Sebuah Balasan (selesai)

90 10 4
                                    

Biarlah seorang gadis bergaun merah ini mengaku. Aku mengaku. Namun ia tetap tidak datang atau bicara padaku. Tenangkanlah jiwamu. Selama ini aku percaya bahwa akulah serigala bergaun bulu domba. Aku sendiri yang merencanakan pembunuhan itu. Dan aku yang melepaskan semua setannya. Tidak ada lagi rasa sakit. Tidak lagi. Dan senyum hanya akan terlukis kembali setelah ku dapatkan bayarannya.

Kau pilih wanita bergaun putih itu. Tanpa kau sadari ia terlalu suci untuk tangan-tanganmu yang sekotor tanganku. Diamlah dalam penyesalanmu.  Karna aku sama sekali tidak menyesal, Sheriff bodoh itu tak akan bisa membuatku membuka mulut. Biarlah kisah ini tenggelam dalam tenggorokanku. Tetap biarkan aku memakannya sendiri.

Kau kira aku bisa melihatku berduka? Tawa kejam ini biarlah bergema. Rysan begitu bodohnya kau. Kau tahu apa yang lebih mengerikan dari malaikat maut? Namaku. Akan aku pastikan kau yang membayar hutangnya. Akan ku pastikan kau yang berduka. Kita lihat apakah aku bisa belajar dari kesalahan mu.

Jangan pernah main-main dengan seorang wanita.

"Air hujan akan turun pada gadis berbaju putih dan setangkai mawar. Dia yang akan mengambil semua orang terbaik. Dan kau ada diantaranya. Gaunnya akan ternoda oleh darah. Ia akan membencimu. Namun kau tak akan bisa mundur. Sampai kematian. Jika maut jawabannya, biarlah terjadi. Untuk jadi dekat, biarlah jadi lebih dekat." Lalu ku tutup mataku.

Rhymes for the beauty (cerpen) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang