TIGA

12 6 0
                                    

***

"Makasih ya pak". Ucap Lulu sambil mengembalikan helm bewarna hijau.

"Jangan lupa Five Star ya mba". Jawab driver ojol berjaket hijau itu sambil menerima helm dari tangan Lulu.

"Okeyy". Ucap Lulu sambil sibuk membuka pagar depan rumahnya dan masuk ke dalam halaman rumahnya.

Sekarang Lulu sudah sampai di rumahnya. Lulu pun masuk ke dalam rumahnya, tak lupa sebelum masuk ia mengambil sneakers centang hitam yang tadi dipakainya dan meletakkannya ke dalam rak sepatu yang ada di rumahnya.

"Assalammualaikum". Ucap Lulu. Tidak ada jawaban, melaikan hanya ada suara televisi diiringi tawa dan candaan yang volumenya lebih besar dibanding dengan volume televisi. Tak perlu heran. Sambutan seperti ini sudah biasa bagi Lulu.

Lulu pun masuk dan menuju ke kamarnya. Yup. Seperti yang ia kira. Di depan televisi ada saudara laki- laki dan saudara perempuannya yang sedang bercanda gurau bersama. Jangankan salam, Lulu berlalu dihadapan mereka saja sama sekali tak menarik perhatian mereka berdua.

"Kak, sudah pulang? Ibu lagi masak kue pesanan buk Rina di dapur". Tanya seorang wanita setengah baya mengenakan daster bercorak batik ketika Lulu hendak masuk ke dalam kamarnya. Dia adalah Maya, ibunda Lulu.

"Iya bu". Ucap lulu sambil bersalaman kepada Maya.

"Aku masuk ya bu". Ucap Lulu kemudian sambil membuka pintu kamarnya.

"Eh kak". Sapa sang Ibu sambil menahan bahu kanan Lulu membuat Lulu berhenti melangkah.

" Iya bu?". Tanya Lulu menatap lembut kepada Maya.

"Nanti bantu ayah di toko ya. Ibu mau anter kue sekalian mau ada acara sedikit disana. Tadinya ibu mau suruh abangmu. Tapi katanya dia capek. Banyak tugas katanya. Kamu sekolahnya udah kelar kan?". Tanya Maya.

"Ohh. Bisa bu". Jawab Lulu.

"Yaudah kamu makan dulu sana ya". Ucap Maya.

"Buuu". Panggil saudara perempuan Lulu sambil mendekat dan menggelendoti tangan Maya dengan nada bicara yang dibuat manja.

"Ada apa sayang?". Tanya Maya sambil memegang tangan Marsha dan menoleh ke arah Marsha, adik perempuan Lulu yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP.

"Adek sama Abang mau ke Gramed malem ini ya bu. Abang janji mau beliin adek Novel terbaruu. Ya bu yaa bolehh yaa". Pinta Marsha kepada Maya sambil membuat kontak mata kepada Jovan. Jovan adalah kakak laki- laki Lulu. Jovan adalah mahasiswa semester 5 di salah satu universitas swasta di kota Lulu.

"Hahaha.. Enak ajaa, kaga ah kagaa abang ga pernah janjii. Dasaran adek buu mau porotin aku". Sambung Jo sambil tertawa.

"Aaaa abang minggu laluu janjii kalo adek udah UAS abang bakal beliin adek Novel baruuu mm. Abang pembohongg, dasarr peelittttt". Ucap Marsha kesal dan menghentakkan kaki kanannya dan melipat kedua tangannya ke dada dengan bibir yang dimanyunkan.

"Abanggg..". Tegur Maya sambil melihat ke arah Jovan yang masih rebahan di depan televisi.

" Heheh iyaa iyaaa". Ucap Jovan yang sekarang posisinya sudah duduk di sofa depan televisi.

"Beneran gak niii? Adek gamau lagi lo buatin abang indomi kalo abang bohongin". Tanya Marsha kepada Jovan. Lalu mendekat ke arah Jovan dengan raut muka mengancam.

"Iyaa adekku sayang". Ucap Jovan sambil memeluk adiknya dari samping. Marsha pun terkekeh kecil.

"Aku sama adek izin pergi ya bu". Lanjut Jo bertanya kepada Maya yang masih berdiri di depan pintu kamar Lulu bersama Lulu di sebelahnya.

"Makan duluu sebelum pergi. Ibu udah masak ayam teriyaki kesukaan abang". Ucap ibu.

"Yahh. Padahal rencananya aku sama adek mau makan di luar. Di Mall itu ada resto yang baru buka. Kata temen aku sih enak". Jawab Jo kepada ibu.

"Yahh buu adek lagi pengen makan diluarr yaa boleh yaa buu pliss". Pinta Marsha kepada Maya dengan wajah yang memelas.

"Iya udah. Boleh. Nanti ibu sisain ayamnya buat abang sama adek. Pulangnya mana tau laper lagi". Ucap Maya kepada Jo dan Marsha.

"Yeyyyyyyy makasiiih ibuuuu". Ucap Marsha kegirangan.

"Makasihh jugaa abangkuu yang paling baik se duniaa". Lanjur Marsha sambil mendongak ke arah abangnya dan menarik hidung bangir Jovan.

"Aduh Aduh sakittttt. Samaa samaaa adikku yang palingg bawell". Balas Jovan sambil menarik lengan kecil adiknya itu dari hidungnya,

"Yaudah ibu mau siap- siap anter pesanan". Ucap Maya sambil meninggalkan ketiga anaknya.

Drama- drama seperti ini sudah menjadi makanan Lulu setiap hari. Dan ya. Lulu hanya menjadi penonton di drama- drama keluarganya.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BUTTERFLYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang