Aku hancur
Kecewa ku sekarang merayap kebanyak jiwa. Bahkan,pada diriku sendiri pun aku kecewa. Gak ada lagi yang bisa aku harapkan dari jiwa-jiwa yang ada sekalipun itu diri aku sendiri.
Luka itu, kembali lagi. Kembali menganga. Meluas dan meradang. Aku berharap luka ini tidak berpengaruh terhadap rasa lain terhadap jiwa-jiwa yang tersisa.
Aku lupa caranya berfikir dengan benar, dengan baik.
Ntah aku yang terlalu perasa atau jiwa-jiwa lain yang terlalu mengejutkan untuk di tebak.
Aku, marah.
Aku, kecewa.
Aku, terluka.
Aku, hampir merasakan benci. Tapi, hati kecilku selalu memenangkan perdebatan semua rasa.
Benci tidak akan merubah segalanya yang telah terjadi.
Merasa marah,kecewa dan terluka wajar bukan? Wajar merasakan nya bagi kita jiwa yang hidup di bumi ini.
Hati kecilku selalu menunduk saat dia memberi bunga, selalu tegar saat panas begitu menyengat meski hampir membuatnya layu. Tapi ia tetap mengokohkan keyakinan nya.
Selalu mendongak dengan senyum lebar yang terpancar ketulusan, meski duri-duri tajam menghunus seakan tak ingin dirinya tetap hidup.
Darinya,aku tau. Jika bukan diri sendiri yang menguatkan, jika bukan diri sendiri yang memperjuangkan. Mau siapa?