Destiny [ bagian 10 ]

4.1K 557 62
                                    

“Jungwon! Jangan Buru Buru. Pelan pelan aja”

Jungwon tak memperdulikan suara Ni-Ki yang sedari tadi mengingatkannya untuk tidak terburu Buru. Jungwon malah memilih untuk mempercepat jalannya.

Jungwon segera memesan tiket pesawat ketika mendengar jika Bundanya masuk rumah sakit karna penyakitnya yang semakin parah.

Fyi, bunda Jungwon menderita kanker otak sejak 7 tahun yang lalu.

Bunda Jungwon sudah stadium akhir. Maka dari itu Jungwon sebisa mungkin menuruti permintaan bundanya. Walau berat, Jungwon pasti akan melakukannya. Bertunangan dengan Jay contohnya.

Baru saja 2 minggu Jungwon berada di Korea, kenapa masalah sudah datang padanya? Kenapa penyakit bundanya semakin parah! Jungwon tidak mau jika bundanya meninggal sebelum dia menikah dengan Sunghoon.

Di belakang Jungwon sudah ada Ni-Ki. Sunoo di larang ikut oleh Jungwon. Ntah karna alasan apa Ni-Ki dan Sunoo pun tak tau. Sedangkan Sunghoon dia tidak bisa ikut karna tugas kantornya benar benar banyak. Wajarkan saja, dia pemimpin di perusahaan Jungwon.

Ni-Ki dan Jungwon memasuki salah satu taxi dan segera memberitahu sopir kemana tujuan mereka. Yang pasti ke rumah sakit.

Sepanjang perjalanan Jungwon tak tenang. Dia terus kepikiran tentang bundanya. Bahkan wajahnga sudah memerah menahan tangis. Ni-Ki dengan inisiatif merangkul Jungwon. Membuat Jungwon menaruh kepalanya di bahu Ni-Ki.

“tenang won, lo harus tetep berdoa. berdoa biar bunda gapapa dan malah sembuh dari penyakitnya” ujar Ni-Ki menenangkan.

Jungwon tak menjawab, dia hanya mengangguk sambil melihat ke arah luar jendela. Tak lama, akhirnya mereka sampai di rumah sakit yang di maksud oleh Jungwon.

Jungwon dan Ni-Ki segera masuk ke dalam rumah sakit. Mereka tidak membawa baju ataj barang lain. Hanya sebuat tas kecil berisi segepok uang berwarna merah, ponsel dan juga charger.

10 meter dari kamar yang mereka tuju. Terlihat ayah Jungwon, orang tua Jay dan Jay sedang berdiri di depan kamar inap bunda Jungwon.

Terlihat jelas jika ayahnya sedang menangis dan orang tua Jay sedang membuat ayah Jungwon tenang. Jungwon sedikit berlari menghampiri mereka. Dia berniat memeluk ayahnya.

Plak!!

Namun, bukannya mendapat pelukan. Jungwon malah mendapatkan tamparan keras dari sang ayah yang membuat semua orang menganga dan menatap ayah Jungwon dengan tatapan tak percaya.

“anak sialan!!”

“kamu kemana aja ha?!! Lupa kalo bunda kamu sakit?!! Gara gara mikirin kamu bunda kamu meninggal!! Gara gara kamu penyakitnya semakin parah!! Gara gara kamu dia mati!! Anak sialan!!!”

Oh, ingin rasanya Ni-Ki menutup telinga Jungwon agar Jungwon tak mendengar kata kata sang ayah. Karna demi apapun Jungwon akan merasa sakit hati.

Ternyata Ni-Ki salah. Wajah Jungwon tidak terlihat seperti orang yang merasa sakit hati. Jungwon malah menyeringai.

“mikirin gue apa mikirin lo? kan lo yang pergi sama perempuan dan buat penyakit bunda jadi parah. ko malah nyalahin gue? gada pembelaan apa gimana?” ujar Jungwon.

“om jangan om!”

Baru saja ayah Jungwon ingin menampar Jungwon lagi, Jay menghentikannya bak superhero yang sedang melindungi salah satu korban kejahatan.

“besok kamu nikah sama Jay! Gada penolakan atau ayah ambil semua aset kamu!” ancam ayah Jungwon.

Oh ayolah! Ayah Jungwon hanya memberi satu kartu hitam! Bahkan Jungwon punya lima hasil dari suksesnya perusahaan miliknya. Dan itu murni uangnya.

Destiny [ JayWon ] || ENHYPEN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang