Destiny [ Bagian 15 ]

4.1K 581 105
                                    

Tidak seperti kemarin, hari ini kota Jakarta sangatlah cerah. Matahari dengan bangganya kembali menempati singgasananya setelah seharian menghilang tidak menunjukan diri. Menyerah pada awan mendung yang menghalanginya untuk bersinar.

Namun, cerahnya matahari pagi tak secerah perasaan Jay hari ini. Hatinya sekarang sedang kalut. Langkahnya ia percepat menuju UKS yang berada di ujung lorong lantai satu. Keringat sudah berdesakan keluar membasahi dahinya dan juga punggungnya. Membuat seragam yang ia kenakan basah di bagian punggung.

Tadi, Jay sedang mengerjakan Homework miliknya yang baru saja di berikan oleh guru. Baru saja menyelesaikan 5 soal matematika, seseorang datang ke kelasnya dengan brutal. Menghampiri Jay dengan tergesa dan juga nafas yang teratur. Jay menyuruh anak itu untuk menetralkan nafasnya lebih dulu. Barulah setelah itu berbicara.

Dan Jay langsung pergi begitu saja meninggalkan siswa yang memberikan kabar jika Jungwon pingsan saat guru menyuruhnya menjawab soal fisika di depan papan tulis itu di kelasnya. Jay tak sempat memarahi siswa itu karna tak memberitahunya sejak waktu belajar selesai. Yang dia pikirkan sekarang hanya Jungwonnya.

Pintu Uks di buka dengan tidak santainya. Membuat siswa penjaga uks menatap sinis ke arah Jay yang tentunya di hiraukan. Jay hanya berjalan ke arah brankar yang di tiduri oleh kekasihnya. Lalu duduk di kursi yang sudah di sediakan di UKS.

Jay tau, kekasihnya yang manis ini sedang memiliki banyak pikiran yang bersarang di otaknya. Terutama soal kedatangan Sunghoon dan Heeseung ke rumah mereka setelah beberapa minggu kemarin 2 orang itu memutuskan untuk pergi.

Sunghoon menaruh beberapa map yang berisi tentang jabatannya di perusahaan milik Jungwon. Serta beberapa map yang berisi tentang surat kekeluargaan Sunghoon dan Heeseung. Surat yang menyatakan jika mereka bukan bagian dari keluarga Jungwon lagi.

Dan jangan lupakan sepasang cincin hitam yang di taruh di sebuah kotak kaca. Itu, adalah cincin tunangan Sunghoon dan Jungwon.

“kita kesini untuk ngembaliin semua ini. kita mutusin untuk tinggal berdua dan ngebangun bisnis sama sama. won, makasih karna udah nampung kita selama 3 tahun dan ngasih kita kerjaan serta bayarannya.” ujar Heeseung.

Sunghoon memilih untuk diam dan membiarkan Heeseung berbicara tentang apa tujuan mereka datang kemari. Bahkan dia tak sanggup menatap mata cantik milik mantan kekasihnya.

“bayaran yang kamu kasih, itu lebih dari cukup untuk kita berdua bangun rumah dan juga mulai bisnis dari nol. Maaf kalo kita terkesan berusaha keluar dari lingkungan dan berusaha lepas dari kamu. Tapi, kita udah bikin rencana ini bulat bulat. kita bakal hidup mandiri untuk kehidupan kita berdua”

Hening. Heeseung tak mengeluarkan kata kata lagi. Dia sudah selesai bicara dan kini matanya menatap ke arah Jungwon yang menatapnya dan juga Sunghoon dengan tatapan dingin.

“udah ngomongnya? kalo udah, saya minta tolong ke kalian buat kasih surat surat ini ke Jeno Hyung. Dia yang sekarang mimpin perusahaan. Untuk sekertarisnya, saya pilih Renjun Hyung. Kalian gak keberatan kan untuk saya mintain tolong?” nada dari ucapannya sangat datar dan dingin. Membuat Ni-Ki yang masih berada di sana bergidik ngeri.

“kita gak keberatan won”

“terimakasih Heeseung-ssi dan Sunghoon-ssi. Maaf kalo selama ini saya ngerepotin kalian. Selamat memulai hidup baru. kalau begitu, saya pergi. Selamat malam”

Jungwon pergi sambil menarik tangan Jay untuk pergi meninggalkan ruang tamu menuju kamar mereka berdua. Meninggalkan Sunghoon yang kini sedang menatapnya dengan tatapan sendu.

Destiny [ JayWon ] || ENHYPEN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang