TUBUHKU, PENIKMAT LELAKI.

22.2K 105 0
                                    

Tiga tahun sudah aku menjalani hidup sebagai laki-laki penghibur, disalah satu club dijakarta.

Bekerja melayani laki-laki yang haus dengan belaian laki-laki lain, demi materi yang semata aku cari di jakarta. Untuk menopang keberlangsungan hidup.

Tidak perlu modal besar untuk menjadi pemuas nafsu laki-laki lain. Yang terpenting adalah menjaga kondisi tubuh, memperindah setiap lekuk badan, ngegym biar mendapatkan tubuh yang ideal, serta memperhatikan pola makan dan hidup. Itu sudah menjadi modal utama buat menjadi seorang laki-laki bayaran sepertiku.

Namaku Stephen, namun setiap orang yang mengenaliku, selalu menyapaku dengan sebutan Step. Awalnya sapaan itu kurang nyaman untukku. 'Step' hampir sama dengan nama jenis penyakit. Namun apalah arti sebuah nama buatku, yang terpenting adalah gimana caranya biar aku tetap bisa melangsungkan hidup. Secara aku merantau ke ibukota tanpa modal apa-apa. Hanya uang pesangon dari tempat kerjaku dulu, dan itupun tidak seberapa malah sudah menipis untuk biaya hidup dan bayar kostan dijakarta.

Saat pertama kali menapakkan kaki di jakarta. Terbesit dalam benak 'mau kerja apa nanti dijakarta?' hanya bermodalkan nekad untuk bertandang dan memilih melawan nasib di ibukota.

Sempat satu bulan dijakarta tanpa berpenghasilan. Saat itu aku merasa putus asa, dan berpikir apakah aku harus kembali kedaerahku? Namun prinsipku dalam hidup adalah aku tidak akan pulang kedaerahku sebelum aku sukses.

Tidak lama, sekitar 40 hari aku stay dijakarta. Aku sudah mempunyai beberapa teman baru. Sementara itu aku menumpang tinggal sama salah satu teman baruku. Teman baruku bernama Ryan, awalnya aku tidak mengetahui orientasi seksualnya Ryan. Namun akhir-akhir ini aku tahu bahwa Ryan, adalah seorang Gogo boy disalah satu club gay only dijakarta.

Pernah aku melihat Ryan, pada suatu malam. Dia bilang mau pergi kesalah satu temannya yang aku tidak kenal. Namun rasa penasaranku memutuskan untuk mengintilnya.

Tepat disekitaran daerah mangga besar ada sebuah club gay only. Dan aku melihat dari kejauhan bahwa Ryan, memasuki club tersebut. Rasa penasaranku semakin menjadi ingin rasanya aku memasuki club itu namun aku takut ketahuan oleh Ryan. Akhirnya aku memutuskan ubtuk kembali ke kostan, dan menanyakan dan meminta penjelasan kepada Ryan esok hari saja.

***
Tepat pukul, 05:00 wib. Ryan pulang. Entah dari mana dia. Masa iyah dari rumah temannya pulang sepagi ini. Dan apa juga yang Ryan kerjakan di club sampai dini hari begini.

"Step... Step, buka pintu dong" teriak Ryan, dari luar memintaku untuk membuka pintu.

"dari mana yan? Jam segini baru pulang?" tanyaku sambil membukakan pintu.

"loe mabuk ya yan?" sambungku, saat melihat jalannya Ryan yang sempoyongan dan tiba-tiba jatuh di ruang tengah.

Kesal juga sebenarnya setiap hari harus bangun sepagi ini hanya untuk membukakan pintu untuk Ryan, mana setiap hari Ryan, pulang sepagi ini dalam keadaan mabuk. Kalau saja aku sedang tidak menumpang dikostannya, dan kalau saja aku sudah bekerja ingin rasanya meninggalkan kostan ini dan kost sendiri. Bagaimanapun tinggal sendiri baik kost atau dirumah sendirian itu lebih menyenangkan. Tanpa harus terganggu saat istirahat.

"ini susu beruang yan" tawarku sambil menyodorkan satu kaleng susu beruang.

"i'm Ok! Gue gak apa-apa ko Step, cuman pusing sedikit" jawabnya.

"hey Ryan, loe itu mabuk gimana gak apa-apa. Jalan loe aja sempoyongan mulut loe aja bau alkohol" bentakku sambil tetap memberikan susu beruang. Dan memastikan Ryan, meminumnya. Biasanya susu beruang itu baik untuk mensterilkan racun-racun ditubuh bahkan alkohol juga sangat baik.

Aku masih saja heran, dan berpikir sebenarnya Ryan melakukan apa saja ya di dalam club. Club bukannya tempat fun ya? Tapi kalau aku lihat Ryan setiap hari pulang dengan kondisi seperti ini. Namanya gak fun. Lantas apa yang dia kerjakan di club itu.

Tubuhku, Penikmat Lelaki.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang