#3. Siapa Kau?

169 102 92
                                    

'Siapa dirimu? Apakah kau Alvin? Tetapi, sepertinya.. tidak. Karena, kau berbeda dengan yang lain.'

-Aurel.

🍀🍀🍀

"Enghh," erangan kecil Aurel mulai terdengar, ia sayup-sayup mendengar seseorang yang baru saja duduk disampingnya, sambil menatapnya.

Perlahan, Aurel membuka matanya. Ia memegangi kepalanya yang sangat berdenyut, karena pusing. Aurel perlahan menduduki dirinya, yang dibantu oleh lelaki itu.

"Sebaiknya, lo istirahat dulu." Ucap lelaki itu, dengan nada yang dingin nan datar. Aurel mengangguk pelan, menyetujui perkataan lelaki itu.

Saat lelaki itu beranjak, Aurel dengan cepat menahan lengan Pemuda itu. Pemuda itu, terhenti. Ia menunggu apa yang hendak dikatakan dengan gadis yang ia tolong. "Thanks." Ucap Aurel berterima kasih.

Pemuda itu tak menjawab. Ia perlahan melepaskan genggaman Aurel ditangan nya. Lalu ia pergi berlalu, meninggalkan Aurel yang menghela nafas.

'Aku sebaiknya, harus masuk ke kelas. Soalnya, ini pasti udah mau ganti jam Pelajaran nya. Tapi... kenapa aku pusing, banget sih?!'

Aurel meremas seprai kasur uks, ia merasa sangat pusing hari ini. Apakah ia harus melewatkan jam pelajaran yang ia suka? Ketika Aurel hendak beranjak dari kasur, seseorang menahan nya.

Aurel berharap, bahwa yang menahan nya adalah, Alvin. Tetapi, ketika ia mendongak, harapan nya, tak sesuai dengan realita.

Yang ia dapat hanyalah Pemuda tadi, dengan membawa semangkuk bubur di tangan nya. Pemuda itu menyandarkan Aurel dengan bantal, lalu ia duduk dan dengan telaten nya, ia menyuapi Aurel.

Aurel hanya diam, apa yang dilakukan Pria asing, yang ia tak kenal itu. Aurel hanya menurut, membuka mulutnya ketika sesendok bubur masuk ke dalam mulutnya.

"By the way, nama kamu siapa? Kalau nama aku, Aurel. Salam kenal," ujar Aurel dengan senyum tipis, juga tangan nya yang terulur.

Pemuda itu hanya diam, ia hanya menatap tangan Aurel, dan dengan teganya ia menghiraukan Aurel. Aurel mendesah kecil, ia menarik kembali tangan nya, yang sempat terulur.

Tetapi, Pemuda itu, langsung menjabat tangan Aurel dengan hangat.

"Ma, Pa. Yuk, sini main ama Blian. Ma? Pa?" Panggil seorang Anak kecil yang berumur 5 Tahun itu, linglung. Ia melihat ke kanan dan kiri, dia tidak menemukan kedua orang tuanya.

Ia mencari di sekitar nya, yang berada di teras rumah yang sangat besar dan mewah. Tak ketemu apa yang ia cari, Anak kecil yang bernama Bryan itu, kembali masuk dengan bola kaki ditangan nya.

Ketika ia baru diambang pintu, ia terhenti. Entah mengapa hati Anak kecil itu terasa sakit. Ia melihat kedua orang tuanya sedang asyik bermain dengan Adik barunya, yang baru berumur 2 tahun.

"Ma? Pa?" Panggil Bryan kecil. Tetapi kedua orang tuanya, seperti tak memperdulikan Bryan. Bryan perlahan menghampiri kedua orang tuanya, juga Adiknya.

"Ma, Pa." Ulang Bryan yang tetap dihiraukan oleh kedua orang tuanya. "Ma! Pa!!" Pekik Bryan dengan mata yang mulai memanas.

"Apa?!"

"Bryan." Ucap singkat Pemuda yang bernama Bryan itu, langsung melepaskan jabatan tangan nya. "Nama yang bagus. Salam kenal," Aurel tersenyum kikuk, ketika ia tersadar.

"Lo sebaiknya nggak usah masuk ke kelas dulu. Tetap di sini, sampai pulang sekolah," titah tegas Bryan saat Aurel hendak beranjak dari kasur uks.

"T-tapi--"

"Nggak ada, tapi-tapian!"

Tak mau berdebat, Aurel menurut. Ia kembali membaringkan tubuhnya dikasur dengan bantuan kecil oleh Bryan.

Selang beberapa menit hening, bel jam pergantian Pelajaran berbunyi. Bryan beranjak, ia lalu menatap lekat manik mata Aurel, yang sepertinya sang empu sedang gugup.

"Gue ke kelas." Pamit Bryan dingin, sebelum akhirnya ia melesat pergi. Aurel menghembuskan nafas pendek.

Kenapa hidupnya selalu begini? Apakah ia terlalu mudah untuk dimanfaat kan? Atau... apakah dia terlalu lemah? Ya, Aurel tau. Dia memang gadis yang lemah, ia juga tak bisa kecapekan.

Tetapi, ia punya suatu kelebihan. Yaitu, dia bisa tau, atau bisa melihat masa lalu seseorang. Jikalau, ia memegang atau menyentuh telapak tangan seseorang.

Seperti tadi, ia menjabat tangan Bryan. Ia seperti melihat seorang anak kecil, dimana itu adalah Bryan. Ia juga melihat ketika Bryan dihiraukan dan tak diperdulikan oleh orang tuanya.

Namun, apa yang terjadi ketika Ayah Bryan membentak Bryan? Oh, ayolah. Kenapa Aurel menjadi sangat penasaran dengan masa lalu Pemuda itu?

Entah mengapa, Aurel ingin tahu, bahkan sangat ingin tahu tentang masa lalu Bryan.

Intinya, Aurel akan melakukan cara apapun agar dia tau masa lalu Bryan. Ia juga penasaran, kenapa Pemuda itu, bisa sedingin itu?

☆☆☆☆☆☆☆

Bersambung...

Hehe, maaf kalau pendek.

Ada yang nunggu Cerita ini Update? :^

Gimana Chapternya?

Tenang. Konflik permasalahan nya, tinggal beberapa Chapter lagi. Ya, iyalah. Ini kan baru awal guyss. Jadi, sabar aja, ya! ^^

Always, Stay with me!

And

Always, support me!

Ada yang mau ditanyain?

See you next Part>>>

-#Blue.skyx

Belajar MelupakanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang