librarika

Makasih banyak yang udah mau mampir dan baca cerita Romansa Dua Buaya hingga sejauh ini ya... Minggu depan insyaallah cerita Rinai Petir perlahan akan aku update lagi juga perchapternya agar ide ceritaku gak terbuang sia - sia. Semoga yg kemarin sempat baca cerita itu mau mampir lagi ya ke ceritanya dan masih ingat alurnya wkwkwk

librarika

*Spoiler AU yg Romansa Dua Buaya chapter selanjutnya 
          
          "Loh... Kursi gue kok ada yang nempatin, Vi?" Belum selesai penjelasan lelaki tadi pada Vio, pemilik kursi aslinya yang baru saja datang bersama Erlysa dan Dalia ikut menuntut jawaban. Sehingga Vio dan lelaki... sebut saja Arshan itu terkecoh, bersamaan menatap ke mereka pada akhirnya, "Gue juga gak tau.. makanya gue lagi nanya sama dia ini, eh, lo malah berisik. Padahal udah mau dijelasin tadi." 
          
          "Eh, gitu... Ya maaf deh..."
          
          "Hhmm..."
          
          Seolah tak diberikan kesempatan oleh semesta, selesai Vio berbicara sedikit dengan Fika, bel penanda masuk malah bersuara. Mengagalkan keduanya mendapat jawaban yang diinginkan dari Arshan.
          

librarika

*spoiler chapter selanjutnya untuk cerita AU Romansa Dua Buaya 
          
          "Yah!"
          
          "Apa? Kamu mau protes dan menentang kemauan ayah yang menyuruh dia menggurkan kandungannya lagi kali ini, iya?"
          
          "Nggak, aku negur ayah karena keterlaluan aja tadi, lagipula Nila gak pantes mendengar itu di saat kita udah menghancurkan hidupnya." Anggar ingin sekali menjawab ayahnya begitu, tapi karena dia tidak ingin mereka bertengkar lebih lanjut dan harus membuat Nila lebih lama duduk karena ayahnya belum memerintahkan wanita itu pergi dia pun hanya mengatakan sesuatu lain yang lebih singkat. Merespon Anton.
          
          "Sebaiknya kita bicarakan itu nanti. Dan, La, lo ikut gue sebentar yuk ke kamar gue, kita harus bicara juga sebentar!"
          
          "Kalau kamu berani membawa dia dari sini dan mengatakan sesuatu yang membuatnya menentangku, ayah akan melakukan sesuatu yang buruk juga denganmu, Nggar, contohnya melaporkanmu ke polisi seolah kamu sendiri yang jahat ke dia sampai hamil begitu! Lihat saja!"
          
          Tidak takut sama sekali mendadak diancam begitu, Anggar terkekeh sejenak sebelum membalas kembali ucapan Anton. Terbiasa menghadapi perangai ayahnya hal itu sudah seperti makanan untuknya. "Silahkan... kalau ayah mau aku membeberkan semua kebenarannya juga pada mereka!"
          

librarika

*spoiler ep. Lanjut AU Romansa Dua Buaya.
          
          Insyaallah up. Malam ini
          
          Jawaban Nila yang dingin, bahkan lebih dingin dari biasanya tentu saja menyebabkan Laven mulai frustasi. Namun, untungnya dia masih bisa menahan diri agar tidak ikut bicara dengan terbawa emosi. "La... tolonglah... kasih tau gue, seenggaknya sedikit aja!"
          
          "Gue bilang lo gak perlu tau, batu banget sih..." urat - urat di leher Nila sangat jelas menegang, sebab sikap Laven yang tidak juga berhenti membujuknya sudah membuat wanita itu ketar - ketir. Bagaimana tidak, jika jawabannya pun dia juga sama sekali tidak tau karena saat dia sampai ke UKS ini dia hanya berbohong pada guru mengenai alasan ia bisa ada di sana untuk diijinkan beristirahat, saking takutnya bagian perutnya akan diperiksa, "Lagian buat apa juga lo beliin obat buat gue, sok khawatir dan peduli kayak gini. Lo udah lupa lagi ya semua kejadian penolakan yang gue lakukan, terus, semua perkataan gue juga, hm?" tambah wanita itu. Masih dengan disengaja marah.
          
          "Gue cuma mau berbuat baik sama orang yang gue kenal dan anggap temen."