“Mau pergi ke mana, Li? Kau kira dengan aku melepaskan tanganku dari tubuhmu, hukumannya akan selesai begitu saja?” tanyanya dengan suara pelan yang kemudian dia kembali melanjutkan dengan penekanan setelah mengecup leher bagian belakang milik Lian. “Ini masih permulaan, Manis. Ketika kau tidak bisa istirahat dengan menggunakan caramu, aku akan membuatmu istirahat dengan menggunakan caraku.”
Cenderung mengikuti naluri hatinya membuat Jimin selalu meyakinkan diri sendiri bahwa dia telah melakukan semua hal dengan amat baik termasuk mencintai Lian dengan caranya sendiri. Tetapi itu hanya dari perspektif dirinya saja hingga suata saat ketika butiran salju itu turun di penghujung bulan Januari, Jimin telat menyadari bahwa semua yang telah dia lakukan selama ini ternyata dapat membunuh Lian secara perlahan.
Iya. Sedari awal sebenarnya Lian sudah sakit, tetapi yang jauh lebih sakit di sini adalah Park Jimin. Hanya dia.
https://www.wattpad.com/story/228345671q