01

314 33 13
                                    

Title : outset
Warn : Typo, bhs sarkas, OOC(?)..

___________________________
_______________
________

༶•⁺˚✾˚⁺•༶

Dari ruangan gelap ini aku dapat mendengar suara hujan yang turun dengan lebat, ah bukan ini badai. Udaranya yang menusuk hingga ketulang-tulang sangat mirip dengan udara kali pertama aku bertemu dengan tanjiro. Tunggu sejak kapan di bawah sini terjadi hujan?

Perlahan mataku mulai terbuka menunjukkan iris biru laut yang kelam, tempat dimana aku jatuh terduduk bukanlah tatami. Ini.... Bukan di ruang dimensi tanpa batas milik muzan...

'Aku dimana...'
________________________

Tempat ini sangat gelap dan dingin. Yang seharusnya bertakhta di malam hari mungkin sedang bersedih, hingga ia tak memancarkan cahayanya sama sekali.

Sebagai seorang hashira aku dapat merasakan hawa keberadaan orang lain. Dengan tenaga yang sedikit terkumpul ini, aku berdiri mencari orang tersebut. Berjalan dalam kegelapan memang sangat susah, rasanya ini begitu berbeda dengan berjalan di dalam hutan saat tengah malam.

Jedhuarr!!

Petir tersebut membuatku kaget setengah mati, cahayanya itu, menunjukkan seorang gadis tengah tergeletak di lantai. Sesaat aku sempat berpikir bahwa ia adalah oni.

Namun semakin dekat aku dengannya, semakin lemah juga hawa keberadaannya. Ku beranikan diri untuk menyentuhnya. Dan begitu terkejut nya aku, panas yg bersembunyi di dalam tubuh gadis ini begitu tinggi bahkan, sangat tidak wajar untuk seseorang yang tengah demam. Nafasnya juga mengingatkan ku akan ikan yg keluar dari sungai.

Ah.. Kasian sekali dirimu gadis kecil, ku gendong tubuhnya yang kurus dan lemah tersebut dengan cekatan ke dalam ruangan yang ada di belakangku.

Disana terdapat ranjang yang mirip seperti di kediaman kupu-kupu. Ku taruh tubuhnya yang mungil itu diatas ranjang tersebut dengan pelan dan menyelimuti nya hingga bawah dagunya.

Kilat lagi-lagi menerangi malam yang gelap ini, wajah gadis itu saat tertidur begitu anggun. Namun sangat disayangkan nafasnya yang tersengal itu membuatku iba. Ah apa yang ku pikirkan dia sedang sakit bodoh!

Ku bergegas keluar dan mengambil handuk yang tergeletak di mejanya, tak di sangka letak kamar mandi dan kamarnya tidak terlalu jauh. Jadi aku tidak akan kesusahan atau tersesat bila kembali.

Ketika aku sampai di kamar mandi tersebut, nuansa yang di keluarkan sangat aneh, Ini berkesan modern tidak seperti kamar mandi yang ada di markas pemburu. Saat aku mau menyalakan kran air, di putar ke kanan maupun kiri air nya tak dapat keluar, karna kesal pun aku menaik turunnkan kran tersebut dan alhasil air mengalir dari sumbernya.

'Kusso'

Selama perjalanan kembali ke kamar gadis itu, aku terus menerus mengkutuk kran yang biadab tersebut.

Ku letakkan handuk itu di dahinya, dan duduk di sebelah ranjangnya sembari menatap hujan. ah... Bisa-bisanya aku terdampar di sini, bagaimana nasib hashira lainnya? bagaimana nasib muzan? Dan apa yang terjadi kepada tanjirou sekarang? Apakah perangnya sudah berakhir? Aku lelah, tak apa kan bila beristirahat sebentar di sini? Setidaknya sampai aku bisa kembali.

Giyuu pov end

༶•⁺˚✾˚⁺•༶

Mentari menyinggahi langit dengan tegas, menyapa lembut para putri tidur yang terlena akan mimpi, dan tak lupa membagi harapan baru di setiap detik mereka.

𝐆𝐢𝐚𝐧𝐝𝐮𝐣𝐚 || 𝐓.𝐆𝐢𝐲𝐮𝐮 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫'𝐬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang