Sore itu setelah pertengkaran Step dan Ryan akhirnya Step memutuskan untuk keluar dari Kostannya Ryan, dia berpikir bahwa bertahan terus di kosan Ryan bukan solusi untuk meneruskan hidupnya di ibu kota.
"Sorry Ry, gue gak bermaksud menjadi beban bahkan menjadi tanggungan loe, terima kasih selama ini loe udah mau menampung gue di kosan loe Ry" tegas Step yang langsung meninggalkan Ryan yang masih berdiri di ruang tengah.
Step langsung pergi meninggalkan Ryan dan langsung mengambil ransel yang berisi baju serta perlengkapan Step.
Step langsung meninggalkan Ryan keluar rumah tanpa pamitan terlebih dahulu.
Terlihat step sedang berdiri di pinggir jalan sambil menunggu Taxi yang sampai saat itu ia masih kebingungan pergi kemana, karena di Jakarta dia tidak mempunyai sanak saudara, sedangkan untuk menumpang kepada teman yang lainnya ia berpikir takut terjadi lagi kejadian yang baru saja ia alami.
"Tuhan, aku tahu kau maha mendengar hambamu, aku lagi bingung tuhan kemana aku harus pergi lagi" ucap step dalam hati.
Tidak lama taxi pun datang, step langsung membuka pintu taxi dan langsung duduk di kursi belakang.
"Siang mas? Kemana kita?" Tanya supir taxi.
Step masih saja melamun di dalam taxi
"Mas kira-kira kemana saya harus mengantarkan mas nya?" Sambung supir taxi.
Lagi-lagi step masih terdiam
"Ok. Mas kita jalan ya, mungkin sambil jalan nanti mas punya inspirasi tujuannya kemana" lanjut kesalnya supir taxi.
"Maaf...maaf pak, Iya pak jalan saja dulu saya sambil mikir kemana nanti tujuan saya" jawab step.
"Lah, mas nya blm ada tujuan? Mas nya lagi ada masalah ya sama bini nya" tanya supir taxi lagi.
"Tebet ya pak, tebet barat" jawab step langsung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tubuhku, Penikmat Lelaki.
RomanceNamaku, Stephen namun semua orang yang mengenaliku, biasa menyebutku dengan sapaan Step. kerjaanku selain buruh pabrik. aku menjadi penikmat para lelaki yang butuh kasih sayang. namun aku tidak suka di bilang kalau aku, gigolo. tubuhku memang penikm...