14

4.7K 330 28
                                    

Arkan kembali tepat setelah matahari menampakkan dirinya kepermukaan. Di lihatnya tubuh Tania yang  terkulai lemas dan matanya yang terpejam rapat ia sunggu dalam kondisi yang sangat mengenaskan. Ia hanya menatap datar tubuh lemah itu dan melenggang pergi untuk membersihkan diri.

Beberapa menit setelah membersihkan diri dan berpakaian lengkap, Arkan mentapa kearah Tania yang masih seperti pertama dilihatnya. Tidak ada pergerakan dari tubuh gadis itu ikatannya masih tersampul rapi.

Ia mulai melangkah menuju kasur yang di tempati Tania, dengan tidak berkemanusiaan Arkan mencengkram wajah Tania.

"Bangun!"

"Cih bangun kau pemalas!"

Tidak ada respon dari Tania yang membuat Arkan tersulut akan emosinya.

Plak

Tamparan keras mengenai pipi Tania tapi masih tidak ada gerakan yang berarti dari gadis itu. Arkan mendudukan dirinya tepat di pinggir kasur dan mengelus wajah Tania sambil terus berupaya membangunkan Tania.

"Hei! Aku tidak mengizinkanmu untuk tidur! bangun!"

Tania mulai membuka matanya sayu, ia menatap kearah Arkan dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sa-sakit."

Gumaman Tania diabaikan oleh Arkan, laki-laki itu menatap tajam kearah Tania.

"Gak usah cengeng bangun!" kata Arkan menekan setiap katanya.

Arkan menarap geram kearah Tania yang bukannya bangun malah menutup matanya kembali, ingin rasanya ia membunuh Tania saat ini juga.

"Kau harus sampai kesini dalam waktu lima menit, jika kau telat sedikit saja akan kubunuh!" kata Arkan tidak terbantahkan.

Arkan mematikan sambungan secara sepihak ia cukup muak dengan semua ini, ditatapnya wajah pucat Tania sebentar setelahnya berlalu pergi.

.....

Kenzo mengumpat kasar pada tuan sekaligus sahabatnya satu ini, dengan seenak hati ia meminta agar dirinya sampai dalam kurun waktu yang mustahil. Kenzo saat ini sedang ada di luar negeri mana bisa laki-laki itu sampai di indonesia dalam waktu lima menit.

"Punya tuan goblok banget." umpat Kenzo

Laki-laki itu mulai sibuk dengan ponselnya mencari sesuatu yang bisa menyelamatkan hidupnya dari psyicopath gila itu.

"Pergi kerumah Arkan dalam waktu lima menit, dia kayaknya udah nyakitin tuh cewek."

"...."

"Gua gak bisa bego! Gua lagi di Prancis." kata Kenzo mulai kesal dengan orang disebrang sana.

"...."

"Lo adeknya Arkan yang notaben orang kaya dan masih mau meras gua?" Kenzo tidak habis fikir dengan semua ini Arkan orang kaya tapi kenapa adiknya seperti orang miskin.

"...."

"Nanti gua bayar sekarang cepet lo kesana," Kenzo menatapa kesal kearah benda pipih di tangannya itu. "gak adek gak abang sama aja kayak setan!"

.....

Arkan menatap sosok didepannya dengan tajam, kenapa dia yang datang sedangkan dia tadi memanggil Kenzo.

"Ngapain lo?" tanya Arkan tidak santai.

Orang didepannya ini tidak bisa dia ajak berbicara dengan baik,dan sellau membuar Arkan naik darah kalau bukan karna ia adalah adiknya dan orang yang berguna sudah pasti Arkan akan membor kepalanya dan menggesek kedua tangannya buat pajangan.

"Kepo!" sebur orang itu yang membuat Arkan naik pitam.

"Arken!" seru Arkan dengan nada tinggi.

"Ck, si Kenzo ada di Prancis dia gak bisa kesini makannya gua yang gantiin dia." kata Arken dengan santai.

"Periksa cepet, gua gak mau dia mati secepat ini. Belum waktunya raga dia mati, gua akan buat batinya yang mati duluan."

Arken yang mendengar itu hanya menampilkan smirknya saja, dengan langkah santai ia menaiki tangga menuju kamar sanga Abang.

"Lumayan manis, kenapa si Arkan tega ya nyakitin dia apa dia gak kasian? Cih kalau gua mah enggak"ucap Arken di akhiri dengan kekehan kecilnya.

Dia lumayan menikmati penderitaan Tania, jangan kalian fikir Arken laki-laki baik dia tidak jauh beda dari Arkan. Mereka sama-sama psycopath bedanya Arken lebih suka membunuh dengan cepat tanpa embel-embel menyiksa, sekali tebas merupakan prinsipnya karna ia gak mau memegang korbanya yang menjijikan.

"Gak usah bacot cepet priksa." Arken memutar kepalanya dan menatap kearah sumber suara ia tidak berniat melaksanakan yang di perintahkan Abangnya.

Dengan sekali lihatpun Arken tau gadis itu cuma syok dan butuh beberapa obat maka dia akan sembuh dengan sendirinya. Tidak perlu pakek di periksa Arken terlalu jijikingat kalau Arken itu jijik sama korban-korbannya, menyentuh orang seperti Tania yang menurutnya tidak higienis bukan tipenya.

"Dia cuma mati suri." jawab Arken dengan santai.

"Ar-"

"Kenapa lo belum bunuh dia?" tanya Arken dengan serius.

"Bukan urusan lo, pergi dari rumah gua." usir Arkan.

Arken yang mendengar itu langsung berdiri dan pergi dari sana tanpa banyak kata.

🔪🔪🔪🔪🔪🔪
Maaf ya Ken ngaret😭 lagi gaka da inspirasi

Sweet PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang