Episode 8-Aku tidak akan pernah kalah!

30 3 1
                                    

~Setelah beberapa hari latihan~

"Kak Clover, mikirin apa?" tanya Deuce.

"Satu persatu gerakanmu semakin bagus saja. Tapi kamu gak ngepas sama waktunya. Jangan cuma fokus sama suara drum.Kita harus sinkron satu sama lain." ucap Trey.

"Ya!!!"

"Yaelah tuan, dari tadi baca manga mulu dah.. apa kagak ada kerjaan lain?" tanya Lakah.

"Kagak dah." jawab Lila singkat.

"Dasar nolep." batin Danial.

Kepala nya Danial langsung di tabok ama Nali.

"Aduh?!"

"Baiklah Idia.Bida tabuh drumnya lagi?" tanya Trey pada tablet Idia.

"....Eh? Kalian mau lanjut?" tanya Idia.

"Kita baru latihan sebentar, kan? please...." Trey memohon pada Idia.

"Tolonglah!!!!"

"Haa...sialnya aku kepilih jadi taraktakdung. Gak peduli walau ritmeku bener. Masih harus ngulang lagi kalau kalian ga ngepas.Walaupun masih banyak yang harus kukerjain....bpertama harus banget gitu aku mukul terus? Gak efisien. Bukannya mending kusetel rekamannya aja?" ucap Idia panjang lebar.

"Ugh...."

"Sarkasnya kumat dah." ucap Grim."Iyap." jawab Lila.

"Deuce, kamu sudah lakukan yang terbaik. Jangan khawatir." ujar Trey." Kamu ada kemajuan sedikit demi sedikit kok." lanjut Lila.

"Makasih Lila."

"Ya! Kakak, lihat. Ada perbedaan besar dari pertama kali dia menari! "

"Kakak?"

"Idia, kamu ndengerin kan?" tanya Trey.

"..Eh? Apa? kalian mau latihan lagi?" tanya Idia lagi.

Lila kayak mikir kok pernyataan nya gak nyambung gitu, pikirnya gitu. Kelima hewan peliharaannya juga sama.

"...jangan bilang..."

"Ya?"

"KAMU MAIN GAME?!" teriak Ortho. Sontak semua langsung kaget.

"E-eh?! Kenapa tiba-tiba bilang begitu, Ortho?! Aku fokus ke aplikasi supaya acaranya bisa sukses kok!!!" ucap Idia yang gugup.

"Kak Shroud....GUE LATIHAN SERIUS TAPI LU MALAH KERJA GA JELAS?!" ucap Deuce yang kesal.

"Alamak Deuce mode ini..." ujar Grim. "Kalem Deuce! Santuy!" ujar Trey.

"Kau sama saja dengan tuan kami!" lanjut Danial yang kesal. "Apa maksud mu?" tanya Idia.

"Tuan kami kalau ada masalah serius pasti tuan kami suka sibuk sendiri. Entah itu ngambar ataupun main game. Kita aja udah capek ngurus tuan kami." ucap Danial.

Kepala Danial langsung di pukil sama Lila.

"Aduhhh!"

"Diem aja kamu!"

"I-iya maaf, tuan.."

"Aku baru tau soal itu kalau Lila sama saja dengan ku.." ujar Idia.

"Ok...aku gak marah...ntapi tolong dengerin pendapatku. Emang jogetan gue masih jelek. Tapi gue gamau dikatain sama orang yang disuruh latihan aja bolos!!! Gue gak terima lu pake jarak jauh!!! Dateng sini tabuh drumnya!!!!" ucap Deuce yang kesal.

"Sabar Deuce...sabar..." ujar Lila.

"...Kita udah kelar ngomongin ini kan? Aku selesaikan tugasku mengumpulkan bintang harapan. Aku juga atur peranku jadi drummer dengan baik. Jangan komplen gimana caraku jadi pengamat bintang. Emang tugasnya situ udah bener? Kita udah putusin berapa jumlah bintang harapan yang harus kita kumpulkan masing-masing, kan? Aku masih ingat target 100 bintang per orang sampai hari ini."ucap Idia panjang lebar yang menantang Deuce.

"Nah Deuce, udah kelar ngumpulinnya?" Tanya nya.

"Itu...agak macet dikit..." jawab Deuce.

"Gak cuma tari. Ternyata kamu juga gak dapat hasil bagus dalam pengumpulan bintang. Bagian mana dari mulutmu itu yang pantas mengkritikku? Melihat hasilnya bukankah jelas kamu gak lebih baik dari aku? Apa kamu pikir bintang harapan yang kumpulkan akan lebih banyak kalau aku keluar kamar? tolong terima hasilnya sebelum kamu bikin ceramah." jelas Idia.

"Uh..."

"Dia langsung bikin Deuce bungkam dong..." sahut Trey.

"Perasaanku jadi ngak enak.." guman Lila.

"Aku malu ngeliat Deuce." sahut Grim.

"Kalau kamu bilang aku ga terima hasilnya... akan kuselesaikan tarianku sebelum hari pertunjukan, dan akan kukumpulkan bintang yang tersisa! nggak. Akan ku kumpulkan juga bintang harapan-nya kak Shroud!!!" ucap Deuce yang meyakinkan.

"Apa-apaan target mustahil itu...Kita harus mengumpulkan 100 bintang sampai hari ini. Pada hari itu normal kan kalau kita mengumpulkan lebih dari 150 bintang? tapi kamu bilang bakal ngumpulin bintang harapan ku juga. Mustahil." ucap Idia ngotot

"Kalau berhasil, kamu mau nabuh drum secara langsung dan gak jarak jauh?" tanya Deuce.

"Apaan sih. Gak ada untungnya buatku." kata Idia.

"Tapi, itu ada manfaatnya buatmu jika Deuce mencapai target yang kamu pikir mustahil.Kamu bisa duduk dan main game di kamar selama Deuce mengumpulkan bintangmu." jelas Trey.

"Jangan bilang kak Shroud mulai percaya aku bakal dapat target itu?" tanya Deuce.

"Ha~~? anak Heartslabyul kesambet apaan sih.Dia pikir dia protagonis shonen manga gitu?" kata Idia.

"Aku juga mikirnya gitu." lanjut Lila.

"Nyebelin banget... gak cocok dibandingin sama asrama lain.. yah... aku tahu kamu gak akan berhasil gimanapun caranya. Ok kalau Deuce dapat targetnya aku berhenti tampil jarak jauh." ucap Idia.

"Ini janji lho!!!" kata Deuce kesal.

"Terserah! Jika Deuce gagal dapat target, aku gak mau tampil meski aplikasi musik. Jadi kalian harus rekaman drum buat acaranya.Ok?" Jelas Idia.

"Ok. Paham." jawab Deuce.

"Apa kamu menerima usul kakakku? Deuce Spade kamu sungguh-sungguh?" Tanya Ortho.

"Ya.. tentu saja ku terima." Jawab Deuce yakin.

"Aku sedikit kasihan sama Ortho tapi aku ga mau latihan sama Deuce lagi. Sekarang aku bisa santai tanpa ambil bagian di acara bosenin ini." Batin Idia.

"Aku tau kau kasihan pada Ortho Idia-senpai, aku juga ingin santai saat ini. Tapi kau harus membuat orang lain bahagia termasuk adikmu, Ortho." Batin Lila.

"Ini bakal jadi gak enak." Keluh Grim.

"Iya, rasanya lelah banget." Lanjut Kiki.

"Hm..betul.. betul..betul.." kata Nali yang kecapean.

"Iya sih.Tapi kalau kita berhasil kita bisa ajak Idia ambil bagian di acara ini!" Ucap Trey.

"Iya! Tantangan ini...aku tidak akan kalah!" Ucap Deuce bersemangat.

"Aku mendukung mu Deuce." Kata Lila yang membuat Deuce senang.

"Uhmm...Terima kasih Lila." Jawabnya sampai ngeblush.

Uwaw ada yang sedang jatuh cinta ini ya :v

--TBC--

Twisted Wonderland Dance and Wishes~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang