11

3.7K 147 11
                                    


Lia menepuk ujung rok seragamnya, sebelum bergegas turun dari mobil dan berlari kecil mengekori Ryujin yg sudah lebih dulu berjalan di depan dengan sebuket bunga di genggamannya. Tangan mungil Lia meraih satu tangan Ryujin yg menganggur lalu mengayunkannya. Lia berjingkrak di sebelah Ryujin membuat yg lebih tua mengulum senyum gemas.





"Seneng banget keliatannya" Ujar Ryujin setelah melewati beberapa batu nisan yg tertancap rapi di sebelahnya.






"Iya dong pastinya kan mau ketemu Papa kak hehe" Lia tersenyum gembira lalu berlari kecil mendahului Ryujin ketika matanya menatap batu tulisan bertuliskan nama Ayahnya.






Ryujin berhenti tepat di belakang Lia sedikit memberi ruang untuk adiknya bercengkrama dengan gundukan tanah di depannya. Lia menaruh buket bunga itu tepat di depan nisan sang Ayah kemudian ia mengusap lembut nisan Ayahnya dengan ujung jari.




"Papa. Maaf Lia baru bisa dateng lagi setelah sekian lama ga mengunjungi makam Papa. Maaf pa."





"Sekarang Lia sudah kelas satu SMA dan kak Ryujin bentar lagi lulus Pa."  Bisikan Lia mendadak membuat hati Ryujin tercekat, setelah ini tanggung jawabnya terhadap Lia akan semakin besar.







"Lia sayang banget sama kak Ryu Pa. Kak Ryujin jagain Lia dengan baik setelah meninggalnya Papa. Tapi sayang, selama itu juga sop iga yg kak Ryujin masak selalu hambar" Kata Lia melirik ke arah Ryujin membuat sang pelaku terkikik geli.






Gadis itu menyikut perut kakaknya untuk berhenti tertawa, dan menyuruhnya untuk mengatupkan kedua tangannya di depan dada, lalu menunduk memanjatkan doa.





Ryujin mengulum senyum lalu mengikuti apa yg di perintahkan si gadis muda. Ryujin maju dua langkah berdiri tepat di sebelah Lia.





"Papa, Ryujin dateng lagi." Ryujin berbisik dalam hati dengan mata terpejam. Dalam otaknya kembali berputar memori-memori kebersamaannya dengan sosok Ayahnya yg tengah menggendong Lia dan satu tangannya menuntun tubuh mungilnya.




"Pa, aku sama Lia udah besar sekarang. Dan Lia tumbuh menjadi gadis yg sangat cantik, tapi sedikit menyebalkan. Karena dia terlalu cerewet selalu saja menjawab ucapanku. Tapi, di mata Ryujin Lia tetap sosok gadis yg manis."





"Pa, maafin Ryujin... Maafin Ryujin yg ga bisa sepenuhnya memegang janji Ryujin ke Papa. Maaf Pa, jikalau Papa menanggung malu di alam sana karena perbuatan Ryujin. Tapi Ryujin mencintai Lia Pa. Ryujin ga bisa mundur lagi Pa. Maaf."




"Kak!" Lagi-lagi Lia menyikut perut Ryujin membuat sang kakak membuka matanya, lalu melirik ke arah Lia yg sedang menyengir lebar.






"Jangan kelamaan. Nanti kita telat loh."






Ryujin menghela nafas "lihat kan Pa. Lia selalu berperilaku seperti itu."






"Enggak kok. Yaudah ayo kita berangkat."






Ryujin menggeleng lalu meraih bahu Lia membawanya pergi menjauh dari makam Ayahnya. Ryujin berlari kecil mengejar Lia yg sudah lari terburu-buru masuk ke dalam mobilnya.





"Nanti pulang mau makan apa?" Ketika Ryujin sudah menjalankan mobilnya keluar dari area makam.






Lia menggembungkan pipinya, tampak berpikir keras.






"Emmm dinner diluar aja yuk kak eheheh."





Ryujin tersenyum kekasihnya ini pasti tengah memberikan suatu kode. Maka dari itu tidak ada alasan lagi untuk Ryujin menolak.





COMPLEX • JINLIA [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang