Happy Reading...
Jangan lupa tinggalin jejak.
'BRAK.'
Sekelas tersentak akibat kelakuan nakal Arvin.
"Anjing lo." Umpat Dito, teman sekelas Arvin, Arvin yang melihat itu hanya tertawa terbahak bahak.
"Ketawa lagi lo anjing, untung gue gak punya riwayat penyakit jantung." Kesal Dito. Arvin mengangkat tangannya dan jarinya mengisyarakat damai.
"Hehe." Arvin cengar cengir.
"Apa lo, cengar cengir gitu." Tanya Dito galak.
"Njir, galak banget lo, kayak Pak Bambang" Ujar Arvin menyebut nama salah 1 guru ter-killer disekolahnya.
"Diam lo, bangsat, gue----" Suara Dito terpotong oleh guru yang telah masuk ke dalam kelas mereka.
"Ada apa ini ribut ribu.t" Ujar Pak Bambang yang sudah berada di dalam kelas mereka, yang memang jadwalnya masuk pada les 3,4 hari ini di kelas Arvin sebagai pengajar guru matematika.
Arvin dan Dito gelagapan.
"Eh, Pak Bambang, a-anu Pak tadi ada kecoa masuk ke dalam celana Dito, makanya saya bantu ngeluarin kecoanya, terus gak tau kenapa dia tiba tiba ribut gitu pak." Jawab Arvin ngasal.
"Kok bisa kecoa masuk ke celana kamu To?"
Dan bodohnya Pak Bambang malah percaya pada ucapan Arvin.
Dito mengaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia merasa dipermalukan oleh Arvin.
"Kecoanya suka kali sama baunya Dito pak." Celetuk teman sekelas Arvin yang mengundang teman sekelasnya tertawa.
"Ah, sudahlah, bapak malas debat sama kalian, tugas yang bapak kasih minggu lalu silahkan kalian kumpul ke depan." Suruh Pak Bambang. Satu per satu murid mulai menghantarkan tugasnya ke depan, namun lain halnya dengan Arvin yang masih tetap duduk santai di bangkunya.
"Arvin tugas kamu mana?" Tanya Pak Bambang berjalan mendekati meja Arvin.
"Aduh, gimana ya pak, bukannya saya gak ngerjain cuman tugas saya ketinggalan di rumah." Ujarnya.
"Halah, mau coba ngeles kamu ya, sekarang kamu keluar dari sini, berdiri di lapangan sambil hormat bendera."
Arvin memelaskan wajahnya.
"Aduh, jangan dong pak, masa bapak tega sih ngejemur Arvin yang gantengnya melebihi Shawn Mendes ini sih pak, janji deh pak lain kali Arvin gak bakal ninggalin tugasnya lagi." Dengan puppy eyes, Arvin mengajak Pak Bambang bernegosiasi.
"Itu sih derita kamu, tidak ada janji janji, sekarang bapak tidak mau tau, kamu bapak hukum hormat tiang bendera sampai bel istirahat bunyi baru kamu boleh lepas."
Arvin mengangkat kakinya dan keluar dari kelas itu itu dengan kesal untuk menjalankan hukuman yang di berikan oleh Pak Bambang.
***
"Ra, itu Arvin bukan sih." Tunjuk Indah pada seseorang yang tengah berdiri di tengah lapangan dengan menghormat tiang bendera.
"Mana?" Tanya Ara, matanya mencari-cari seseorang yang disebut oleh Indah tadi. Mereka memang berada di luar kelas karena kelas mereka sedang pelajaran olahraga, yang materinya tentang berlari, jadilah mereka di bawa ke luar kelas oleh guru penjaskes mereka untuk langsung praktik.
"Itu yang lagi ngormat bendera tuh." Ujar Indah.
Ara menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas "Ngapain Arvin di luar jam pelajaran gini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arvin & Arabella
Teen Fiction-Untukmu bahagiaku, kuharap kita selalu bersama hingga kita menua- Bagi Arvin, Ara itu bahagianya, Ara segalanya untuknya. Apapun dilakukan Arvin agar Ara selalu tersenyum. Ara juga yang dapat mengertinya dan Arvin sangat mencintai wanita itu. Namun...