“Mulai sekarang kamu akan tinggal bersama saya! Saya akan mempersiapkan segalanya supaya kamu sempurna menjadi istri saya. Dan mulai sekarang juga kamu harus memanggil saya om Juan.” ucapnya lagi dengan nada santai dan lirikan tajamnya yang sudah cukup menegaskan maksud serta keinginannya.
“Apa!? Istri!? Tapi … tapi … saya kan laki-laki!!”
“Yaa, kalau begitu saya akan menjadikan kamu sebagai wanita …” jawab Don Juan dengan santainya.
“Apa maksudnya itu? Saya nggak mau jadi bencong! Nggaak … ga mauu!! Saya mau pulang aja … saya mohon ampuni saya om … tolong lepaskan saya …” aku mengiba dan mulai setengah menangis.
“Lho, lantas kamu mau ke mana? Kalau kamu mau coba kabur dari tempat ini … silahkan saja. Tapi kan sayang sekali apabila saya harus membunuhmu, makhluk secantik kamu lebih layak hidup sebagai pelayan cintaku.” balas om Juan dengan ekspresi nakalnya yang menjijikkan dan membuatku muak.
“Jangan om … tolong lepaskan saja saya. Saya janji nggak bakal bercerita pada siapapun.” kali ini aku jadi benar-benar menangis.
“Lho … buat apa kamu pulang ke rumah? Kan kamu sendiri yang kemarin bilang … kalau kamu sangat ingin sekali supaya bisa pergi jauh dari rumah, karena kamu sudah muak dengan semua anggota keluarga kamu di sana. Sekarang kan saya sudah mengabulkan permintaan kamu, jadi harusnya kamu bahagia donk.”
“Tapi sekarang kamu juga harus menjadi istri saya! Saya rasa kamu tidak masalah kan dengan hal itu? Saya selalu menonton video-video mu di internet, saya yakin kamu sudah sangat nyaman sekali menjadi wanita.” balas om Juan.
“Om … ampun om … lepaskan saya, saya nggak mau jadi wanita … saya mau pulang ke rumah orang tua saya …” aku merengek dan kembali mengiba.
“Bawa dia ke kamarnya! Panggilkan Angelina dan Sofia sekarang juga untuk segera mengurusnya!” perintah om Juan pada mas Hans.