10. Problematic

1.3K 183 30
                                    

Angin dingin semakin kencang, bersamaan dengan bel masuk yang berbunyi nyaring, awan gelap yang sesekali berkelip dengan kilatan guntur perlahan menurunkan tetesan-tetesan air yang menjatuhi bumi. Hujan membubarkan para murid yang berdiri di luar bangunan sekolah untuk berlarian masuk menuju kelas, selain menghindari terlambat memulai jam pelajaran juga guna berlindung dari cuaca dingin.

Situasi tak jauh berbeda dengan Mark dan ketiga temannya, mereka berjalan cepat menuju kelas selepas dari kafetaria. Beberapa koridor yang mereka lewati sudah kosong, dan murid di tiap kelas juga sudah berada pada keadaan tenang; duduk di bangku masing-masing menunggu guru pengajar masuk. Lucas yang awalnya berjalan bersama Hendery di depan sudah memasuki kelasnya terlebih dahulu, menyisakan Hendery seorang yang kini berjalan pelan sambil menatap layar ponsel. Di belakang, Mark yang berjalan bersama Jeno juga hendak mengikuti Lucas masuk kelas sebelum kemudian ia mendengar Jeno, yang sedari tadi berjalan diam bersamanya berbicara.

Suaranya pelan, namun terdengar jelas di telinga Mark yang kini menghentikan langkahnya.

"Mark, jika kau tak benar-benar yakin tentang Haechan, alangkah baiknya untuk segera melepaskannya. Karena kau yang mempertahankannya dalam kondisi seperti sekarang sejujurnya hanya membuang-buang waktu, baik untukmu ataupun dirinya kalian hanya akan lebih tidak bahagia"

Untuk sejenak Mark tertegun, pikirannya mendadak kosong sebelum kemudian ia berbalik. Mendapati senyum tipis di wajah sahabatnya yang berlalu meninggalkannya terdiam di depan kelas.

Apa maksudnya?

Kenapa dia tiba-tiba mengatakan hal ini?

"Sepertinya kau tertarik pada Haechan?" Udara tipis keluar dari belah bibir Mark, lelaki itu masih memandangi punggung Jeno dengan semakin banyak ketidakpuasan di hati serta pikirannya, bisikan lirih berbentuk pertanyaannya nyatanya tak pernah tersampaikan, membuatnya harus menelan kembali rasa asam yang membuat dadanya terbakar. Melirik kembali pintu kelasnya, Mark mendengus. Mengembalikan kembali perasaan tenangnya, ia mengubur semua prasangkanya di belakang dan dengan santai berjalan maju, melangkah tanpa ragu dengan pemikiran kuat di benaknya

Apapun yang orang lain katakan. Ia hanya akan mengikuti kehendak dirinya sendiri.




❦︎ 𝑻𝒉𝒓𝒆𝒆 𝑺𝒊𝒅𝒆𝒔 ❦︎

𝑴𝒂𝒓𝒌𝒉𝒚𝒖𝒄𝒌 𝑭𝒂𝒏𝒇𝒊𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏

(✍︎ 𝑩𝒆𝒂𝒓𝒊𝒆𝑳𝒊𝒐𝒏)





Hujan tak berhenti hingga malam menjelang, meski tidak lagi diiringi petir. Itu tetap hujan yang cukup deras, setidaknya mampu membuat siapapun langsung basah kuyup di bawahnya.

Di tempat tidurnya Haechan yang semula mengubur dirinya dalam selimut guna menjaga tubuhnya tetap hangat kini berguling-guling dengan handphone menempel di telinga, cahaya remang dari lampu tidur di samping ranjang samar-samar menampilkan ekspresi cemberut di wajahnya. Hingga ia merasa sudah cukup pusing, Haechan berhenti bergerak. Ia mendudukan dirinya perlahan sambil sesekali mengeluarkan gumaman 'hm' ringan menanggapi suara di seberang telepon. Dalam gelap, matanya berkilau menyapu jendela, menyaksikan langit gelap Seoul yang terhalang tirai hujan, kemudian matanya bergulir menatap bingkai foto di dinding kamar. Disana ada gambar dirinya dan kakaknya Minggyu dengan setelan jas rapi menghadap kamera, bergeser sedikit ada beragam foto dan pose dirinya baik seorang diri, bersama kedua sahabatnya, maupun dengan kekasih serta kedua orang tuanya. Menambah warna di keremangan ruangan.

"Kami sudah menyiapkan tiket penerbangan kalian untuk lusa nanti, pastikan untuk tidak membuat masalah, turuti kakakmu dengan baik, kemarin aku dengar dia mengadu bahwa kau semakin tidak peduli tentang dia disana"

Three Sides - MARKHYUCKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang