part 2

9 1 0
                                    

Kamu tau cinta ? Itu eperti anak kecil yang selalu ingin di manja kontrolah cinta dengan Agamamu maka cinta akan membawamu ke Surga






"Vick, emangnya kudu lewat sini kah?" berteriak dari belakang di ikuti dengan menepuk pundak pemuda yang kerap balapan liar tiap malam minggunya.

"Iya lah Ran, mau kamu ketangkep tukang begal berseragam itu?" teriaknya sambil menggemgam keras stang speda motornya pada kecepatan 90 km perjam. Satu persatu tikungan sempit dia libas dengan sempurna, membuat Randi sesekali berteriak histeris berasa nyawanya di ujung tanduk.

Bagi kalian yang pernah di ajak ngebut ugal-ugalan, brutal membabi buta oleh temannya pasti tahu betul rasanya ada di posisi Randi kan !. 😄😅

"pelan dikit dong Vick" teriaknya keras.

"ah, kamu ini Ran. Bahaya kalau pelan bisa-bisa kita ketangkap" celetuk Vicky kesal.

"iya selamat dari polisi, tapi nyawa kita yang tak terselamatkan " Randi membatin, menggelengkan kepala. Memutar malas matanya, kalau saja ada pilihan lain tentunya Randi ogah ikut si Vicky. Yang kalau lagi berkendara kayak orang kesurupan.

"begalnya udah gak kelihatan kok Vick." cekikin dari belakang.

"heran dah, gak capek apa tu begal tiap pagi ngejar-ngejar para siswa gaul. Gak tau apa kalau kita hampir telat masi aja dikejar-kejar, otak uang kayaknya tu para begal." cetusnya kesal.

"makanya Vick, jangan males-males pakek helm. Apa salahnya coba, cuma pakek helm aja kamu kayak disuruh minum racun, semua kan juga demi kebaikan mu juga Vick, giliran diburu polisi malah kesal."

"aku itu gak mau bikin rambut keren ku rusak gara-gara pakek helm konyol itu Ran". Memutar malas dua bola matanya.

"jadi, ini ceritanya lebih sayang rambut nih dari pada nyawa?." muka masam.

"ya gak gitu juga lah Ran." cengengesan.

"terus apa coba kalau gak gitu, ini hampir UAS loh Vick. Ntar kalau terjadi apa-apa dijalan gimana cobak?"

"udah deh Ran, kayak emak-emak aja kau ngomel muluk dari tadi."

"bukannya gitu Vick, tapi.."

"iya iya... Udah ah jangan khotbah disini Ran, nantik kalau dah sholat jum'at saja, puas²in deh kamu disana." tertawa terbahak-bahak.

"emang keras kepala banget kamu ini ya kalau dibilangin." wajah jengkel nampak jelas pada raut Randi.

"yuk masuk kelas Ran, sudah sampai." tersenyum lebar memperlihatkan barisan gigi rapi nan putih.

"iya playboy cap kaki tiga.." cekikikan.

"huss... Jangan keras-keras Ran, kalau si Ranti denger bisa brabe" celingak-celinguk ke kanan dan ke kiri memastikan sang pujaan hatinya tak berada disekitar mereka.

Wajar si Vicky merasa takut, karna pacar dia itu bukan cuma satu. Di SMAN 4 saja ada dua cewek yang dia pacari Astri sama Ranti, lain lagi di sekolah-sekolah tetangga yang tidak terhitung jumblahnya. Randi heran dengan sahabatnya itu, bisa dengan lihai menutupi kebohongannya hingga tak satupun para pacarnya yang tau mengenai tumpukan pacar yang dia koleksi.

"siap bos, asal traktir bakso ntar pas jam istirahat." tertawa sembari berlari menghindari kejaran Vicky yang memburu perut Randi untuk dicubitnya.

Brakk... Berserakan lah buku-buku diteras depan perpustakaan, Randi menatap kaget kearah si pemilik buku yang dengan buru-buru segera mengambil bukunya. Ia pun ikut membantunya seraya meminta maaf.

Serasa dan Menua BersamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang