Malam begitu menyesakkan, menghirup pun seakan tak bisa apa lagi menutup mata. Aku lihat jam telah menunjukkan tengah malam dan berarti semua orang sudah terlelap dalam mimpinya masing-masing. Pernah terpikir olehku, seisi dunia begitu mengganggu. Semua orang kecuali diriku terlihat sangat sibuk menjalani kehidupan mereka. Aku bahkan sudah tak mampu menuntun kakiku lagi, tubuh pun terasa berat meski sepertinya aku sudah tertinggal sangat jauh. Kecepatan yang ku pacu sering kali tersandung. Hatiku semakin sakit hingga tak bisa berkata-kata lagi.
Tetes demi tetes hujan membasahi payung para pejalan kaki, sebagian ada yang berlari karena takut telat untuk bekerja dan sebagian lagi ada yang berjalan santai menikmati setiap detik anugerah yang diberi oleh Tuhan itu.
Aku berharap hujan turun sepanjang hari, dengan begitu orang-orang tidak akan melihat ke arahku. Payung bisa menyembunyikan raut kesedihan, karena di saat hujan orang-orang hanya akan sibuk dengan diri mereka sendiri.
Namaku Min Hara gadis kelahiran Daegu. Mempunyai badan kurus dan kulit putih pucat, entah kenapa itu membuatku seperti mayat hidup. Aku mempunyai seorang kakak yang sangat menyangiku layaknya seperi anaknya sendiri, akan tetapi sifatnya yang terlalu protektif itu membuatku gemas seakan ingin menjadikannya pacar saja. Namanya Min Yoongi ia lebih tua tiga tahun dariku.
Aku menderita penyakit langka yaitu Ventricular tachycardia, yang di mana ventrikel atau bilik jantung berdetak terlalu cepat dan tidak sinkron dengan gerakan serambi atrium jantung. Akibatnya jantung tidak dapat memompa darah secara efektif, sehingga tubuh kekurangan oksigen. Hal itu juga disebabkan oleh aliran listrik jantung dengan penyebab yang bervariasi.
Orang tuaku tidak memperbolehkanku untuk keluar, itu sebabnya mereka mencukupi kebutuhanku seperti sekarang, kamarku sudah seperti perpustakaan dan ruang bermain.
Aku harus selalu menjalani terapi dengan dokter Hyeji sekali seminggu. Katanya aku tidak boleh terlalu bersemangat karena itu akan membuat detak jantungku berkali-kali lebih cepat dari orang-orang biasa pada umunya. Dan lebih parahnya aku dilarang untuk jatuh cinta, karena jika itu terjadi bisa saja nyawaku menghilang. Banyak sekali larangan yang harus aku patuhi, aku seperti burung yang terkurung didalam sangkar yang menunggu maut menjemput.
Kalian tau penyakit yang aku derita sekarang sangat langka, perbandingannya hanya satu banding seribu. Bayangkan saja miliaran orang di bumi ini tapi kenapa malah aku yang mendapati penyakit mematikan ini? Aku pikir Tuhan tidak adil padaku, membuatku menderita seperti ini. Kenapa aku harus lahir toh pada akhirnya aku akan menderita dan mati lebih cepat.
***
Tok..tok..tok
Bunyi ketukan pintu terdengar dari luar lalu menampilkan pria berkulit putih dengan tangan yang membawa makanan dan air putih, berjalan dengan hati-hati karena takut menumpahkan air yang ia bawa.
"Hara" panggil pria itu pelan, karena takut mengejutkan gadis yang tengah terlelap diatas kasurnya itu, dengan lembut ia membelai pelan rambut gadis itu.
Perlahan matanya mulai terbuka, pagi yang damai melihat senyum dari pria yang tengah menatapnya sekarang ini.
"Waktunya sarapan, kau harus minum obat" ujar pria itu.
"Yoongi Oppa sudah sarapan?" tanya Hara dengan suara parau khas orang bangun tidur.
"Sudah, sekarang kau yang sarapan. Oppa akan pergi kuliah sebentar lagi" jawabnya lalu memberikan air putih pada Hara.
"Sebentar aku mau cuci mungka dulu, tidak enak jika makan dengan wajah yang masih setengah mengantuk. Oppa bisa pergi sekarang, nanti bisa terlambat"