Click
Giliran Elena mengemban buah catur miliknya. Sejauh ini ia berhasil menguasai permainan sampai babak pertengahan. Namun pertandingan final kali ini berjalan alot. Lawan Elena cukup unggul menjarah permainan menggunakan strategi Gambit Ratu.
Namun agaknya keadaan berbalik. Kali ini Vero, lawan main Elena, berhasil mendesak langkah sandingannya. Elena jadi gusar. Jari-jemarinya tak henti membuat gaduh. Waktu terus berputar, namun Elena nampak bergeming.
Merunut, Elena mencoba untuk mengulang permainan dalam otaknya. Catur-catur di depannya seakan-akan digerakkan kesana-kemari. Penonton, yang menyaksikan pertandingan final ini, mulai kisruh melihat Elena yang masih bergeming. Elena acuh tak acuh, sebelum ia akhirnya tersenyum sinis sembari menopang dagu.
"I got it."
Elena kembali bergulat dengan buah caturnya. Vero pun terlihat buncah melihat kecakapannya saat bermain.
"Lima langkah skakmat." Ujar Elena kemudian.
Padangan mereka saling beradu.
"Diam, dan mainkan saja!" Ucap Vero murka.
Mengindahkan, Elena kembali menjalankan buah bidaknya. Tak berselang lama, Vero dibuat mati kutu menerima kekalahannya.
"Selamat," Vero menyerah.
Ujung bibir Elena pun terangkat.
**"
Elena melangkah menyusuri pekarangan depan rumah. Deanna, nenek Elena, tengah menunggunya di teras. Matanya yang teduh nampak berbinar-binar melihat kehadiran gadis tersebut. Elena pun berlari dan memeluk erat wanita paruh baya itu.
"Selamat, Dear...." Deanna menepuk pelan bahu Elena.
Sebuah senyuman tersungging di bibir Elena, sebelum ekor matanya menangkap sosok yang tengah meniliknya dari dalam rumah.
"Yí Linmey? Sedang apa dia disini," Elena menerobos masuk dan menghampiri sosok yang cukup mengganggunya.
"Selamat siang, Elena." Bibi berparas chinese itu bertutur dengan logat khasnya.
"Maaf Yí Linmey, ada perlu apa datang kemari?"
"Lu olang masi muda tapi mulai pikun." Linmey menyibakkan kipas berwarna merah yang sedari tadi dipegangnya.
Huft...
"Yí lupa? Bulan ini kami udah bayar uang sewa."
"Wǒ olang kemali buat tagih utang bulan lalu lu lu pada."
"Waktu itu udah sepakat, kan mau dilunasi tahun depan."
"Wǒ lagi butuh duitnya sekalang, maah.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Earth (Pindah Ke Dreame)
Mystery / ThrillerGadis bernama Elena Caitlin yang terlibat dalam perjalanan waktu di akhir abad ke-22. Bersama dengan kedua rekannya, Dareen Baylor dan Alice Auristela yang ia temui di zaman super canggih itu. Singkat cerita, mereka berusaha menemukan dalang dibali...