, sampai lengannya penuh dengan darah. Menatap pergelangan tangannya dengan tatapan kosong. Lelah, ia benar-benar menyerah.
          
          

luceygareth

Hai!
          
          Semua berawal dari NNL.
          
          Lucey adalah seorang anak gadis remaja yang sangat menyukai biologi, dan kedua orangtuanya sangat memaksanya untuk menjadi dokter, dan itu membunuh Lucey secara tidak langsung karena ia tahu, minatnya adalah biologi. 
          
          Lucey yang kesepian di hutan setelah kabur dari masalah dan mungkin kalian bisa memanggilnya pecundang, menghabiskan waktu di rumah pohon, menikmati pemandangan alam dan tenang. Memaksimalkan kemampuannya di bidang kesenian dan mengenali hutan. Meski ia tahu ia tidak sendirian. 
          
          Tapi sosok yang selalu ada itu tidak pernah menampakkan dirinya, jadi Lucey menuangkan bayangannya akan sosok itu di atas kertas putih dengan pensil terakhir yang sudah kecil. 
          
          Makhluk tersebut memiliki fisik berciri tinggi, tegap, wajahnya dipenuhi goresan tajam, keras, dan berwarna kayu. Hidungnya menyerupai bola berwarna merah, di atas hidungnya terdapat cula berwarna hitam, telinganya tiga, bentuknya ada telinga kelinci, telinga anjing, dan telinga rusa, terdapat pula satu tanduk banteng, rambutnya berantakan berwarna hijau tua dengan tumpukan daun hijau muda yang berantakan di atasnya dan buah - buah tropis menggantung. Matanya tajam seperti dipahat sempurna berwarna hitam kecoklatan, alisnya tebal dari sisik komodo, dan terdapat mahkota yang terdiri dari bulu Garuda juga. Bajunya terbuat dari kayu berwarna coklat tua dan kaku dengan ornamen dari akar gantung pohon beringin. Memakai perhiasan anting - anting dari strobillus pinus betina dan jantan. Kaya akan bentuk dari alam. 
          
          Siapakah dia? Kenapa dia selalu memedulikan Lucey? Dia, "tempat menangis pulang dan menari riang"
           https://www.wattpad.com/story/262150797?utm_source=android&utm_medium=link&utm_content=story_info&wp_page=story_details_button&wp_uname=lovelymrgth&wp_originator=hV%2FxqPpJBEWMafwRAVzJktnJot3WDT4ZXPXrd%2FZiA8%2BvhHmb9kaLX7ExnOeiTnV1Ee9Gu91NYQegcJwvIgJG1SNsHfQ5yjIVmsNKTiwsaA302W9sAIZ2NJb7vZbuWwYl