TUAN PUTRI

16 4 0
                                        

Setelah selesai membaca surah Al-Waqiah Humairah berjalan keluar masjid dan bergegas menuju kelasnya. Ponsel yang masih berada di dalam tasnya berbunyi, tanda ada panggilan masuk.
”Assalamua’laikum rah kamu dimana?” Tanya Naira teman baik sekaligus teman sebangku Humairah.
“Waa’laikumussalam aku lagi dijalan mau ke kelas”.
“Okee hati-hati yaa, aku sama Haidar nungguin kamu nih”.
“Iya neng.. otw”.
“Iyaiya. Assalamua’laikum ”.
“Waa’laikumussalam.” Ucap Humairah sambil menutup telfonnya dan berjalan menuju kelas.

****

Sesampainya dikelas, ia melihat Naira dan Haidar asik berbicara.
“Wah kayaknya seruu nih, lagi ngobrol apa ?” ucap Humairah sembari duduk didekat Naira.
“Rahasia dong” jawab Haidar meledek Humairah.
“Apaan sih Haidar rahasia-rahasia, gak lucu tau”  ucap Humairah sambil mengerucutkan bibirnya.
“Iya maaf ya Ai tuan putriku” ucap Haidar sambil tersenyum tipis.
“Nama aku tuh Humairah bukan Ai” tukas Humairah dengan mata yang melotot ke arah Haidar.
“Lah kan iya, Humairah-Mairah-Airah-Ai-Rah. Nah kan ada Ai nya” jawab Haidar panjang lebar.
“Serah luh deh”. ucap Humairah pasrah.
“Udah-udah.. Ribut mulu kalian YaAllaah” ucap Naira yang sedari tadi menyimak keributan dua temannya.
“Iyaiya.. Jadi apa yang kalian ngobrolin tadi?” tanya Humairah.
“Gini Rah, film Ayat-ayat Cinta 2 kan udah tayang di bioskop gimana kalau kita bertiga nonton?” ucap Naira.
“Hayuuukkkk” Jawab Humairah dengan senyum sumringah sehingga terlihat lesung pipinya.
“Kalau besok nontonnya gimana?” Tanya Haidar
“Boleh” jawab Humairah dan Naira bersamaan.

Dalam KenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang