01. Kejadian di Sekolah

23 2 0
                                        

"Sheren sini deh!" Panggil kawannya sambil berlari dan berhenti saat ia sudah berada tepat di depan Sheren berdiri. Ia memegang kedua lututnya yang pegal akibat lari.

"Apasih Bel, pagi-pagi udah berulah aja nih bocah." ucap Sheren menatap kawannya, Bella dengan tatapan bingung.

Bella menarik nafasnya, mengeluarkannya perlahan. "Ada murid baru!" ucapnya antusias.

Sheren menggelengkan kepalanya, "Untungnya gue tau apa?" ucapnya jengah sambil berkacak pinggang.

"Ng-ngga sih, katanya anak barunya ganteng!" ucap Bella kesenangan, mengabaikan Rama yang berada di samping Sheren.

Rama berdehem, "Udah selesai? Gua nganterin Sheren ke kelas ya." ucapnya dingin.

Bella berdehem, menandakan iya. Segera Rama merangkul Sheren posesif, sebagai artian bahwa Sheren hanyalah milik Rama. Bukan apa-apa, Sheren termasuk siswi cantik yang ada disekolahnya, selain itu banyak yang tertarik pada Sheren. Itulah mengapa Rama melakukan hal itu. Ia tidak ingin kehilangan Sheren.

"Belajar yang rajin ya, bentar lagi upacara dimulai. Jangan lupa pakai topi, dasi nya ya cantik." ucap Rama mengacak pelan rambut Sheren yang membuat Sheren kesal dan mengerucutkan bibirnya, membuat Rama gemas dengan tingkahnya.

Rama tersenyum, "Aku ke kelas ya? Jangan genit dikelas." ucapnya. Sheren menganggukkan kepala dengan mantap dilanjut dengan senyuman menawannya, membuat Rama salah tingkah dan melangkahkan kakinya menyusuri koridor.

"Sheren!" panggil Bella lagi, Sheren mengangkat kedua alisnya dengan maksud bertanya 'ada apa?' sambil melangkahkan kakinya ke bangku tengah tempat ia duduk. Tanpa permisi Bella duduk disamping bangku yang Sheren duduki.

"Apa sahabatku sayang?" tanya Sheren sambil menaruh tasnya di laci meja miliknya.

"Lo---"

"Kalo mau bahas soal anak baru itu, mending gausah deh. Ngapain lo bahas cowo lain? Gue udah punya kak Rama." potong Sheren

Bella meletakkan tangannya diatas meja--meniduri lengannya sendiri. "Ck, mentang-mentang."

"Mending lo siap-siap deh," ucap Sheren mengingatkan bahwa upacara dimulai sebentar lagi.

Terdengar suara pengumuman yang mengisyaratkan agar siswa, siswi, guru serta staf lainnya segera berkumpul di lapangan karena ucpacara akan segera dimulai.

"Aelah gue lupa bawa dasi lagi!" umpat Sheren kesal. Ia lupa bahwa dasinya ia taruh di meja makan. Sungguh ceroboh dirinya.

Bella menatap Sheren, "Yaudahlah gue gaperlu pake dasi. Biar kita sama-sama dihukum"

"Eh gausah, lo pake dasi aja. Gue gapapa kok tenang aja. Palingan dijemur udah sana lo---"

Bella membungkam mulut Sheren menggunakan telunjuknya, "Inget gak, minggu lalu gue gabawa topi tapi lo mau nemenin gue. Udahlah gausah sok gaenakan, gue kawan lo dari orok. Dah yok!" ucap Bella menarik tangan Sheren menuju kelapangan.

Segera mereka berdua berbaris rapih bersama teman kelasnya yang lain, dibelakang palang yang bertuliskan "XI IPS 2".

Sebenarnya bukan hanya mereka berdua saja yang tidak mengenakan dasi, ada beberapa kawannya yang lain bahkan tidak mengenakan topi plus dasi. Sehingga mereka berdua tidak merasa resah.

Sembari pembaca protokol bersuara, para guru razia pun berkeliling melihat siapa saja tidak menggunakan atribut lengkap, hingga tiba dibarisan Sheren dan Bella.

"Kalian berdua, maju kedepan!" ucap Pak Retno, salah satu guru razia mereka. Keduanya pun patuh, maju kedepan dan ditatap beberapa siswa yang lainnya. Rama yang selaku pemimpin upacara melihat pacarnya yang berjalan ke bagian siswa yang dihukum. Sadar tengah diperhatikan, Sheren berbalik menatap pacarnya dengan senyum kecutnya. Rama hanya bisa menghembuskan nafasnya, kembali menatap lurus kedepan.

SherenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang