21. C.I.N.T.A

273 41 16
                                    

Mingi menggenggam erat tangan Yunho, sesekali mengelusnya untuk menyalurkan kasih sayangnya. Niat mingi ingin memberi rasa aman pada Yunho, tapi sayang, dia tidak berdaya, pula Yunho sama sekali tidak merasa aman kali ini.

Sementara Yunho? Dia terduduk diam di ranjang rumah sakit. Tatapannya kosong.

Tempo hari, Yunbin kembali menghampirinya ke kantor. Kali itu tidak meminta uang, tapi meminta 'jatah'. Sebenarnya Seonghwa dan Hwanwoong sudah mencoba untuk menyelamatkan Yunho, tapi sayang terlambat. Untuk kedua kalinya Yunho disetubuhi oleh adik kandungnya sendiri. Tapi kali ini Mingi memastikan Yunbin akan dihukum sepenuhnya, santai aja, dikira Mingi gak punya kerabat di kepolisian apa? Pake orang dalem kalo buat kebenaran kan gak apa-apa, bukan?

Ceklek!

"pasien Jeong Yunho?" panggil seorang suster yang baru masuk

"iya, suster" jawab Mingi

"ah, Pak Mingi, ini sudah waktunya makan malam. Tapi sebelumnya saya cek dulu ya tensinya Yunho"

Mingi ngangguk. Kemudian suster mengecek tekanan darah Yunho serta mengecek suhu tubuh Yunho karena tadi pagi Yunho demam sehabis mimpi buruk.

"85/60. Rendah sekali, Yunho. Ayolah semangat sedikit!" si suster memberi Yunho semangat sambil tersenyum lebar.

Tapi Yunho tetap mematung, bahkan matanya tak sedikit pun melirik suster di hadapannya.

Si suster menghela nafas, "kalau gitu saya permisi, Pak" pamit si suster pada Mingi, lalu dia keluar.

Mingi mengangkat tubuhnya untuk pindah duduk dari kursi roda ke ranjang Yunho. Kemudian Mingi mengecup pipi Yunho yang semakin tirus. Baru tatapan Yunho kembali seakan terisi lagi. Yunho menoleh ke arah Mingi.

"gue dipanggil bapak, Yun sama susternya, emang muka gue kayak bapak-bapak ya?" ujar Mingi, yang hanya dibalas tatapan kosong oleh Yunho, membuat Mingi menghela nafas untuk kali kesejutanya.

"makan malam dulu, Yunho. Lihat menunya bistik daging, tumis bayam, sama nasi goreng. Gue udah minta ke suster buat kasih nasi goreng kimchi, seperti kesukaan Yunho, untung boleh"

Yunho cuma diam aja gak bicara sepatah kata pun. Mingi  dengan sabar mulai nyuapin Yunho sedikit demi sedikit makanannya. Sebenarnya Yunho masih bisa diajak berinteraksi dengan catatan dicium dulu pipinya sama Mingi, ntah itu modus atau apa ya tapi Mingi ga masalah. Tapi tetep aja feedbacknya Yunho cuma ngangguk atau bahkan ngeliatin doang tiap diajak bicara.

"enak Yunho?"

Yunho mengangguk lucu dengan pipinya yang menggembung karena makanan dalam mulutnya. Mingi yang gemas kembali menciumi pipi itu, bahkan ciumannya turun ke rahang dan Mingi sedikit memberi ciuman basah.

"geli, Mingiiiiihhh" protes Yunho.

Mingi langsung diam, kaget. "Y-Yunho, barusan lo bicara?!"

"geliiiiiii" Yunho mengusap-usap rahangnya yang basah karena air liur Mingi.

Mingi naruh piring makanan Yunho, terus Mingi meluk Yunho erat. "Yunho, lo akhirnya bicara lagi, sayang"

"emang gue kemaren bisu?!"

Mingi senyun aja. Nampaknya Yunho gak sadar kalau sudah enam hari ini dia cuma bisa tidur, dan duduk dengan pandangan kosong. Ah sudah lah, yang penting sekarang Yunho akan perlahan kembali menjadi Yunho yang seperti sedia kala.

Setelah acara makan malam Yunho yang penuh haru, Mingi kembali berkutat dengan skripsinya. Mingi mengerjakan skripsi sambik duduk di kursi rodanya, di sebelah ranjang Yunho, laptopnya diletakkan di meja samping ranjang. Mingi lagi ngolah data di excel. Sebenernya skripsi dia mirip sama skripsi katingnya, dan Mingi udah dikasih file excel milik kakak tingkatnynya, jadi Mingi Cuma tinggal modif aja karena dasarnya sama.

Thank YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang