08.

4 1 0
                                    

Setia itu bukan seberapa sering kita disamping pasangan, tetapi seberapa sering kita menutup hati dan tetap bertahan pada pasangan meski jarang bertemu.
-Ken Hugo.

🌻Happy Reading🌻

Ujian semester pun selesai.

"Sekk.. liburan semester mau kemana nih?" tanya Tari heboh.

"Belum ada rencana nih.. kalo lo, Nan?"

"Gue juga ni.. Kalo Sekar mah udah ada yang ajak keluar. Cuittt cuitt" ledek Kenan

"Ihh.. apaan sihh." Sekar malu akan ejekan Kenan tadi.

Tak sadar, mereka telah mengobrol dijalan sambil menuju ke kantin sekolah. Kemudian lanjut membahas tentang rencana jalan-jalan selama liburan sekolah.

kemudian Ken dan kedua temannya datang menghampiri tempat dimana Sekar duduk.

"Lagi ngomongin apa nih?" tanya Ken yang langsung duduk di samping Sekar.

"Liburan semester.." jawab Sekar.

"Ke puncak yukk gais..." Brian memotong omongan mereka dengan memberi usulan tempat liburan.

"Wahhh, boleh tuhh. Pasti seru banget." sahut Tari heboh.

Lalu, mereka pun lanjut membahas rencana perjalanan ke puncak tersebut.

Percakapn mereka yang seru itu dikejutkan oleh nada dering handphone Sekar yang sangat nyaring. "Maaf maaf, gue anggkat telepon dulu." ucap Sekar lalu pergi agak jauh dari tempat ia duduk untuk menjawab telepon. Setelah selesai berbicara dalam telepon, entah kenapa raut wajah Sekar yang tadinya sangat ceria berubah menjadi muram. Sekar dengan buru-buru memberesi barang bawaannya, "Gue pulang duluan ya.." ucapnya lalu pergi meninggalkan kantin.

Kedua teman Sekar sudah tahu akan alasan dari sikap Sekar tadi.

Ken yang melihat Sekar terburu-buru pulang, dengan segera menyusul Sekar.

"Sekar..." panggil Ken sambil memegang tangan Sekar agar Sekar berhenti berjalan. "Ada apa?" tanya Ken saat Sekar berhenti. "Ada masalah? Siapa yang telfon tadi?" tanya Ken lagi.

Sekar hanya diam.

"Yaudah.. gue antar pulang ya?" ucap Ken lalu menariknya pelan ke parkiran dimana motornya diparkir.

Kemudian Ken pun mengantar Sekar pulang, "Ke jembatan yuk.." ucap Sekar dengan nada yang sedih saat ditengah perjalanan pulang. Tanpa bertanya lebih, Ken mengantar Sekar ke jembatan yang Sekar sebut tadi.

Sesampainya disana Sekar mengembalikan helm yang ia pakai lalu berkata, "Dari sini, gue pulang sendiri aja dari sini, loe balik duluan aja. Makasih udah anterin gue ke sini." ucap Sekar sambil tersenyum kecil.

Ken bingung, ia sampai berpikir yang engga-engga, "Loe kenapa, Kar?" tanya Ken yang engga ngerti akan sikap Sekar saat ini.

"Pulang ajah duluan, Ken." tiba-tiba Kenan muncul yang dimana ia dibonceng Brian menuju kesini. "Nanti gue yang temenin Sekar pulang.." sambung Kenan.

Awalnya Ken ragu tuk meninggalkan Sekar disini, tapi karna Kenan memaksa Ken harus balik sekarang, ia pun menurut.

"Jangan di pendam, nanti tambah sakit loh." ucap Kenan sambil menepuk bahu Sekar lalu memeluknya sebentar. Saat itu, seketika air mata Sekar menetes menuruni pipinya lalu mendarat di baju sekolahnya. Namun Sekar tetap menahannya dan dengan segera langsung menyeka airmata yang hendak keluar.

"Kakak mu telepon ya tadi?" tanya Kenan dan Sekar pun mengangguk iya.

Mereka berdua pun berjalan pulang melewati jembatan itu, dimana hembusan angin sepoi-sepoi menemani mereka berjalan. Seakan angin tersebut ikut menenangkan hati Sekar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Finally It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang