Sulit sekali bagi gadis seperti ku untuk berinteraksi dengan yang lainnya,karena kondisi dan kelainan yang aku miliki mereka selalu menjadikan aku sebagai korban Bullying.
Hari sudah semakin sore namun ayah belum menampakkan wajahnya, aku sudah tak tahan ingin buang air kecil. Apa yang harus aku lakukan, haruskah aku melanggar perintah ayah atau berdiam disini.
Dengan separuh keberanian yang kupunya,aku mendorong kursi rodaku menuju Toilet yang aku yakini berada diujung lorong ini.
Dari luar sini sayup-sayup terdengar suara beberapa orang sedang bercanda, salah satu dari suara itu sangat aku kenali, ya pasti dia Caca.
Aku mencoba untuk membuka gagang pintu yang sangat sulit kugapai, dan ya aku berhasil membuka pintu dan pemandangan pertama yang aku lihat adalah Caca dan para kroninya sedang melakukan hal yang sangat diluar dugaan ku. Bukankah selama ini dia dikenal sebagai gadis dengan berbagai keindahan tutur katanya,namun apa ini diselipan jarinya terdapat Rokok yang sedang menyala.
Dia sama terkejutnya dengan ku,namun dengan cepat dia merubah mimik wajahnya menjadi tenang dan tidak terbaca.
"Haii lumpuh...kok tumben kesini, biasanya Lo udah sembunyi dibalik keranjang sayur bokap Lo" diujung perkataanya dia tertawa dengan keras yang disambung dengan para kroni yang lainnya.
"Upss..maaf,jangan masuk kehati ya Kai. Si Caca emang bener kok" dia Rena salah satu kroni bermulut pedas yang sangat suka berkata jorok. Mereka kembali tertawa dengan keras dan memandang ku dengan tatapan menghina.
Tanpa mempedulikan perkataan mereka,aku kembali melanjutkan pekerjaan ku yang sempat tertunda. namun sayang belum dua putar kursi rodaku, dari belakang kursi ini seperti tertarik dengan kuat.
"Mau kemana sih Kai, buru-buru banget. Main dulu sama kita" Caca kembali bersuara dengan memainkan rambut panjang ku yang tergerai.
"Iya ni Kai, kok buru-buru banget sih ga pengen gitu main bareng kami atau ngerasain ini" Sere menodongkan rokok yang diselipkan di jarinya ke mulut ku,namun dengan kuat aku menutup rapat mulutku.
"Ohh udah bisa ngelawan, mentang-mentang selalu diperhatiin sama kak Lintang jadi buat Lo besar kepala kayaknya ya" Caca mengapitkan kuku runcingnya kedalam pipi ku, rasanya sangat perih. rasanya aku ingin berteriak, namun apalah daya hanya air mata yang bisa keluar saat ini.
Tangan dan kakiku seakan kaku saat Sere dan Rena membuka paksa mulutku, dapat ku lihat dari mata mereka terdapat kilatan kebencian yang mereka pancarkan.
"Gue enggak suka Lo deket-deket sama kak Lintang, sengaja kan Lo jadiin lumpuh Lo itu alasan supaya diperhatiin orang. Dan Lo ngga pantes disini, tempat Lo itu di SLB spesiesnya para alien aneh yang cacat" perih sekali saat mendengarnya,namun bagiku selagi dia tidak mengusik ayah dan bunda ku maka tidak akan ku gubris.
"Tujuan Lo dekat-dekat dengan kak Lintang supaya Lo bisa morotin hartanya kan,supaya nilai Lo aman.murahan banget Lo jadi cewek,dan Lo emang ga pantes punya wajah mulus karena kalian para spesies cacat hanya pantas dijadikan barang hinaan"satu tangannya yang membelai wajahku dan satu lagi menusukkan ujung pematik api yang dinyalakan.
"Dan gua tahu sebenarnya Lo itu bisa ngomong,pasti Lo juga akan lapor keguru tentang gue kan. Gue pastiin saat ini bibir busuk Lo ngga akan pernah bisa ngomong untuk selama-lamanya" dengan ujung rokok yang menyala Caca menekannya dibibirku,rasanya bibirku ini akan hangus saat ini.
Aku tidak bisa berontak dan menyanggah perkataannya yang tidak benar itu,namun sekali lagi apalah dayaku. Aku hanya berdoa didalam hati agar Ayahku bisa melindungi ku seperti biasanya.
"Ayah...KAI mohon,bantu kai ayah. Siapapun diluar sana yang mendengar suara ini ku mohon bantu aku,kumohon..." Tangisku dalam hati saat api dari pematik yang menyala itu membakar pipi kananku yang terasa hingga ke pori-pori kulitku.
****
"Kai...maaf ayah Tel..." Duda satu anak itu kebingungan saat melihat kelas anaknya sudah tidak ada lagi orang, dari raut wajahnya tercetak jelas kekhawatiran yang mendalam."Kemana kai...nggak biasanya dia pergi dari kelas,dan kenapa hp nya mati" monolognya sambil berusaha menenangkan pikiran nya yang sudah melayang bebas.
"Kumohon Tuhan.... Jangan biarkan putriku disakiti siapapun"
Dia melangkah keluar dari ruang kelas putrinya dan berteriak mencari keberadaan anak semata wayangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah dalam Hayat
Teen FictionJika kalian bertanya apa keinginan ku dimasa lalu, kini dan masa depan maka jawaban ku tetap sama, yaitu membahagiakan Ayahku memberikan dia segala yang ada didunia ini. Kaisha Auva Nadhira Putriku adalah Ratu tercantik dan terhebat yang pernah aku...