Hari sabtu, hari yang menyenangkan. Bagaimana tidak, hari ini adalah hari libur. Waktunya untuk menghabiskan waktu dengan keluarga, atau diri sendiri.
Mauren menatap dirinya di cermin besar yang berada di depannya, hari ini ia akan berkunjung kerumah ayah tirinya, Marco dengan tujuannya yang bukan lain adalah bertemu Rama.
Mauren menyemprotkan parfum keseluruh tubuhnya, membuat dirinya se-perfect mungkin. Lalu membuka pintu kamarnya, menghirup udara segar di pagi hari. Suasanya pagi ini membuat Mauren senang, apalagi saat bertemu dengan Rama.
Mauren di Jakarta menyewa kamar disalah satu kost-kostan yang berada di dekat sekolahnya.
Segera ia mengayunkan kakinya dengan senang hati menuju keluar dan memesan ojek online. Satu tangannya memegang kotak makan yang ia masakkan khusus untuk ayah tirinya dan kakak tirinya tersebut.
Seorang pemotor berhenti dihadapan Mauren. "Permisi, Mauren Calista?" tanyanya.
Mauren menganggukkan kepalanya lalu langsung naik ke jok motor tersebut. Kepalanya sudah sibuk membayangkan apa yang terjadi sebentar.
Saat sudah sampai dikediaman Marco Wildebaran, Mauren segera membayar tarif ojek tersebut. Melangkahkan kakinya menuju pintu depan rumah milik ayah tirinya.
Saat mengetuk pintu ketiga kalinya, pintu terbuka. Tampak seorang wanita paruh baya seperti asisten rumah tangga di rumah ayah tirinya.
"Permisi, cari siapa nona?" tanya wanita tersebut.
Mauren mengibaskan rambutnya, "Tuan Marco Wildebaran. Saya anak tirinya."
Wanita paruh baya itu mengerutkan keningnya, lalu dengan ragu mengajak Mauren masuk kedalam rumah.
"Baik saya panggilkan dulu ya nona," ucap wanita paruh baya tersebut yang dibalas anggukan oleh Mauren.
Mauren duduk di sofa berwarna coklat tua yang berada di ruang tamu rumah besar milik Wildebaran, manik matanya menatap tiap sudut ruang yang besar nan mewah yang ia tempati sekarang.
"Hai Mauren," sapa Marco, ayah tirinya yang membuat Mauren terkejut pelan dan segera menyalimi Marco.
Mauren merogoh tasnya dan mengambil dua kotak bekal yang berisi masakannya tadi, "Ohiya pa, ini Mauren bawain makanan buat papa dan kak Rama." ucapnya.
Dengan senang hati Marco menerima kotak bekal tersebut, dan memanggil Bi Inah sang asisten rumah tangganya untuk memindahkan isi kotak bekal tersebut ke piring yang tersedia dirumahnya.
"Makasih Mauren, ohiya sejak kapan kamu ke Jakarta?" tanya Marco. Wajar ia tidak tahu, belakangan ini ia terlalu sibuk dengan urusan kantornya.
Mauren tersenyum, "Udah dari seminggu yang lalu pah, Mauren juga pindah ke sekolah yang sama dengan kak Rama. Emangnya kak Rama ga pernah cerita ya?"
"Ehm, iya Rama belum cerita. Lagian waktu ngobrol papa dan Rama itu sedikit. Urusan di kantor banyak banget." jelasnya.
Mauren hanya ber-oh ria. "Ohiya, kak Rama mana pah?" tanyanya guna mengalihkan topik pembicaraan sekarang. Ia tidak sabar bertemu kakak tiri sekaligus mantan kekasihnya, Rama.
"Ada di atas, kamu kalo mau ke kamarnya silahkan." ucap Marco santai yang hanya dibalas anggukan oleh Mauren. Mauren dengan senang hati melangkahkan kakinya menuju kamar Rama.
Tok tok tok..
Suara ketukan pintu berbunyi mengganggu indra pendengaran Rama yang sedang tertidur sekarang dengan laptop yang masih nyala didepannya.
"Masuk!" titahnya.
Mauren meraih gagang pintu kamar milik Rama lalu masuk kedalam. Rama yang melihat kedatangan Mauren pun sedikit terkejut. Baru saja ia fikirkan kemarin malam, orangnya beneran datang.
![](https://img.wattpad.com/cover/246893702-288-k648555.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sherena
Ficțiune adolescențiWARNING : CERITA INI MENINGKATKAN TINGKAT KEHALUAN ANDA. Cerita ini mengisahkan tentang gadis cantik bernama Sherena yang sangat humoris, tapi dibalik kelucuannya, terdapat kesedihan didalamnya. Dia sering menyembunyikan masalahnya, tetapi akhirnya...