4

7.5K 446 10
                                    

"Mmmmphhh"

Arkan yang merasakan sebuah pergerakan di sampingnya perlahan mulai membuka matanya, manik hitam pekat itu menatap intens kearah seoarang gadis yang ada di sampinya, seulas senyuman mekar di kedua sudut bibir Arkan.

Arkan terkekeh kecil saat melihat Tania yang sedang mencari kenyamanan di dada bidangnya, sesekali juga dia meringis saat luka pada dahinya bergesekan dengan baju Arkan.

Tangan Arkan mulai terangkat untuk menghalau sinar mentari yang masuk dan mengusik tidur gadisnya itu.

Senyum Arkan semakin merekah saat melihat gadisnya mulai terlelap lagi dalam dekapannya.

Sangat manis.

Tok ... Tok ... Tok

"Maaf tuan ini saya Kenzi"

"Masuk" ucap Arkan dingin dengan masih memeluk tubuh Tania yang tertidur.

"Bagaimana apa kau sudah mendapatkan infonya?"

"Kau benar," kata pria yang bernama Kenzi itu ia sudah mengubah gaya bahasanya. "dia anak pria itu."

Perlahan Arkan menyandarkan tubuhnya pada kepala kasur tanpa mengusik tidur Tania, tangannya mulai membuka map yang di serahkan oleh tangan kanan yang sangat ia percaya.

"Itu semua informasi tentangnya, dan pria paruh baya satu lagi itu merupakan pamannya." ujar Kenzi sambil melirik wajah damai Tania

Tatapan Arkan menelisik isi map tersebut dengan seksama, tidak ada yang tahu tentang apa yang sedang ia pikirkan saat ini.

"Kau boleh keluar" kata Arkan tanpa melihat kearah tangan kananya itu.

Kenzi menganggukan kepalanya dan membungkuk hormat kepada Arkan dan setelahnya pergi keluar meninggalkan Arkan dengan segala pikirannya.
"Kita mulai permainnanya."

.....

Tania mengerjapkan matanya dengan sekali-kali menguceknya agar segera dapat menyesuaikan dengan cahaya sekitar.

Kakinya melangkah gontaian ke arah pintu besar yang sejak tadi terus berbunyi yang membuat tidurnya terganggu.

Tania membuka pintu itu dengan pelan, ia mengedipkan matanya berkali-kali yang membuat dirinya terlihat sangat lucu, bagaimana tidak pertama yang Tania lihat setelah membuka pintu besar itu adalah berbagai macam makanan yang sangat lezat. Yang membuat perutnya terasa sangat lapar.

"Selamat siang Nyonya" sapa seorang maid yang membawa makanan itu.

"Eh-emm siang" jawab Tania sedikit meringis karena mendengar kata siang,  kepalanya mulai mencari-cari benda yang bisa menunjukan waktu padanya.

Mata Tania seketika membola saat melihat jam yang sudah menunjukan pukul 12.00 siang.

"Whatt!  Gak salah"

"Maaf nyonya saya menggangu, saya mengantarkan makan siang untuk Nyonya" kata maid itu dengan sopan.

Tania nampak sangat frustasi saat ini di mana perut dan hatinya tidak dapat berkerja sama dalam keadaan ini.

Dia gengsi harus makan semua makanan yang di sediakan Psycopath itu, lagian Tania juga gak mau gimana kalau ada racun? Atau paku? Yah paku bukankah laki-laki itu Psycopath.

"Nyonya? "

"Ahh itu hemm aku sedang tidak lapar"

Tidakkkk!  Aku sangat lapar - teriak Tania dalam hati

"Tapi ini perintah Tuan Arkan dia menyuruh Nyonya untuk makan."

"Tuan Arkan? "

"Iya nyonya"

Ohh jadi namanya Arkan - ujar Tania dalam hati sambil mengangguk-anggukan kepalanya

"Memangnya dia pergi kemana?"

"Kata Tuan dia ada urusan di luar sebentar"

Keluar?

Seutas senyuman terbit dari bibir Tania,  sangat tipis sehingga setan yang lewat pun tidak akan melihat senyuman itu.

"Ahh baiklah" ujar Tania mengambil alih nampan itu dengan sedikit kasar. "Kau bisa pergi" lanjutnya sambil tersenyum manis.

Maid itu menganggukan kepalanya dan berjalan menjauh dari kamar Tania.

Tania mulai memasuki kamarnya kembali, ia meletakan nampan yang berisi makanan itu kesembarang tempat, saat dia sudah yakin kalau maid itu sudah tidak ada di sekitar kamar, Tania mulai keluar dan menurunin anak tangga.

"Aishh kenapa banyak sekali bodyguard," dumel Tania saat melihat ada 2 bodyguard yang berjaga di pintu utama dan 4 bodyguard yang berjaga di dalam rumah ini dan para maid yang berlalu lalang.

Tubuh Tania menegang saat seseorang memegang bahunya cukup keras.

Apa dia sudah kembali?- pikir Tania

Dalam sekejap Tania membuang nafasnya secara kasar saat mendengar suara yang ada di belakangnya. "Ada yang Nyonya butuhkan? "

"Ahh hemm a-anu" entahlah sepertinya setelah di culik laki-laki bernama Arkan itu Tania berubah menjadi gadis gagu, terbukti sedari tadi dia berbicara. "aku mau minum" kata Tania berusaha santai.

"Baiklah Nyonya biar saya ambilkan"

"Ahhhh tidak tidak tidak,  aku bisa sendiri kok"

"Mmh baiklah, kalau begitu saya izin pamit." Tania menghembuskan lagi nafasnya saat maid tadi sudah pergi menjauh darinya.

"Aku harus bisa keluar dari sini"

Kenapa rumah ini sangat besar - dumel Tania dalam hatinya

Setelah 15 menit dia hanya berkeliling tanpa menemukan jalan keluar Tania yang sudah terlihat sangat lelah memutuskan untuk istirahat.

"Huftt kenapa gak ketemu juga sih" kesel Tania. "aku capek"


Sweet PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang