05

315 34 6
                                    

hari ini dimana hari yang semua orang tunggu-tunggu. tugas kedua sebentar lagi akan dimulai dan aku masih di tempat tidur, melirik kiri kanan sudah tidak ada orang.

"sial aku di tinggalkan"

aku berjalan ke arah danau hitam dengan tergesa-gesa, takut mereka sudah menunggu lama.

sesampainya disana aku melihat fred goerge dibangku penonton, ia melambaikan tangan ke arahku, aku menghampiri nya dan duduk disebelah nya.

tantangan kedua pun di mulai, aku melirik kesana kesini mencari hermione tapi nihil, aku tidak menemukan nya sama sekali.

suasana turnamen begitu tegang saat fleur naik tanpa membawa siapapun, disusul dengan krum yang membawa hermione dan tak lama muncullah cedric yang membawa cho.

masih menunggu harry, khawatir ia kenapa-napa. aku terus memperhatikan danau dan seseorang malah mengagetkan ku.

"kau jangan terlalu mengkhawatirkan si pottah itu lah" ucap seseorang membuatku kaget

"oh astaga dracooo, kau selalu saja mengagetkan ku" ucapku dengan memukul keras lengannya

"ouchh! itu sangat sakit oliv" katanya merengek

"oh demi merlin, diamlah draco!"

akhirnya harry keluar dari danau dengan membawa ron dan adik fleur, aku turun dari kursi penonton dan menghampiri harry.

"harry kau tak apa?" tanyaku dengan memberikan handuk

"yeah, aku tak apa"

"sudah kubilang, jangan melebih-lebihkan rasa khawatir mu itu" ucap seseorang yang tak lain adalah draco

"itu wajar draco, melihat sahabat yg sedang mempertahankan hidupnya" balasku sinis

"ohh calm down oliv"

"huh, menyebalkan"

--

malam setelah pertandingan selesai, olivia memutuskan untuk berjalan-jalan sekitaran hogwarts.

olivia berjalan ke arah astronomy tower, ia berjalan dengan santainya padahal ini sudah lewat jam malam.

ia merenung di atas sana, memikirkan sahabatnya, harry. yang sebentar lagi akan melaksanakan tantangan ketiga, ntahlah padahal tantangan ketiga masih beberapa minggu lagi.

di sisi lain, draco ternyata mengikuti olivia sejak tadi, tidak tau itu anak datang mana dari mana, huh.

"hei"

ucap seorang pemuda dan langsung menekadkan diri untuk duduk disebelah olivia.

"kau mau?" pemuda itu mengulurkan sebuah apel hijau

olivia mengangguk dan mengambilnya, ia memakannya dengan lahap tanpa memperdulikan keadaan sekitar. di samping itu, draco terus memperhatikan olivia dengan intens.

"jangan menatapku seperti itu" sahutnya

"kau terlihat sangat cantik"

"ya, aku tau" balasnya acuh tak acuh

"hei" tegasnya

"huft, iya" ucapnya menatap draco

"---ah eum, tidak" balas draco memalingkan wajahnya, ia terlalu gugup jika dipandang seperti itu. tadi ia niatnya akan menggoda gadis itu tapi malah ia sendirinya yang tergoda

"hahaha, kau kenapa sih draco" kekehnya

"tidak apa-apa, sudahlah lanjutkan makanmu"

olivia mengganguk dan melanjutkan sesi makannya.

"sebenarnya apa yang kau lakukan disini liv?" tanya draco penasaran

"aku hanya ingin menenangkan pikiranku" balasnya

"menenangkan? memangnya kau tidak tenang?"

"tidak" jawabnya singkat

"memikirkan si potter?" ucap draco sinis

"ya seperti itulah"

"ish, kau jangan terlalu berlebihan dong" kesal draco

"lah, memangnya kenapa? ia sahabatku, wajar aku khawatir bukan?"

"tapi kau harus simpan rasa khawatirmu itu padaku, jangan orang lain" tegasnya

"what the hell, kau yang berlebihan draco, kau selalu mengekang ku, ini hidupku. lagian kau juga bukan siapa-siapa ku" ucap olivia kesal

"kata siapa kau bukan siapa ku, kau milikku dan tetap menjadi milikku! selamanya" ucapnya dengan menekankan kata yang akhir

olivia diam tidak bergeming dan menatap lurus tepat pada mata draco.

"kau masih tidak mengerti juga?"

"kau milikku olivia, kau milikku" lanjutnya

gadis itu terkejut bukan main, ia memalingkan wajahnya. hatinya berdegup begitu kencang, pipinya memanas.

"kau mendengarnya kan? sekarang lihat wajahku" ucap draco mengenggam tangannya

gadis itu masih terdiam beberapa saat, ia berbicara pada dirinya sendiri "aku tidak yakin akan secepat ini jatuh hati padanya" , gadis itu melamun dan menundukan kepalanya.

"hei, kenapa kau menunduk"

merasa tidak ada jawaban, akhirnya draco menarik olivia kedalam pelukannya.

"sudahlah, tidak usah di pikirkan. lebih baik kita ke asrama saja, bagaimana?" ucap draco lembut

olivia mengangguk, mereka akhirnya kembali ke asrama masing-masing dengan saling menggenggam satu sama lain.

--

sesampainya diasrama, olivia langsung bergegas masuk ke kamar dan beranjak ketempat tidurnya.

"yatuhan.. apa kau secepat ini membuatku jatuh hati padanya" gumamnya

"astagaa draco, kau membuatku gila"

ia tersenyum setelah mengucapkan kalimat itu, olivia benar-benar tersipu akan pria yang tadi mengklaim dirinya.

tapi... gadis itu sekarang ragu karna pria tadi bilang bahwa tidak usah di pikirkan, ia berpikir bahwa itu hanya main-main saja. tapi ia berusaha untuk berfikir positif.

gadis itu terus saja membayangkannya, hal-hal yang menurut dirinya luar biasa. seperti saat diperjalanan tadi, saat draco mengklaim dirinya, saat menggenggam nya, memeluknya. oh tuhan, dia benar-benar malu sekarang karna ulahnya sendiri, memikirkan yang baru saja ia alami.

sekarang, ia kembali tersenyum lagi. oh akan sangat imut bila draco ada di sisinya.

--

cerita ini mau dilanjut kah?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐎𝐍𝐋𝐘 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐘𝐎𝐔 | 𝗱.𝗺𝗮𝗹𝗳𝗼𝘆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang