Xia kenapa?

189 32 0
                                    

Hari Minggu memang waktu yang pas untuk berolahraga. Dan seorang Alexander memanfaatkan itu untuk bermain basket di taman, sendirian.

Eric saat ini masih terlelap dengan mimpinya yang akan membawa Queen ke altar pernikahan.

Mata Alexander menyipit,tatkala melihat gadis yang berjalan dengan pandangan kosong dan air mata yang terus merembes.

"Xia!"panggilnya dengan langkah cepat,menghampiri gadis itu.

Yang dipanggil tak menyahut,bahkan menoleh pun tidak.

"Xia!"panggilnya lagi setelah berhasil meraih pergelangan tangan gadis itu.

"Xia." Sudah ketiga kalinya,baru gadis itu menyahut dengan memiringkan kepalanya.

"Eh?ada lo Lex,sorry gue gak konsen hehe,"ucapnya dengan suara serak dan tangannya sibuk menghapus air mata.

"Lo kenapa?kenapa nangis?"tanya Alexander berusaha membantu menghapus air mata yang berada di sudut matanya.

"Nanti gue cerita,sekarang lo bisa anter gue pulang?gue capek,"pintanya dengan cepat Alexander mengangguk-anggukan kepalanya.

"Bentar,rumah gue gak jauh dari sini,gue ambil motor dulu."

"Lo duduk disini,"lanjutnya dengan membawa Alexia menduduki salah satu bangku taman.

Matanya perih begitu mengingat beberapa menit yang lalu,saat dengan mudahnya sang paman mengambil semua hak dirinya dan sang kakak.

"Xia,ayo." Alexia mendongak,menatap nanar sosok Alexander.

Bagaimana kalau lelaki itu tahu?
Bahwa dirinya tak sesuci yang dia lihat.

Apa lelaki itu akan menerimanya?

Tanpa banyak bicara,Alexia sudah duduk manis di jok belakang.

Alexander menatap sebentar wajah sendu milik gadis itu.

"Lex,kapan jalan?" Alexander tersadar dari lamunannya. Kemudian menjalankan motornya.

"Lex,boleh pinjem pundaknya?kepala gue berat banget,"pinta Alexia.

Gadis itu menempelkan kepalanya di pundak Alexander.

"Capek gue Lex,gue capek sama kehidupan yang gak sesuai sama apa yang gue bayangkan."

Alexander diam.

"Sebelumnya gue mau ngasih tahu sesuatu sama lo... gue anak haram Lex."

[√]Alex(Jeno x Karina) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang