#2. Semudah Itu Kah Dia Berpaling?

181 111 135
                                    

'Semudah itu kah, kau bisa melupakanku dan dengan cepatnya, kau berpaling dariku?'

-Aurel.

💔💔💔

Aurel sekarang tengah berada di sebuah taman dikotanya seorang diri. Ia memutuskan pulang sekolah ke taman ini, untuk menenangkan pikirannya yang kacau.

Aurel menatap sekeliling taman, dan duduk dikursi panjang yang tersedia di taman itu.

Ia menatap sekitar banyak sekali yang datang, tetapi kebanyakan orang yang datang, adalah orang yang berpasangan.

Aurel mendengus kesal, ia merasa disini hanya lah seorang nyamuk saja, atau yang lebih tepatnya ia seperti orang jomblo? Memang benar, sih.

Namun, pandangan nya teralihkan kepada sepasang kekasih. Aurel membulatkan matanya terkejut, saat melihat itu adalah mantan kekasih nya. Lebih tepatnya dia Alvin!

Dan disampingnya adalah orang yang paling Aurel sayangi, yaitu sahabatnya sendiri, Alluna!

Sepasang kekasih itu berjalan sambil sesekali tertawa ria dan dengan Alvin yang sekali-kali mencubit pipi Alluna.

Sakit. Itulah yang Aurel rasakan. 'Semudah itukah kau melupakanku, Alvin?' Batin Aurel menatap sendu Alvin yang mulai menjauh dimakan monster, ah ralat. Maksudnya jarak.

🌈🌈🌈

Keesokan harinya...

Aurel berjalan gontai ke kelasnya sembari menundukkan kepalanya. Aurel sama sekali tak bersemangat seperti hari biasanya. Namun, entah kenapa hari ini baginya sangat hampa jika tak ada Alvin.

'Inget Aurel, kamu nggak boleh pikirin dia! Oke, mari kita belajar melupakan dia.' Batin Aurel menyemangati dirinya sendiri.

'Semangat Aurel!'

Aurel langsung menduduki dirinya, disamping Alluna, yang berkutat dengan buku pelajaranya. "Alluna, kamu kemarin udah kerjain PR Mtk belum?" Tanya Aurel kepada Alluna.

Alluna menoleh, dan menggelengkan kepalanya pelan. "Belum, soalnya kemarin gue lagi pergi sama orang tua gue, ada urusan. Jadi, gak sempat," bohong Alluna kembali berkutat dengan bukunya.

'Alluna pergi sama orang tuanya? Lalu, kemarin kenapa aku melihat dia ditaman dengan Alvin? Apa Alluna berbohong kepadaku?'

Aurel menggelengkan kepalanya pelan, tak mungkin jika sahabatnya sendiri membohonginya.

Aurel menatap lurus, ia masih memikirkan tentang yang ia lihat kemarin, saat Alvin dan Alluna sahabatnya, berjalan dengan Alvin yang merangkul Alluna dengan canda tawa.

Memikirkan itu lagi saja, sudah membuat hati Aurel sesak dan perih. Apalagi saat Alvin langsung berpacaran dengan sahabatnya, Alluna.

'Ah! Itu tak mungkin terjadi!' Pikir Aurel, menggelengkan kepalanya.

"Assalamu'alaikum, Anak-anak." Sapa Buk Ria, saat ia memasuki kelasnya. "Wa'alaikumussalam, Buk." Jawab para siswa-siswi, kompak.

"Oke, kita hari ini Ulangan Harian Mtk, ya." Ucap Buk Ria, yang membuat seisi kelas mendadak kaget.

"Buk, kok nggak bilang-bilang sih, Buk? Kenapa mendadak banget?!" Gerutu seorang siswa nakal, yang tak terima.

"Ibuk kemarin lupa kasih tau, udah. Jangan ada yang protes lagi! Kerjakan Ulangan nya dengan benar, Ibuk nggak mau ada yang remed!" Tegas Buk Ria ketika sudah membagikan kertas Ulangan.

"Aduh! Aku belum sempat belajar lagi. Gimana nih?!" Gumam Aurel mendesah kecewa, saat ia melihat soal Ulangan nya, dengan penuh rumus-rumus yang ia sendiri tak mengerti.

'Ih! Aku benci banget, dengan yang namanya, Mtk. Bikin pusing, deh!'

Aurel melirik sekilas Alluna, yang sedang fokus mengerjakan soal Ulangan Mtk itu. Ia berniat bertanya kepada Alluna, tetapi ia urungkan.

Ketika Alluna langsung menutup jawaban nya, dengan buku yang tak cadangan Alluna. "Jangan nyontek," sinis Alluna.

"Hah? A-aku nggak nyontek, aku cuma mau nanya aja, sama kamu, Lun." Aurel menggelengkan kepalanya tegas, ia tak mau sahabatnya salah paham.

"Gue nggak percaya." Alluna berdiri dari kursi, ia mengangkat tangan, sambil berkata. "Bu, Aurel nyontek." Adu Alluna tersenyum kecil, saat ia melihat Aurel membulatkan matanya.

Aurel segera berdiri dari kursi, ia tak mau jika Alluna seenaknya menuduhnya. "Nggak, Bu! Alluna fitnah. Tadi saya cuma mau nanya aja, ke dia Bu!" Ellak Aurel, tak mau difitnah.

"Udah, udah! Aurel, kamu Ibuk hukum!" Titah tegas Buk Ria. "Lho? Kok saya dihukum Bu? Kan saya nggak bersalah."

"Kamu yang salah, kok kamu yang nyolot?! Udah cukup. Keluar dari kelas ini, dan lari keliling lapangan 15 kali."

"T-tapi, Buk--"

"Nggak ada tapi-tapian. Cepat keluar!" Dengan desahan kecewa, Aurel berjalan keluar. Ia sempat melirik sekilas Alluna yang tersenyum miring, dengan seisi kelas memperhatikan nya.

🍀🍀🍀

Aurel berjalan gontai ke lapangan, setelah sampai, ia langsung menjalankan hukuman nya, dengan pikiran yang berkecamuk.

Kenapa? Kenapa Alluna melakukan ini kepadanya?

Apakah ia sudah tak dianggap sahabat oleh Alluna? Tapi, mengapa?

Sebelum ia sempat menjalankan hubungan nya, dengan Alvin.

Persahabatan mereka baik-baik saja. Juga, Alluna sangat ceria dan selalu bersamanya.

Tetapi, ketika ia telah berpacaran dengan Alvin, akhir-akhir ini sifat Alluna berubah. Ia sering marah kepada Aurel, dan sangat dingin kepada Aurel ketika berbicara maupun tidak.

Aurel sempat berfikir, apakah... Alluna merebut Alvin-nya? Tetapi, itu tak mungkin. Karena ia sangat percaya, bahwa Alluna sahabatnya, tak akan melakukan itu.

Di putaran ke sepuluh, Aurel berhenti. Ia sepertinya tak sanggup berlari lagi. Ia sudah terlalu lelah. Bibirnya yang telah pucat, dan keringat dingin membasahi seluruh badan nya.

Tak kuat berdiri lebih lama disana, Aurel ambruk ke tanah. Tetapi, samar-samar ia melihat ada seorang lelaki yang sepertinya sedang menggedong Aurel.

Apakah itu, Alvin? Tidak! Itu bukan seperti Alvin, karena... lelaki itu berbeda.

ლლლლლ

Bersambung...

Gimana Chapter ini?

Apakah kalian dapat Feelnya?

Apa pendapat kalian, tentang Chapter ini?

Menurut kamu, siapa Pemuda itu?

Hmm... gitu.

Ada yang mau ditanyain?

Always voment okay?

Author sangat membutuhkan itu.

Thank you, yang udah baca♡

See you next Part>>>

-#Blue.skyx

Belajar MelupakanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang