Ketika Sheila sudah hampir nyenyak,entah kenapa hatinya tidak nyaman dan otaknya menyuruh matanya untuk membuka.
Sheila menegakkan tubuhnya,matanya yang setengah terbuka mengerjap melihat papan yang ditulisi kalimat…
''WILL YOU BE MY GIRLFRIEND?,SHEILA."Dengan perasaan sangat kesal Sheila menggebrak meja,membuat satu kelas yang barusan ramai jadi hening.
"SIAPA YANG NULIS INI?!JAWAB!!"Sheila berteriak,teriakan nya menggema di langit-langit kelas,tidak ada yang menjawab,semuanya saling lirik,takut.
"GAK ADA YANG MAU JAWAB?!"
Sheila menggebrak meja sekali lagi,sukses membuat semua anak kelas nya merinding."I…tu…Ri…Rico"
Salah satu teman Sheila menjawab takut-takut.Sheila mendorong mejanya dan berlari menyusuri lorong menuju kelas Rico.
"Mana Rico?!" Bentak Sheila tanpa basa-basi,sekarang
Sheila sudah menjelma menjadi singa yang kapan saja bisa menerkam siapapun yang ada didepanya.Semua anak yang ada di kelas itu menoleh arah Sheila secara serentak,sama,tidak ada yang berani menjawab,satu sekolah juga tau kalau Sheila berteriak marah,itu artinya dia sudah benar-benar marah dan tidak akan ramah lagi ke semua orang selama-paling bentar 5 hari :).
"Gue tanya sekali lagi,MANA RICO??!"
Seorang gadis menjawab sambil menunduk takut."Ta…tadi dia ke kantin sama temen-temennya"
Sheila langsung berbalik,meninggalkan kelas Rico tanpa berkata sepatah katapun.Perasaan Sheila campur aduk sekarang,dia cuma mau tidur dengan tenang tapi harus diganggu urusan seperti ini,oke,ini sangat sukses membuat moodnya jelek.
Sheila masuk kearea kantin dan mendapati segerombolan anak-anak cowok yang sedang duduk di salah satu meja,paling ramai diantara meja-meja lain.
Dengan tatapan tajam dan tak ada keraguan sedikitpun,Sheila mulai berjalan mendekati meja mereka.
Rico berdiri melihat kehadiran Sheila,teman-teman se-geng nya menyoraki Rico.
"Shei gu…"
'PLAK!!' dengan tatapan datarnya yang mematikan,Sheila menampar Rico dengan keras,seisi kantin hening,Sheila menjadi sorotan,dan dia tidak peduli akan itu.
Rico memegangi pipi nya yang memerah,menunduk,tidak berani menatap Sheila.
"Heh!…lu kagak capek apa gangguin gua mulu?gue aja capek liat wajah BUTEK nya lo!"
Sebagian murid menahan tawa melihat Rico yang wajahnya pucat pasi mendengar penuturan Sheila yang penuh penekanan."gue ingetin ya,nyampe lo gangguin gue kayak gini lagi,gue pastiin besok nya lu bakal make' kursi roda selamanya, ngerti!?"Sheila menggertakkan giginya,semakin membuat Rico takut,dia mengangguk patah-patah.
Masih dengan tatapan datar,Sheila mendorong Rico sampai tubuhnya terjerembab ke lantai,Sheila melihatnya sekilas, lalu pergi meninggalkan kantin, mengabaikan tatapan kagum dan pujian semua murid yang ada disana.
***
"Sheilaaa……aduuuuh,kebiasaan kan !!,make kekerasan mulu sih lo!!,lo tuh sebagai senior nyontohin yang baek kek buat adek kelas,lo kagak liat di sosmed semua pada mejeng vidio lo lagi nampar Rico??!!"Liya mondar-mandir gelisah,mulutnya terus ngedumel."Gak peduli"Sheila menjawab singkat tanpa berminat melirik sedikitpun kearah ponsel yang di sodorkan Liya.
"Shei,dengerin gue"
Sheila dengan malas menatap Liya disebelahnya."Lo tau jabatan lo apa?"Sheila lagi-lagi menanggapi dengan malas.
"Lo sadar dong Sheeeei,lu tuh jabatannya tinggi…………jangan sia-sia in…masa lo wakil ketos tapi hobinya brantem,ngerusak reputasi banget sih lo"
"Gue gak berantem Eliyana Putri…,gue cuma ngebela diri"
"Tapi kan gak harus makek kekerasan Bambaaang"Liya menjitak Sheila dengan gemas.
Liya menghembuskan nafas kesal."Iya deh,terserah lu,gw kagak ikut-ikut"Ujar Liya pasrah.
Sheila memutar bola mata,penuturan Liya membuat mood nya semakin hancur.
***
"Ka,tadi lu denger bu Ina kan?"
Sheila menghampiri meja Arka yang berada di belakangnya.Arka mengangguk lalu tersenyum.
"Nanti kita kumpul dirumah lu ya?"Sheila tersenyum-membuat mata indahnya menyipit.
Arka mengangguk sekali lagi.
"Oke kalo gitu Gw cabut dulu yak"Sheila melambaikan tangan.
Sheila berjalan menyusuri koridor menuju kantin sambil memainkan handphonnya,ucapan Liya tidak salah,memang banyak orang yang memosting vidio dirinya yang sedang menampar Rico di media sosial,tapi Sheila tidak gempar akan hal itu,toh itu urasan mereka.
Sheila tersenyum miring.
"Shei!"
Sheila menoleh,Kak Tika-Bendahara OSIS memanggilnya.
Sheila menahan langkahnya dan berbalik menghadap seniornya itu.
"Kita rapat dadakan,ayok cepetan!semuanya pada nungguin" Sheila tidak sempat bertanya,karna
Tika langsung menarik lengan Sheila,mengajak untuk mengikuti langkahnya."Rapat dadakan?tumben,bahas masalah apa kak?"
Tanya Sheila seiring mereka berjalan ke ruang rapat."Katanya sih bahas bazar tahunan,kan tinggal 4 bulan lagi kita naek kelas"Sheila mengangguk mengerti.
Selama Sheila bersekolah di sini,dia tau bahwa setiap tahun ketika ujian kenaikan kelas selesai,malamnya,OSIS mengadakan bazar dan beberapa karya seni untuk merayakan kelulusan mereka,acara itu memang meriah tapi acara ini adalah bencana bagi OSIS yang terpilih menjadi panitia.
***
Sheila menghembuskan nafas ketika dia keluar ruangan rapat,dia ditunjuk untuk menjadi wakil ketua panitia dan punya satu tanggung jawab yaitu ditugaskan untuk mengurus pentas seni,satu kata dari Sheila, 'merepotkan'."BRAK!"
Sheila oleng dan jatuh terduduk setelah dia menabrak sesuatu…,atau seseorang?"Aduu…"Sheila meringis,dia mendongakan kepala,terlihat Arka yang sedang berdiri memegang tumpukan buku- memperhatikan Sheila.
"Kamu gapapa?"tanya Arka.
"I…iya,gapapa,duh,maaf ya?,gue ngelamun"Sheila bangkit dan menepuk-nepuk ujung rok nya.
"Mau ke perpus?"Tanya Sheila yang dijawab anggukan oleh
Arka."Mau dibantu?"
Tawar Sheila dengan senang hati."Nggak usah deh,gapapa"Arka menolak dan tersenyum.
"Hmm…yaudah deh,"
Arka meneruskan berjalan,meninggalkan Sheila yang terdiam di tempat,menatap punggung Arka yang semakin menjauh,bahkan hanya dengan melihatnya,Sheila bisa merasakan apa arti
"Bahagia yang sederhana""I want too be yours"
Bisik Sheila dalam hati kecilnya.***
Thanks for your vote~
keep reading,thank you gais~💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope...
Romance''Percayalah,berharap pada sesuatu yang tidak pasti adalah hal yang sangat menyakitkan '' -Hope💔