Happy Reading....
Dont forget to vote & comment.
"Arvin, hosh...hosh...hosh." Wanita cantik itu perlahan mendekat ke arah Arvin dengan nafas tersengal sengal.
"Astaga, Ara, kamu ngapain lari lari, kan capek jadinya kamu." Ujar Arvin seraya mendekat ke Ara, ya wanita cantik itu adalah Ara atau lebih tepatnya Arabella Devani Mahendra.
"Ahk, gapapa kok, aku takut aja bikin kamu kelamaan nunggunya." Jawab Ara.
"Ya kan, gak harus lari lari, keringetan kan kamu jadinya." Ujar Arvin sembari mengelap keringat di dahi Ara dengan tangan kosong.
"Gak usah ish, aku bisa lap keringet aku sendiri, ntar tangan kamu jadi bau." Ujar Ara.
"Siapa bilang keringet kamu bau, harum malah yang ada, lagipula gapapa dong, kamu kan pacar aku."
"Hmm, ya udah ayok jalan, tadi katanya mau ngajakin aku jalan." Ujar Ara, seraya mendekat pada mobil Arvin yang terparkir indah di depan rumahnya, Ara baru saja akan membukakan pintu masuk yang berada di samping bangku kemudi, namun Arvin sudah terlebih dahulu menahannya tangannya .
"Kenapa?" Tanya Ara bingung, tanpa menjawab Arvin langsung saja membukakan pintu mobil tersebut.
"Silahkan masuk tuan putri." Ujar Arvin diiringi dengan senyum manisnya.
"Dasar, sok romantis." Ejek Ara sembari memasuki mobil.
Arvin mendengus "Aku emang romantis tau." Jawabnya, lalu Arvin pun melangkahkan kakinya menuju bangku kemudi.
"Kita mau kemana dulu nih." Tanya Arvin yang masih sibuk menyetir tanpa menatap Ara.
"Ke café yang deket deket sini ajalah, tiba tiba perut aku laper." Jawab Ara.
"Dasar ga ada jaim jaimnya yah kamu." Ledek Arvin sambil menoel hidung Ara pelan lalu focus ke jalanan.
"Sama kamu mah, ngapain aku harus jaim, ntar kalau aku jaim, yang ada aku kelaperan nah kalau aku kelaperan kan nanti aku sakit, kalau aku sakit kamu nanti uring uringan lagi." Cerocos Ara.
"Serah kamu deh, semerdekanya kamu aja, yang penting kamu senang." Jawab Arvin, dia lalu menghentikan mobilnya.
"Kok berhenti sih?" Tanya Ara.
"Kita udah ada di depan café Araku sayang." Ujar Arvin.
"Owh, bilang kek dari tadi, mana tau akunya." Tangannya hendak membukakan mobil, namun kembali lagi seperti tadi, lagi lagi Arvin menahannya .
"Apa lagi Arvin, ini aku udah laper banget nih." Kesal Ara.
"Tungguin, biar aku yang bukain pintunya." Arvin lalu keluar dari bangkunya dan membukakan pintu untuk Ara, setelah keluar Ara langsung saja berlalu tanpa memerdulikan Arvin.
"Ara, tungguin ihh, sama pacar jahat banget." Arvin berlari mengejar Ara yang sudah berjalan lumyan jauh didepannya.
"Ara, kamu jahat banget sih sama aku." Arvin berujar kesal.
"Bodo, siapa suruh kamu lemot." Ledeknya.
"Apa, aku kamu bilang lemot." Arvin spontan membulatkan matanya.
"Iya." Balas Ara, Arvin baru saja akan membalas ucapan Ara namun Ara langsung menghentikan ucapannya.
"Udah deh Arvinku tersayang, aku laper mau makan." Jawab Ara lalu kakinya dilangkahkannya masuk menuju cafe tersebut disusul dengan Arvin.
"Mau makan apa mas, mbak." Tanya seorang pelayan tersebut sembari menyerahkan buku menu pada mereka.
"Saya yang ini aja deh mbak, nasi goreng sama orange jus, kalau kamu mau apa Ra?" Tanya Arvin.
"Samaan aja deh sama kamu." Jawab Ara.
"Berarti nasi goreng 2, orange jus 2,hanya itu saja mas, mbak, atau masih ada yang lain?" Tanya pelayan tersebut.
"Hanya itu saja mbak." Jawab Arvin.
"Oh, ya sudah kalau begitu mohon ditunggu mas, mbak." Ujar pelayan tersebut sembari berlalu dari sana, selagi Ara dan Arvin menunggu makanan datang, mereka berdua berbincang bincang.
"Jadi rencana kamu yang pindah ke sekolah itu jadi gak?" Tanya Arvin membuka pembicaraan.
"Jadi kok, kenapa emangnya?" Tanya Ara .
"Bukan apa apa, Jadi, mulai kapan masuknya?" Tanya Arvin.
"Besok." Jawab Ara.
"Oh, ya udah kalau gitu, besok aku jemput mau gak?" Tawar Arvin.
"Nah, mas, mbak pesanannya." Ujar pelayan tersebut sembari meletakkan pesanan Ara an Arvin di atas meja.
"Oh, makasih mbak." Jawab Ara, pelayan tersebut kemudian berlalu dari sana.
"maaf, maaf, kamu tadi ngomong apa?" Tanya Ara.
"Besok aku jemput mau gak?" Tawar Arvin sekali lagi.
"Besok ya, hmm, emangya gak ngerepotin." Tanya Ara sambil memkan makanannya.
"Direpotin sama kamu itu mah beruntung." Jawab Arvin.
"Jadi kamu mau gak nih." Tanya Arvin lagi.
"Hmm, kalau aku sih mau mau aja kalau kamu gak keberatan." Jawab Ara.
"Aneh kamu, ya kali aku keberatan." jawab Arvin.
"Ya kali aja kan."
"Aku udah kenyang nih." Ujar Ara.
"Sama, tunggu yah aku bayar dulu." Jawab Arvin.
"Mbak" Panggil Arvin pada si pelayan tadi.
"Ada apa mas?" Tanya pelayan tersebut.
"Total semuanya berapa?" Tanya Arvin.
"Tunggu sebentar mas."
"Nasi goreng 2 sama orange jus 2 total semuanya jadi 200 k mas." Jawab pelayan tersebut, Arvin merogoh sakunya dan mengeluarkan dompetnya lalu dia mengeluarkan uang seharaga 100 k 2 lembar dan memberinya pada pelayan tersebut dan pelayan tersebut mengucapkan terima kasih.
"Yuk pulang, udah aku bayar semuanya." Arvin lalu menggandeng tangan Ara keluar dai café tersebut.
***
"Besok, kalau mau ke sekolah tugguin aku ya, kita samaan besok ke sekolahnya." Ujar Arvin, Ara hanya mengangguk anggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Jangan lupa ya, ya udah kamu masuk, istirahat sana, pasti kamu capek kan aku ajakin jalan seharian." Ujar Arvin.
"Iya, kamu gak masuk sekalian?" Tanya Ara.
"Kapan kapan aja deh aku kesininya lagi, titip salam aja sama tante sama om." Jawab Arvin.
"Ya udah, hati hati di jalan bawa mobilnya jangan ngebut." Pesan Ara, Arvin kemudian berlalu dari pekarangan rumah Ara setelah meninggalkan kecupan di kening Ara sekilas.
***
TBC...
KAMU SEDANG MEMBACA
Arvin & Arabella
Teen Fiction-Untukmu bahagiaku, kuharap kita selalu bersama hingga kita menua- Bagi Arvin, Ara itu bahagianya, Ara segalanya untuknya. Apapun dilakukan Arvin agar Ara selalu tersenyum. Ara juga yang dapat mengertinya dan Arvin sangat mencintai wanita itu. Namun...