Tring.. Tring..
Ponsel berwarna hitam itu berbunyi, dengan sigap Sheren meraih ponsel kesayangannya dan mematikan alarm yang sudah ia setel sejak kemarin malam.
Senin, hari yang menurut beberapa siswa--hampir semua siswa hari yang menyebalkan. Bagaimana tidak, pagi-pagi mereka sudah disuruh berdiri tegak lama. Bagaimana lagi kalau matahari sudah terbit, kata mereka.
Sheren beranjak dari kasurnya, menatap dirinya dalam kaca. "Good morning, pretty."
Ya, memang itu sedikit aneh. Tetapi bagi Sheren itu suatu hal yang wajar, karena dengan itu dia lebih bisa menghargai dan menerima dirinya sendiri.
Sheren menata rambutnya yang sedikit berantakan dan mengikatnya. Hari ini ia memutuskan untuk tidak keramas dulu "kan kemarin udah".
Ia melangkahkan kakinya pelan ke toilet yang berada di dalam kamarnya. Bersahabat dengan air di pagi hari memang susah, tapi pada akhirnya ia melanjutkan ritual bersih-bersihnya.
Selesai melakukan ritualnya, kembali ia berdiri di depan cermin dan memakai seragam sekolahnya. SMAN LOLIGO identik dengan seragam putih-putih dihari Senin.
Sheren tersenyum melihat ponselnya yang berdering, tertulis nama kekasihnya disitu. Rama. Kakak kelas satu tingkat diatasnya, alias kelas duabelas.
Sheren tidak merespond teks dari kekasihnya, untuk apa? Toh mereka bakal bertemu sebentar lagi. Karena isi teks dari Rama mengatakan bahwa ia sedang dalam perjalanan menuju kerumah Sheren. Dengan sigap, Sheren mempercepat merapihkan dirinya sebaik mungkin.
Rama, kakak kelas terkenal karena ia adalah seorang ketua osis disekolahnya. Tampan, manis, tangguh, serta badannya yang atletis membuat beberapa siswi iri kepada Sheren yang dapat memikat hati sang pak ketua. Meski banyak yang menyinyiri Sheren, Sheren samasekali tidak peduli. Ia menganggapnya sebagai angin lewat saja. Kalaupun ada yang berani macam-macam dengannya, Rama tidak akan tinggal diam.
"Sheren," panggil ibunya tepat didepan pintu kamar miliknya. Dengan cepat Sheren menuju pintu kamarnya dan membuka pintunya.
Sheren tersenyum menatap ibunya, "Kenapa bun?" tanyanya.
"Hari ini Sheren mau bekalnya apa?"
Sheren meletakkan telunjuknya didagu--berfikir sejenak, "Roti panggang nutella aja deh, males makan berat-berat. Buatnya yang banyak ya bun." ucapnya antusias.
"Mau dibagi-bagiin ketemennya ya? Iyadeh bunda buatin lima cukup?" ucap Jean tersenyum menatap anak sulungnya yang sudah rapih.
Sheren mencium pipi ibunya, "Makasih bundaaa," ucapnya manja.
Jean hanya tersenyum lalu kembali ke lantai bawah untuk membuat sarapan yang akan dibawa Sheren.
Karena sudah selesai berpakaian, Sheren menuju lantai bawah untuk memakai sepatunya dan segera pamit.
"Ini cantik sarapannya. Dihabisin loh ya? Bunda juga buatin susu buat dibawa." ucapnya memberikan kotak bekal lumayan besar untuk Sheren. "Ini susunya minum juga, biar kenyang." lanjutnya."
"Astaga bunda kan udah buatin susu buat bekel, masa minum dirumah juga. Yang ada enek nanti bun," rengek Sheren terdengar manja.
Jean mengelus puncak kepala Sheren penuh kasih sayang, "Bunda gamau liat Sheren sakit."
Dengan patuh Sheren meminum susu yang diberikan ibunya tadi. Sambil mengikat tali. sepatunya.
"Oh iya, berangkat naik apa Nak?" Tanya Jean
Sheren meneguk salivanya, "O-ojek bun, Sheren berangkat dulu ya?" ucapnya gugup lalu segera menyalimi ibunya.
Segera ia keluar dan berjalan hingga pembelokan ujung rumahnya. Disana sudah terdapat Rama yang duduk diatas motor sembari memainkan kukunya. Sheren yang melihatnya, lantas menaikkan kedua bibirnya--tersenyum.
"Good morning, kak." sapa Sheren dengan nada sedikit genit.
Rama yang tersadar, mendongakkan kepalanya dan tersenyum didalam helm fullface miliknya. Tidak lupa ia mengacak pelan rambut Sheren karena gemas dengan tingkahnya. Segera ia mengambil helm yang ia kaitkan di motornya, dan memakaikannya untuk Sheren.
Tanpa aba-aba Sheren menaiki motor ninja milik Rama dengan senyum sumringahnya, dan mengaitkan kedua tangannya manis di perut Rama. Rama yang diperlakukan seperti itu, tidak protes. Melainkan ia sangat suka tingkah Sheren yang seperti ini.
Seperti biasanya, dijalan mereka selalu bercanda riang bersama. Apapun yang mereka bicarakan selalu bersambung, tidak ada habisnya. Itulah yang membuat Rama ataupun Sheren merasa sangat nyaman saat bersama. Dunia pun serasa milik berdua.
☕
hello, im so sorry kalo misalnya part prolog rada pendek. but i think ini kewajaran sih, soalnya masih bagian awal. gitu ga sih? wkwk
jangan lupa support me dengan cara vote dan comment down below yaa. kalo ada salah mohon di maafkan wkwk udah lama ga nulis.
thank u, xoxo❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Sherena
Teen FictionWARNING : CERITA INI MENINGKATKAN TINGKAT KEHALUAN ANDA. Cerita ini mengisahkan tentang gadis cantik bernama Sherena yang sangat humoris, tapi dibalik kelucuannya, terdapat kesedihan didalamnya. Dia sering menyembunyikan masalahnya, tetapi akhirnya...