Lanjut.

62 8 10
                                    

Happy Reading guys 💚🎉
.
.
.
.
.

"Abang! kan aku udh bilang kalo ajak main mereka tuh jangan pulang terlalu malem, kasian."

"Ini lagi iza kenapa?."

Laki-laki berkepala botak itu mengehela napas berat, "sabar sayang, tadi kita ngantri beli es krim dulu iza nangis pengen es krim." Jelas nya tenang sambil menidurkan anak perempuannya.

"Bang aza, kamu ganti baju dulu ya ajak adek nya baru tidur."

"Ayo dek, abang siapin air dulu ya buat elap iza." Ucap bocah enam tahun mengajak adik sekaligus kembaran nya.

"Hm, ngokhey."

Sementara dua bocah laki-laki tadi mandi, iza adik terkecil nya tertidur dengan pulas bahkan tidak terusik ketika abang sulung nya membersihkan sisa es krim di mulutnya.

"Good night princess." Ucap bocah laki-laki tadi sambil mengecup puncak kepala adiknya lalu di susul bocah laki-laki lainnya.

"Engghh." Lenguh iza mencari posisi nyaman, dalam pelukan dua abang nya.

.................

"Aza, aiz, iza udh bangun belumm sarapan nya udh siap nih." Teriak perempuan muda yg berstatus sebagai ibu mereka.

"Sayang hari ini aku ke kantor, kamu keluar gk?." Wanita tadi mengangguk.

"Sebentar cek butik abis tuh gk ada jadwal lain lagi sih, kenapa? Mau di masakin?."

"Gk ush sayang aku mau ke rumah umi."

"Ok."

"Abang? Are you akay?." Tanya dyla lembut, pasalnya anak tengah itu terlihat sangat gelisah.

" hmm, Mom, Dad, hmm kita boleh sekolah di luar gk? Kaya temen temen gtu aiz pengen ngerasain berangkt sekolah." Dyla tersenyum, di usapnya kepala anak tengah nya itu.

"Boleh dong sayang, masa gk boleh sih? Siapa yg larang, hm?." Aiz menggeleng, "gk ada yg larang ko mom cuma aiz takut gk boleh aja, soalnya sejak kejadian itu." Ucapan aiz terhenti dengan senyuman dyla.

"Gpp sayang, kita doakan sama sama ya. Yang penting kalian jangan tinggalin mom ya." Aiz tersenyum lalu mengangguk, di paksa dewasa oleh keadaan memang berat.

"Aiz, bang aza, sama iza pasti jagain mom sama Dad dari orang jahat itu dan kita pasti bakal doain terus biar adek bisa balik lagi sama kita." Dyla tersenyum bangga, setidaknya kejadian itu bisa membuat anak-anak nya sedikit lebih dewasa.

"Makasih sayang, oh ya kalian mau sekolah di mana? Sama oma atau sama umi atau.." ucapan dyla terhenti.

"Di deket sini aja mom, di ujung jalan sana ada sekolah aza suka liat banyak temen temen yang berangkat pake seragam." Ucap aza antusias memotong ucapan dyla.

Dyla berfikir sejenak, "kamu serius? Gk mau sekolah di tempat yg bagus?." Aiz dan aza mengangguk semangat, sementara iza dirinya masih sibuk dengan sarapan tidak tertarik dengan obrolan pagi ini.

"Mom, semua sekolah tuh bagus masalah lulusannya pinter atau gk itu tergantung kita, belajar nya bener atau gk. Kita kan sekolah mau nyari ilmu bukan nyari gengsi, toh nanti yg di tanyakan ilmu nya bukan bentuk bangunan sekolah atau berapa harga sekolah nya, jadi santai aja lah mom." Dyla melongo tak percaya, bahkan anaknya baru berniat daftar SD tapi gaya berbicaranya udh kaya anak kuliahan.

"Iya mom, bang aza bener lagian kalo kita sekolah jauh dari sini nanti mom sama siapa? Aiz gk mau iza ikut di ambil sama org jahat itu kalo misalnya kita sekolah di luar daerah sini." Sambung aiz, ya kejadian itu sepertinya membuat aiz maupun aza sedikit ketakutan dan trauma.

Struggle X saaihhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang