Bersamanya, satu

330 32 2
                                    

Warning: sex scene (be wise!), typo, OOC, hanya meminjam nama tokoh di bawah



Doyoung selalu berpikir bahwa hakikatnya bersama dengan orang itu.

Ingatannya -yang entah kenapa mulai berkurang ketajaman- terlalu kabur, tapi dia takkan bisa melupakan bahwa sentuhan orang itu selalu membuatnya bergejolak. Darahnya seperti mendidih karena gejolak libido, dan secara ajaib dia selalu patuh pada orang itu. Doyoung adalah bonekanya. Si cantik yang selalu patuh dan menggoda bila dibutuhkan, Doyoung kesayangannya.

Itu menjelaskan mengapa orang itu selalu menyetubuhi Doyoung.

Doyoung telah kehilangan rasa akan waktu yang berdetik. Baginya, jika bersama dengan orang itu, waktu pun akan lumpuh. Segalanya akan berpusat pada pergumulan dua tubuh yang tidak bercacat itu.

Orang itu selalu menyentuh Doyoung di tempat tersensitif, terdalamnya. Lalu Doyoung akan mendesis nikmat, sentuhan orang itu terlalu memabukkan seperti wine yang selalu diminumnya. Setelahnya pasti orang itu akan memangut bibirnya dengan lapar, seperti hewan buas menikmati hidangan favoritnya. Agak jijik mendengar perumpaannya, tapi bagi Doyoung itu sudah sangat pas.

Orang itu sudah menaruh jarinya di lubang Doyoung, dan itu membuatnya berjengit. Dia mengerjab, tapi matanya tidak menangkap cahaya apapun. Dia baru sadar bahwa ada penutup mata yang terpasang erat di kepalanya. Dia membuka mulutnya, tapi suaranya tak keluar sama sekali. Dia kembali mengerang saat jari di lubangnya bertambah.

"Aku tahu."

Suara orang itu sangat berat, menyiratkan dominansi yang tak bisa Doyoung rebut ataupun pertanyakan, terdengar begitu seksi dan cukup membuat Doyoung sedikit gemetar. "Lubangmu berdenyut menginginkan milikku, kau harus menunggu."

Dan Doyoung akan patuh, pada perintah yang membuatnya menahan gairah tak tertahankan itu. Dia selalu patuh pada orang itu yang suka memainkan tubuhnya sesuka hati, karena Doyoung tahu orang itu akan memberikan kenikmatan tak terhingga.

Saat orang itu memasukkan miliknya, Doyoung mendesah lega. Merasa begitu nikmat karena lubangnya terisi penuh, terlalu penuh bahkan Doyoung seperti akan terkoyak. Tapi itulah yang dia suka, saat lubangnya memaksa menerima seluruh miliknya. Orang itu juga tak memerlakukannya dengan lembut, gerakannya kasar dan penuh energi hingga Doyoung hanya bisa terhuyung mengikuti.

Rasanya sakit sekali, tapi saking nikmatnya Doyoung mampu melupakan rasa sakit itu. Desahannya mengeras, tangannya panik mencakar punggung orang itu seiring dengan intensitas gerakan yang meningkat. Geraman orang itu juga bisa terdengar, dan pada saat yang pas cairan miliknya sudah keluar. Begitu banyak sampai Doyoung yakin lubangnya tak sanggup menampung semuanya, sehingga ada yang keluar menuruni kakinya.

Orang itu mengelus perutnya lalu menggigitnya. Doyoung terlonjak, berteriak kaget. Lalu orang itu menggigit kembali tubuh Doyoung dengan cermat, seperti binatang yang menandai wilayah miliknya. Tapi Doyoung tidak mengerti, apa yang perlu ditandai? Doyoung adalah milk orang itu, tidak ada yang bisa merebutnya. Orang itu tidak perlu khawatir.

Karena hakikat Doyoung adalah bersama orang itu.

"Kamu perlu menyebut namaku."

Doyoung bergumam bingung, bagian sensitifnya kembali dipermainkan orang itu. Otak Doyoung kembali berkabut, bibirnya bergumam tak jelas.

"A.. Aku..."

Doyoung menjerit.






Untuk ultah Doyoung yang makin dekat, untuk kalian yang mungkin kesal karena Panda lama gak update. Mungkin satu chapter akan sedikit saja, mohon maklumo(〃^▽^〃)o

AWAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang