9. Kepikiran

322 55 5
                                    

Sejak Yunho ketemu Mama Song, Yunho jadi makin akrab sama keluarga kecil Song. Yunho juga langsung akrab sama Kakaknya Mingi beserta kakak iparnya sekalian. Ya, Yunho emang sebetulnya orangnya supel, tapi dia terlalu selektif aja.

"Mingi, udah siap?"

"dikit lagi sarapan habis, Yunho"

"ya udah cepet, nanti telat kuliahnya"

Jadi karena bahu kanan Mingi retak akibat kecelakaan tempo hari, Mingi gak bisa makai tangannya buat nyetir. Akhirnya Yunho inisiatif buat antar Mingi ke kampus kalau Mingi lagi ada kuliah, ya kalau pulangnya sih diantar San atau Hongjoong.

"udah selesai nih, Yun, sarapannya"

"ya udah ayo kita berangkat, tuan muda"

Yunho pun nyangklong ransel Mingi, karena emang biasanya dia yang bawain ranselnya Mingi soalnya kan bahunya Mingi masih belum sembuh total.

"mah, Yuno sama Mingi berangkat dulu, ya?" Yunho salim sama Mama Song

"iya, sayang. Duh, Mingi, kamu tuh ya bisa mama antar kok malah ngerepotin Yunho" mama Song ngejitak kepala Mingi pas Mingi lagi salim sama beliau

"apa mamah tidak tahu namanya modus?" tanya Yunho

"hal yang sering terjadi?" tanya mama Song

"iya mamah, itu lah yang sering terjadi pada Yunho, digombalin Mingi sepanjang jalan dari rumah ke kampus"

Mama Song ketawa. "lempar aja ke tengah jalan!"

"rencananya gitu mam, tapi nanti lah tunggu sembuh dulu bentar"

Mingi cemberut. "nistain aja terus Mingi, masih pagi!"

"udah sana kalian berangkat! Malah ngobrol!" ujar mama Song.

Kedua orang kelebihan kalsium itu pun segera berangkat.

Seperti biasa, di jalan tuh Yunho digombalin Mingi. Tapi Yunho aslinya seneng, gak tau kenapa, Yunho juga bingung kenapa dia seneng aja gitu ada di deket si jelmaan karburator ini.

Menurut Yunho, Mingi ini orangnya ceria, lagi bisa menghangatkan suasana. Yunho udah lupa kapan terakhir kali dia bisa ngebanyol se-luwes ini, mungkin pas masih kuliah? Dia sama Jongho emang sahabatan, tapi Jongho orangnya tuh kaku bgt.

Yunho juga bingung, kenapa dia ini mau repot buat Mingi ya? Kayak tadi pagi, dia rela bangun sebelum subuh buat bikinin Mingi bekal. Dan udah dua minggu ini juga, Yunho rutin nemenin Mingi check up bahunya ke rumah sakit. Yunho aja bahkan gak se-care ini waktu Seonghwa sakit tipes gara-gara deadline penerbit mereka yang subhanallah sekali.

Yunho kok jadi kepikiran?

Yunho kebanyakan bengong sampai dia kaget pas udah sampai di gerbang kampusnya Mingi. Dia pun masuk sampai ke depan gedung kuliah Mingi dan berhenti di situ.

Mingi turun dari motor Yunho, Yunho ngelepasin helm dari kepala Mingi karena tangan kanan Mingi belum boleh gerak ngangkat. Terus Yunho nyangklongin ransel Mingi yang tadi dia bawa di bahu kiri Mingi yang sehat.

"makasih, Yunho, gue berasa lagi diantar kuliah sama suami gue nih"

"suami suami, kuliah yang benar sana terus lulus, kerja, baru boleh nyebut gue suami!" omel Yunho sambil membenarkan poni Mingi yang berantakan kena helm tadi—yang mana lagi-lagi tindakan ini seperti diluar kesadaran Yunho.

"hmm? Berarti lo mau dong menikah sama gue?"

Yunho nampol-nampol mulutnya sendiri yang gak punya rem itu.

Mingi terkekeh melihat tingkah doinya itu, terus tangan kiri dia terulur buat ngelus pucuk kepala Yunho, "tunggu gue lulus ya, Yun. Gue akan berusaha buat lulus semester ini, terus kerja, dan gue akan seutuhnya ngelepas semua kesedihan lo dan gantiin dengan kebahagiaan. Gue kuliah dulu ya Yun. Nanti jemput gue ya!" Mingi pun setengah berlari masuk ke gedung kuliahnya.

Thank YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang