misi_om

sedikit bacotan.
          	
          	saya memang bukan ahlinya agama, tetapi saya coba mengikuti alur ceritanya sambil mengingat ajaran yang pernah saya terima.
          	
          	jadi, secara iseng saya nemu sebuah cerita yang cast utamanya oc x member boiben. Pertama kali baca agak deg-degan juga sih, soalnya... wah.. ternyata si cast utama dilabel memeluk agama islam yang taat.
          	
          	sampai pada suatu bagian dimana diceritakan mereka sudah bercerai tetapi mereka diperbolehkan tinggal bersama dalam satu atap dengan alasan keluarga berdua sudah menyetujui karena si suami tetap harus bertanggung jawab. Disana di ceritakan si istri hamil sebelum perceraian tetapi suami baru tau hal itu setelah cerai.
          	
          	nah, disini yang saya sayangkan.
          	ketika laki dan wanita sudah sah cerai, maka mereka bukan mahram lagi dan tidak diperbolehkan tinggal satu atap.
          	
          	Dikatakan berulang bahwa si tokoh adalah taat beragama, yang seharusnya hal mendasar tentang hukum islam seperti itu sudah sangat paham. Tetapi disayangkan penulisnya memilih alur seperti itu padahal pembacanya banyak. Dan saya yakin rata-rata pembacanya adalah anak muda yang masih butuh bimbingan.
          	
          	saya tidak bisa mengungkap pendapat saya langsung kepada penulisnya karena yang saya amati, sepertinya penulis tidak welcome dengan kritik seperti ini. Terlihat beberapa kali penulis menulis larangan untuk protes dan tinggal membaca.
          	
          	hmm ya sudah lah.. semoga penulis segera sadar dan merevisi bagian tinggal satu atap dengan alasan bertanggung jawab dengan alur yang lain karena hukum agama sudah jelas :)

misi_om

sedikit bacotan.
          
          saya memang bukan ahlinya agama, tetapi saya coba mengikuti alur ceritanya sambil mengingat ajaran yang pernah saya terima.
          
          jadi, secara iseng saya nemu sebuah cerita yang cast utamanya oc x member boiben. Pertama kali baca agak deg-degan juga sih, soalnya... wah.. ternyata si cast utama dilabel memeluk agama islam yang taat.
          
          sampai pada suatu bagian dimana diceritakan mereka sudah bercerai tetapi mereka diperbolehkan tinggal bersama dalam satu atap dengan alasan keluarga berdua sudah menyetujui karena si suami tetap harus bertanggung jawab. Disana di ceritakan si istri hamil sebelum perceraian tetapi suami baru tau hal itu setelah cerai.
          
          nah, disini yang saya sayangkan.
          ketika laki dan wanita sudah sah cerai, maka mereka bukan mahram lagi dan tidak diperbolehkan tinggal satu atap.
          
          Dikatakan berulang bahwa si tokoh adalah taat beragama, yang seharusnya hal mendasar tentang hukum islam seperti itu sudah sangat paham. Tetapi disayangkan penulisnya memilih alur seperti itu padahal pembacanya banyak. Dan saya yakin rata-rata pembacanya adalah anak muda yang masih butuh bimbingan.
          
          saya tidak bisa mengungkap pendapat saya langsung kepada penulisnya karena yang saya amati, sepertinya penulis tidak welcome dengan kritik seperti ini. Terlihat beberapa kali penulis menulis larangan untuk protes dan tinggal membaca.
          
          hmm ya sudah lah.. semoga penulis segera sadar dan merevisi bagian tinggal satu atap dengan alasan bertanggung jawab dengan alur yang lain karena hukum agama sudah jelas :)