The Lost Heart

Hai, jadi aku selesai nonton The Lost Tomb 3: Reboot / The Sound of Providence: Reunion

Terus aku gemes sama Liu Shang, jadi aku mau buat ff Hei Yan Jing x Liu Shang 🤪

O.O

Liu Shang menghela napas pelan. Pandangannya ditundukkan, sembari menyandarkan punggungnya ke pilar. Rambut panjangnya yang halus menutupi wajahnya. Itu bagus, pikirnya. Air mata yang mati-matian ia tahan, menetes perlahan dari mata kiri. Menunjukkan kekecewaan yang dalam.

Ia sudah tahu dari awal. Zhang Qiling tidak akan pernah mengakuinya, atau bahkan meliriknya sedikit pun. Satu-satunya yang mempertahankan kemanusiaan Zhang Qiling hanya -si pusat dunianya- Wu Xie. Jika Wu Xie akhirnya benar-benar meninggal saat itu, Liu Shang akan menebak dua ratus persen benar, bahwa Zhang Qiling akan menghancurkan dunia lalu mengubur dirinya sendiri di makam Wu Xie. Tidak ada yang Zhang Qiling pedulikan, bahkan hidupnya sendiri, kecuali Wu Xie. Beruntung, Wu Xie sembuh dengan ajaib.

Liu Shang mengangkat kacamatanya, menghapus air mata yang mulai mengering.

"Kau menyukainya, kan?"
Suara rendah seorang lelaki mengejutkan Liu Shang. Ia menoleh ke kanan, menatap orang yang barusan berbicara.

"Apa maksudmu?"

"Kenapa berpura-pura bodoh?"
Hei Yan Jing tersenyum mengejek. Mengamati Liu Shang beberapa detik, kemudian menatap ke belakang Liu Shang, tepatnya pada dua orang yang duduk berhadapan sambil bersulang.

"Zhang Qiling, kau menyukainya." Kali ini bukan pertanyaan, melainkan penyataan tegas yang terucap dari bibir Hei Yan Jing.

Liu Shang tenang, raut wajahnya tak berubah, ia tersenyum. "Benar, aku menyukainya. Dia idolaku. Orang yang hebat, siapa yang tidak menyukainya?"

Kali ini tatapan Hei Yan Jing begitu serius. Wajahnya ia dekatkan ke wajah Liu Shang. Tangan kanannya menyibak rambut yang menutupi wajah Liu Shang, menampilkan keseluruhan raut kesedihannya. Matanya masih merah dan sedikit berair. Keputus asaan dan kesakitan ditampilkan sorot matanya.

"Liu Shang," gumam Hei Yan Jing pelan.

Meskipun sebelah telinganya tuli, dan kemampuan pendengaran Liu Shang telah berkurang lima puluh persen, tetapi, ia masih lebih sensitif terhadap suara dibandingkan orang biasa. Gumaman rendah Hei Yan Jing cukup membuatnya mengernyit dan bergidik.

Mata mereka saling bertatapan. Tidak, sebenarnya Liu Shang tidak menatap langsung mata di depannya karena kaca mata hitam yang membatasi. Ia tak bisa menilai, apa yang diinginkan Hei Yan Jing.

Sepuluh detik kemudian, Liu Shang tidak mengatakan apapun, dan Hei Yan Jing tidak meneruskan kata-katanya.

"Aiya! Aiya! Apa yang kalian lakukan!"
Teriakan heboh dari si Gendut menghancurkan atmosfir aneh di antara Liu Shang dan Hei Yan Jing. Kedua tubuh yang saling berdekatan itu akhirnya memisahkan diri sejauh dua meter.

"Si Buta dan Sang Sialan, kalian- aku tidak menyangka!" Pang Zi masih heboh, berteriak keras sambil menunjuk-nunjuk keduanya.

"Gendut! Apa yang membuatmu heboh?" Kali ini Wu Xie ikut mendekat, di belakangnya Zhang Qiling mengikuti dengan diam.

"Aku baru saja memergoki si Buta dan Sang Sialan berciuman!"

Hei Yan Jing mendecakkan lidah. Liu Shang tidak mengatakan apapun, tetapi matanya diam-diam mengamati Zhang Qiling, mencari sisa-sisa ekspresi di wajahnya. Namun, tidak ada. Zhang Qiling sama sekali tak terbaca, hanya saja tatapannya tak lepas dari punggung Wu Xie.

"Lihat! Mereka tidak mengelak! Bajingan, aku tidak menyangka kalau mereka berdua-"

"Gendut! Berhentilah omong kosong. Ayo, kita minum bersama saja," sela Wu Xie.